Rindu

Rindu itu hadir ketika kau tak lagi di sisiku.
Aku takkan mampu mengungkapkan sebuah kata lagi.

Sesungguhnya, aku merindukanmu.
Sesungguhnya, aku sangat merindukanmu....

Kuulangi sekali lagi, sangat merindukanmu.........


Saat ini, penulis sedang dalam puncak rindunya (pake banget) dengan seseorang nun jauh di Kalisari sana.
Oh maaf, aku tak tahu pasti tempat tinggalmu yang sekarang.
Kamu yang tiada kabarnya semenjak wisuda itu...................... #kabur #okesip


Dan ketika gengsi pun mengalahkan segalanya.



Apakah kabarmu hari ini?
Bagaimanakah rupamu saat ini?
Apakah seperti tiga bulan yang lalu?
Saat terakhir kali kita bertatap muka.
Bahkan tanpa sepatah katapun.

Apakah kamu sudah menemukan tambatan hatimu?
Apakah kamu sudah menduduki bangku kuliah, sama sepertiku?
Apakah kamu hanya berdiam diri, menunggu berlalunya satu tahun yang terasa lama bagimu tapi terlalu cepat bagiku?
Apakah kamu, ya, apakah kamu masih seperti kamu yang dahulu?

Tahukah kamu? Aku merindumu.
Tahukah kamu? Aku menanti pesan singkatmu.
Tahukah kamu? Aku menanti kabar baikmu.
Tahukah kamu? Aku tidak bisa melupakanmu sampai saatnya, mungkin belum...

Sahabatku berkata bahwa sangat beruntung sekali dirimu, bisa menjadi beberapa topik pembicaraan di blogku.
Selamat untukmu!
Selamat menemukan tambatan baru hatimu.
Selamat menjadi seorang penegak hukum yang tangguh.
Selamat dan semoga sukses selalu untukmu. Untuk kita.


Do'aku hanya satu,
"Selamat berjuang lelaki tegar, tetap tersenyum dalam menghadapi masa depan." :)

P.S : Don't you remember about that pray? When I was 17th, I've got that wish from you and surely that was the greatest wish that I've ever had. You must know that I always remember your wish and LOL, your reason, exactly.


Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah