Februari

Sugeng ndaluh :)
Sudah bosen ya didahulukan dengan menanyakan kabar kalian? Baiklah, aku mendoakan agar kalian sehat, berlimpah rahmat serta rezeki di penghujung Februari ini.


Mengapa judulnya Februari? Aku kan tidak lahir di bulan Februari, bukan?
Oh, memangnya salah ya kalo aku menulis judul seperti nama bulan saat ini? Tidak kan? So, please, be simple.

Nothing spesial in this month, expect kelinglungan saya yang bertambah karena kesendirian yang terus merasuk dalam kalbu. Aku berusaha sibuk sana sini, tetapi mengapa aku selalu terjebak dalam ruangan kosong itu? Ruangan itu sepi, tiada perabotan di dalamnya, gelap, sunyi, tiada akhir serta tiada awal, tiada batas. Konon katanya, ruangan itu bernama ruangan kesendirian.

Pertanyaannya, mengapa aku bisa terjebak? Aku sendiri tak pernah mendapat jawaban pasti atas pertanyaan yang telah aku ajukan itu. Aku bingung. Entah, seperti kesepian, mungkin?

Hidup sendiri di kosan, sahabat ada, tetapi yang sejati? Mana kutahu? Aku menganggap mereka sahabat, tetapi mereka? Entahlah, hanya Tuhan yang tahu. Sampai saat ini aku merasa lost kontak dengan semua sahabatku, baik sahabat ketika kududuk di bangku sekolah dasar dan sekolah menengah. Tetapi, aku masih sedikit berhubungan dengan sahabat SMA-ku, barangkali sekedar bertanya pertanyaan tentang perkuliahan.

Yang kusadari, mengapa selama ini aku tidak menanyakan kabar mereka? Apakah aku terlalu sibuk untuk memperhatikan mereka sehingga keindividualisan itu ada? Maafkan aku sobat, aku sayang kalian, surely. :)



              Februari, dua tahun yang lalu, tepat sehari sebelum tanggal ini. Aku merayakan, tidak sebenarnya hanya memberi kejutan pada ayah, dengan memberikannya kue ulang tahun beserta lilin yang berupa angka 43. Itu ulang tahun terakhir serta ucapan selamat yang terakhir kuberikan padanya, langsung dengan tatap muka. Pada waktu itu belum mengetahui, jika meniup lilin adalah haram hukumnya. Aku hanya ingin menyenangkan Beliau. Dan entah mengapa saat itu terasa seperti, "Gue harus ngasih yang spesial sama ayah di tahun ini! Gak boleh ditunda sampe tahun depan! Tepat dihari ulang tahun ayah ke 43 ini." Okelah, ternyata firasatku benar, itu ulang tahun terakhir ayah. Dan, sampai sekarang ia tidak akan pernah berulang tahun lagi. Sudah dua tahun, Yah. Hampir dua tahun.
              Ketika, sekitar kelas 6 SD dengan konyolnya gue berantem sama ayah tepat sehari sebelum ulang tahun ayah. Kami tiada berpatah kata, di samping ayah yang selalu sampai rumah hingga larut malam. Aku pun tidak sempat mengucapkan selamat ulang tahun di ulang tahun ayah tersebut, dan esokkan aku langsung menyesal tiada tara. Berlebihan memang.

Asal kalian tahu, aku sangat sayang kepada ayah, bahkan melebihi sayangku kepada Ibu. Mungkin karena di dalam darahku terdapat darah yang sama seperti darah ayah. Ibuku selalu iri karena ayah lebih sayang kepadaku dibandingkan adik-adikku, selalu membelaku, memperjuangkan seluruh cita-citaku, serta mengabulkan keinganku. Kenapa, Yah? Kenapa? Sejak dahulu, aku tidak mempunyai sosok inspirasi, tapi sekarang. Engkaulah seorang inspirasiku. Yah, aku tidak bisa mengetik lebih lama lagi. Aku tidak dapat mendeskripsikanmu lebih rinci. Pipiku telah dibasahi oleh air yang terjun dari tulang lakrimalisku.

Aku takut, Yah, karena telah kehilangan sesosok pemimpin berharga dalam hidup ini. Aku kehilangan mata angin yang teloah menuntunku sejak kecil. Yah, bolehkah kutanyakan apa kabarmu di sana? JAWAB YAH! JAWAB! Ayah aku ingin mendengar suaramu kembali. Aku rindu senyuman yang tercipta dari bibirmu. Aku rindu diimami solat setiap subuh, maghrib, dan isya oleh ayah. Aku rindu gertakanmu untuk solat tepat waktu. Memandangi fotomu pun percuma, tiada kata terucap dari bibirmu, sunyi.. Walau pun engkau hadir dalam mimpiku, toh ketika aku terbangun engkau akan pergi juga. Sekarang yang bisa kulihat hanyalah memori tentangmu, bukan jasadmu.


Yah, aku rindu semua tentangmu. Kembali, yah. Kembali......... Walau kutahu, kita tidak mungkin dapat dipertemukan kembali. Kecuali, jika ajal sudah menjemputku. Sampai bertemu di lain waktu, Yah. Mungkin di Februari-Februari bertahun-tahun yang akan datang.

Me,
White Rose {}

Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah