Posts

Showing posts from May, 2012

Sepi.

Sepi di luar. Sepi menekan mendesak. Lurus kaku pohonan. Tak bergerak. Sampai ke puncak. Sepi memagut. Tak satu kuasa melepas-renggut. Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi. Tambah ini menanti, jadi mencekik. Memberat-mencekung pundak. Sampai binasa segala. Belum apa-apa. Udara bertuba. Setan bertempik. Ini sepi terus ada. Dan menanti.

Fanatic Fans.

Pertama-tama kali kumengenalmu, aku tak menyukaimu. Sikapmu berlebihan. Teramat sangat. Bahkan sampai saat inipun aku tak menyukaimu. Maaf. Bukannya aku jual mahal ataupun gengsi. Mungkin saja aku sedikit menyukaimu, aku sedikit berharap padamu. Tetapi, setelah aku bertanya pada sahabatku. Ia justru bertanya balik padaku, " Apakah kamu nyaman dengannya? Sreg tidak? Kalau biasa saja diamkan saja ia, daripada cinta itu dipaksa ." Hal itulah yang membuatku sadar, aku tidak menyukaimu sedikitpun. Aku tidak bisa menerimamu untuk berada disisiku. Sisi hatiku yang kosong ini, yang sebelumnya telah ada seseorang yang sangat aku kagumi serta ku sukai dengan sepuh hati. Iya, aku menyadarinya. Semua ini memang salahku. Aku tidak sengaja memanggilmu dengan kata itu. Aku hanya ingin mengetesmu. Melihat kamu itu orang yang seperti apa. Bagaimana tanggapanmu. Apakah menanggapiku ataukah menjauhiku. Dan hasilnya... Yah kamu justru malah memanggilmu dengan sebutan itu.

Seuntai Kata untukmu :)

Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu sejak dulu. Sampai sekarang aku belum mengatakannya karena..... yah, karena berbagai alasan. Dan alasan utamanya adalah karena aku takut. Kalau aku mengatakannya, reaksi apa yang kau berikan? Apakah kau akan menerima pengakuanku? Apakah kau akan percaya padaku? Apakah kau masih akan menatapku seperti ini? Tersenyum padaku seperti ini? Atau apakah justru kau akan menjauh dariku? Meninggalkanku? Tapi aku tahu aku harus mengatakannya padamu. Aku tidak mungkin menyimpan selamanya . Entah bagaimana reaksimu nanti setelah mendengarnya. Aku hanya berharap satu hal padamu.           Jangan pergi dariku,           tetaplah di sisiku. Prolog dalam "Spring in London" karya Ilana Tan