Forum Indonesia Muda


     Dear para recruiter Forum Indonesia Muda 19. Semoga bisa menyempatkan diri membaca tulisan saya yang ini ya! Ingin sekedar menambahkan, karena tulisan saya di essay begitu….objective? Tulisan ini, ingin memberikan sudut pandang subjective saya, curcol sih sebenarnya. Dan sebelumnya, izinkan saya memakai bahasa tulisan saya, memakai gaya penulisan saya, menjadi diri saya sendiri.


      Forum Indonesia Muda.

     Gue mengetahui FIM sejak 2 tahun yang lalu. Gue sudah membuat akun dan membaca setiap pertanyaan, kemudian tidak submit karena frustasi melihat pertanyaannya yang bejibun serta tema yang gak gue pahami sama sekali. Tahun lalu, gue juga mencoba untuk mengisi setiap pertanyaan yang diajukan pada menit terakhir dan membuat gue sedikit gila, ditambah surat rekomendasi yang belum dikirim ke Diana, rekomender gue. Essay dan project yang gue tulis, menurut gue cukup…..yeuh, apa nih, gak jelas. Tahun ini, gue menargetkan untuk mendaftar FIM kembali. Gue tulis besar-besar di depan meja belajar gue, 2017 FIM 20 hahaha salah angkatan gapapalah ya.

     Awalnya gue bahkan sangat tidak niat mendaftar FIM. Ah udahlah, gue ingin masuk FIM karena ingin menambah daftar CV gue. Gue bahkan telat mendaftar grup pendampingan Kece, gue chat Kang Edhu dan Nai buat buka oprek lagi. Lalu masuk grup pendampingan batch 2 yang grupnya super besar, bukan Nisrina banget. Karena gue lebih banyak menghabiskan waktu di Bandung, Diana mengajak gue untuk pindah regional, dari regional 1 ke regional 2, which is regional 2 itu regional Bandung. Kepindahan gue ke regional 2 inilah, menyebabkan gue mengenal Ijal dan Fadjrin. Ijal supervisor gue, dan Fadjrin supervisor Diana serta #TemanCerita gue. Ijal dan Fadjrin yang super bawel mengingatkan gue untuk submit sejak H-5. GIMANA GUE GAK KEPIKIRAN MULU WOY. But, terima kasih. Gue emang deadliners, makanya gue sangat berterima kasih karena sudah diingatkan secara personal. Mereka jugalah salah dua orang yang membuat gue semangat buat submit dan berjuang sampai akhir. Apalagi Fadjrin! Gue masih inget 5 kali dia bertanya, “Nis, yakin lolos gak?” Lima kali juga gue jawab, “Yakin, Jrin!”

     Gue masih ingat ketika pertama kali supervisi. Kelompok gue dan Diana digabung, which is Ijal dan Fadjrin digabung. Fadjrin bertanya satu persatu ke setiap calon peserta, “Kenapa sih kamu mau ikutan FIM?” Saat itu, yang ada dipikiran gue adalah Teh Yanti, Kang Edhu, Isal, Nai, Teh Juan, Teh Uli, Chantik, Mas Gun dan istri, Dokter Fina. Gue ingin menebar kebaikan lebih luas lagi, gue ingin jadi seorang inspirator. Udah gitu doang alasan gue. Tiga minggu pendampingan, membuat gue sadar kalo FIM itu bukan sekedar organisasi besar yang mencetak orang besar. FIM besar karena memang alumninya-lah yang membesarkannya. Kaya ITB. Bukan karena nama besar ITB, tapi karena mahasiswanyalah yang membesarkan namanya. Dan ini merupakan tugas gue untuk jadi orang keren itu yang mengharumkan nama FIM.

     Hal lain yang membuat gue sangat ingin masuk FIM tahun ini adalah karena tahun depan gue menargetkan untuk lulus koas, which is gue mungkin ga akan memberikan waktu banyak untuk Kece. Ditambah tahun depan, umur ade gue sudah bisa mendaftar FIM. Gue pengen gue duluan yang menjadi contoh buat ade gue. Ini loh de, FIM tuh kaya gini. Sebenernya gue tetep yakin sih ade gue punya langkahnya sendiri. Dan yang pasti, gue gamau seangkatan dengan ade gue hahahaha. Makanya, gue harus masuk FIM tahun ini dan kontribusi penuh selama setahun, bahkan kalo perlu as long as I can. Gak percaya sama komitmen gue? Gue akan berkomitmen lebih pada sesuatu yang sejalan dengan visi gue dan gue menemukan itu di FIM. Tiga minggu pendampingan membuat gue yakin, FIM itu rumah gue. Gue harus berada di sini. Selama pendampingan juga membuat gue terus bergerak positif. Gue gak pernah tuh yang namanya buka IG buat ngepoin orang atau baca webtoon selama 3 minggu itu. Tapi koas gue tetep jalan dan berprogress. Disitulah gue merasa diri gue sangat produktif. Satu lagi mimpi gue, gue akan menjadi seseorang yang bakal dikangenin ketika gue meninggalkan FIM Kece.

     Bismillah, I did ma best. Dan ini saatnya gue bertawakal. Kudu dikencengin lagi doanya, tahajjudnya, hajatnya, istikhorohnya, sholawatnya. Sholat wajibnya di tepat waktu. YaAllah, hanya Engkau yang mampu membolak-balikan hati recruiter. Bismillah! Laa haula wa laa quata illa billah.






Bandung, 20 Agustus 2017
-White Rose-

Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit