Akhir Perjuangan Ini.

Lebih dari setahun, kupendam rasa ini .
Perihku ini telah tertutupi .
Aku rapuh, aku lemah .
Ini senyum palsuku kawan .

Tahukah kalian?
Ini rasaku! Bukan rasamu!
Aku tak ingin kalian memiliki rasa ini!
Rasa ini tidak biasa, tidak pula luar biasa .
Hanyalah aku yang mengerti akan rasa itu.

Karena akulah sang terpilih!
Tetapi jangan kau kira aku senang karena hal ini.
Aku sedih, aku terluka.
Semakin sering kata terucap darimu.
Luka itupun terus mendalam.
Dan seiring pedih menyayat kalbu.

Detik demi detik .
Minggu datang silih berganti .
Waktu pun terus berjalan .
Tak pernah sekalipun berhenti berputar atau bahkan terulang kembali.

Mengapa? Mengapa perasaan ini tak kunjung memudar?
Aku merasa lelah.
Aku terlampau frustasi menghadapi semua ini.

Dan, tanpa aku sadari dan aku sangka.
Ia datang tiba-tiba.
Beserta segenap janjinya,
ia akan membiarkanku terbebas dari segala rasa sakit ini.

Kami bertukar kata lewat pikiran.
Dari hati ke hati.
Entahlah, aku tak menyadarinya.

Tanpa sempat terucap kata perpisahan dari kami.
Ia tersapu angin .
Lenyap di kegelapan malam .
Hanya pendar putih yang tersisa.

  Ketika mentari menampakkan wajah.
Menyapa hangat para petani.
  Makhluk-Nya sudah mulai mencari kebutuhan untuk menyambung hidup .
  Mungkin saat itulah permulaannya.

Ia menyentuh pundakku.
Dingin.
Aku tercekam.
  Hatiku tak menentu.
  Aku seperti melihat mawar merah di batu pualam
  Aku terpana, aku terlena.
Ia menawarkan kebebasan lagi kepadaku.

Sedetik berlalu sudah .
AKU MENJERIT!
Membahana hingga menggemparkan dunia!
Melolongkan berjuta namaNya .
Bulat matamu kutatap lekat-lekat.
Kubelai mahkota terindahmu .

Kau tetap mengacuhkanku.
  Aku disini!
Lihatlah kepadaku!
  Aku berjanji takkan meninggalkanmu!

Tetapi inilah aku yang  sekarang, aku berbeda denganmu.
Suatu saat nanti akan kuberitahu semua tentang rasa itu padamu.
Saat mentari tak lagi bersinar.
Agar kau mengerti, betapa besarnya pengorbananku.

Kumohon, jangan kau simpan dendam padaku .



This poetri was wrote by me when my teacher asked my friends and I to make a poetri to give score.

Sincerely,
White Rose :)




Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah