Aku, Kamu, atau Kita yang Tidak Peka? (II)


Mengapa kamu repot-repot mengirimkanku pesan singkat selamat pagi, selamat malam serta selamat tidur setiap hari?

Mengapa kamu terus menerus menyuruhku sholat 5 waktu dengan tepat waktu?

Mengapa kamu mau membangunkanku tengah malam (walau hanya lewat telepon tentunya) hanya agar aku belajar untuk ujian akhir semester?

Mengapa kamu menanyakan pekerjaan rumah setiap hari kepadaku? Padahal kamu mengetahui bahwa aku sangatlah malas untuk mencatat. Dan mengapa aku mau memalas pertanyaanmu itu?

Mengapa ketika pekan uas berjalan, kamu setiap pulang sekolah selalu ke rumahku? Bahkan terkadang kamu duluan yang sampai di rumahku. Hahaha. Aku terkikik mengingat hal itu. Mengapa aku memperbolehkanmu belajar di rumahku padahal kita tidak pernah menjadi teman yang benar-benar dekat?

Dan hahaha aku teringat ketika suatu hari, kita belajar benar-benar sampai larut malam, kau, teman-teman, dan aku tertidur di rumahku sampai pukul dua pagi. Aku masih mengingat pelajaran untuk esok hari adalah matematika, pelajaran yang kamu jagokan. Kamu tertidur terlebih dahulu di sebelahku yang sedang belajar sendirian dan aku pun menyusulmu. Ketika aku memuka mataku, aku tidak sadar, tidur berhadapan denganmu, dan saat itu entah mengapa aku tidak ingin duduk terbangun dan mengakhiri semua itu. Temanku berkata, kita tidur membuat sebuah bentuk, love. Lucu sekali bukan? Dan lagi-lagi mengapa aku tidak ingin terbangun dan mengkhiri tidurku?

Kemudian, pertanyaan terakhirku. Mengapa kamu mau memanggilku Nada? Disaat yang lain memanggilku Rina? Mengapa hanya kau yang memanggilku dengan panggilan itu? Alasan yang kamu ucapkan saat itu, “lebih enak memanggil Nada soalnya.” Dan mengapa aku mau dipanggil Nada olehmu?



Tahukah kalian? Semua itu hanya berlangsung selama....yak, hampir dua bulan saja. Aku bahkan lupa siapa yang mengakhiri kedekatan kita saat itu, sepertinya sih diriku. Aku yakin.

Maafkan aku karena aku yang tidak peka terhadapmu, aku masih saja membicarakan dirinya saat bersamamu padahal aku mengetahui bahwa dia sudah menyukai seseorang.

Maafkan aku yang tidak pernah bisa memahamimu, padahal kamu bisa memahami setiap masalahku. Seperti ketika aku benci dengan teman sekelompok pembuatan film di sekolah, kau yang menenangkanku.

Dan sekarang, ketika kita sudah dipisahkan oleh jarak,
                    ketika kita sudah dipisahkan oleh sang waktu,
                   ketika perasaan yang mungkin pernah ada telah berubah,
                    ketika kamu telah mempunyai seseorang yang mencintaimu.

Aku hanya dapat terdiam, hanya bisa merenungi semua kebodohanku, hanya mampu menyesali ketidakpekaan diriku.

Apakah masih dapat kuulang kembali waktu itu? Memperbaiki semua kesalahanku, yang telah melewatkan semua kebaikanmu.

Aku merindukan kebaikanmu, ketulusan hatimu, kesopananmu, kesantunanmu, keramahanmu, ketampananmu, kecerdasanmu, kepolosanmu.

Ya, aku merindukan semua tentangmu, L.


Sincerely,
White Rose :)

Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit