Without Expression


Haloo halo, selamat malam. Apa kabar dunia? Wah sudah lama gak mampir ke sini ya, by the way kangen loh aku curhat di sini. eh tunggu, maksudnya menyampaikan isi pikiran di sini.
Oiya, malam ini doaku selalu sama, supaya kamu dapat menapaki langkah awal cita-citamu di tahun ini, untuk kamu, yang tiada pernah bersapa kembali sejak..entah kapan, aku bahkan lupa untuk mengingatnya.

Oiya, anyway mau cerita sedikit nih. Dua hari yang lalu badanku terasa sangat tidak enak. Meriang, terus malemnya panas tinggi, kaki sama tangan dingiiin banget, leher pegel banget, gak nafsu makan, setiap mau makan mual, lidah kelu pahit. Terus gue trauma, hmm yaa..gue inget ayah, terus gue parno gituu hahaha. Dan kata dokter, ini gejala db *langsung shock* Tapi, Alhamdulillah teman-teman aku masih perhatian sama aku, masih pada care nyuruh aku berobat (walaupun ada sedikit modus tentunya).

Dan yang pasti temen-temen gue tau kalo gue sangat amat jarang makan. Makan aja sehari sekali, gimana mau gak sakit cooyy..

Kenapa gue jarang makan? Karena gak ada yang ngingetin  gue lupa melulu. Duuh, ini bukan kode loh :p iya, untung temen-temen aku pada care mendoakan aku semoga cepat sembuh, soalnya sebentar lagi mau ujian. Terima kasih teman-teman. I love more <3


Di sini gue juga mau cerita, tentang temen gue di FKG,  oiya karena gue baru aja membaca blognya si Alit, dia kalo ngomongin orang make nama samaran. Okelah, mulai sekarang kalo perempuan kita panggil Sakura, kalo laki-laki jadi pacar aku sebut saja Nobita.

Jadi gini, gue punya temen di FKG, namanya Nobita, dia itu…gak punya ekspresi SAMA SEKALI. Noh gue capslock GAK PUNYA EKSPRESI SAMA SEKALI. Nih gue capslock, bold, dan italic. GAK PUNYA EKSPRESI SAMA SEKALI. Perlu gue capslock lagi? Udah ah cape. Oke jadi dia gak punya ekspresi kan, alias ekspresi datar. Ehem… ekspresi datar. That is remembering me about someone. Someone who was opened my mind with his point of view.

Jadi gini, pernah waktu itu gue sms Nobita dua kali buat ngirimin tugas dia ke email gue, dia gak bales gue kira udah dikirim tuh email, nah dodolnya gue baru ngecek sehari sebelumnya, eh kampredus sampe H-12 jam tugas itu dikumpulin belum dia kirimin. Oke gapapalah gue maafin kesalahannya. Minggu depannya gue sms lagi Nobita suruh ngirimin tugas kelompok lagi. Pas gue tanya, “Nob, lu nerima sms Mikrobiologi gue gak?” eh dengan muka tanpa ekspresi dan tanpa penyesalan dalam nadanya dia berkata, “Wah gue gak dapet sms dari lu.” Dan, abis itu dia langsung ngeloyor jalan tanpa memperdulikan gue.

WOYYY!! ELU GAK TAU YA BETAPA SABARNYA GUE MENUNGGU (EMAIL) ELUU!

Hiks. Gue merasa terdzalimi.

Udah deh sakit hati kalo inget Nobita mah. Harus berubah nama dulu jadi Sabar kalo ngobrol sama dia. Oiya pernah juga si Nobita lagi ngedanus, kebetulan gue lagi laper, pengen beli. Dan gue bilang ke dia, “Nob, itu sisa dua buat gue ya, nanti pas istirahat gue beli.” Udah tuh, dia ngangguk doang. Gue kira, wah diiyain nih sama Nobita. Nah, pas istirahat gue tanyain ke Nobita, dia jawab, “Loh, emang lu bilang ke gua?”

“..........................................................” *kemudian gue pun berdzikir dalam hati*

Lalu (lagi-lagi dengan tampang datarnya) dia bilang, “Yaudah lain kali kalo lu beli gue sisain, dan lu bayar dengan harga yang lebih murah.” Nah yang ini gue gatau dia beneran apa bercanda. Abis ga berekspresi sih…… Lelah gak sih punya temen kayak dia? Udah gak ada ekspresi, lemot pula.

Oke, sahabat gue pernah keceplosan ngomong ke Nobita, “Nob, hati-hati sama Mawar. Lo tuh mirip sama *sensor*. Hati-hati kalo Mawar suka sama lo.”

Njriiit! Lo temen gue bukan sih? Frontal amat jadi manusia -__- untung Nobita ga punya ekspresi dan udah punya pacar. Maksud gue, walaupun mereka mirip tapi gue ga suka kok tenang aja. Sumpah. Tapi kemudian gue jadi inget kata-kata orang yang ekspresinya datar satu lagi, “Selama janur kuning belum melengkung mah gebet aja, Nad.”


JLEB…..

“Nad….”

How could I forget the special name from you? You are the only one. Even I don’t tell you to call me like that. You did it of your own accord. I miss wasting time with you. I miss every single thing that we did. Please, don’t go. I just can’t stand alone here. I need you.....


Oiya, jangan cuma jadi pembaca setia blog gue doang dong, kalo ada komentar ato ada sanggahan, boleh kali di komen :D Mercyyy.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Belasan tahun aku tinggal di rumah ini. Tempat berlindung dari terik matahari dan hujan badai. Tempat aku beristirahat di panasnya siang dan dinginnya malam. Rumah ini memiliki dua lantai dengan cat dominan warna krim. Ada teras dan pagar yang membatasi dan mengamankan rumah. Dahulu teras tersebut berisi berbagai macam tanaman ibu, tapi sekarang sudah dibongkar untuk garasi mobil. Empat kamar tersedia di dalamnya. Kamar aku dan kedua adikku, serta kamar ibuku. Tidak terlalu luas, namun tidak terlalu sempit. Seharusnya, aku bersyukur memiliki rumah yang dapat ditinggali setiap hari. Kata  mahfudzot  Arab: Rumahku, istanaku.  Baitii jannatii.  Namun bagiku, rumah ini tidak seperti istana. Dapur yang sempit. Keran kamar mandi sering bocor. Air hangat sering tidak menyala. Air sering macet. Dinding mengelupas. Orang tua yang sering mengekang. Sungguh, terlalu banyak hal yang membuatku tidak nyaman tinggal di rumah orang tuaku. Aku ingin memiliki rumah sendiri. Aku ingin ...
Read more

Hiduplah karena Ingin Hidup

Hidup di dunia itu sifatnya sementara. Hidup yang kekal, ya di akhirat. Lantas mengapa manusia seringnya berlomba-lomba untuk mencapai hal terbaik di dunia? Padahal, hidup di dunia tujuannya untuk mencari bekal dan tabungan di akhirat. Bukan untuk dinikmati sementara. Dunia itu fana, akhirat yang kekal. Adakalanya, manusia ingin melanjutkan hidup bukan karena keinginan dalam diri sendiri. Melainkan karena orang lain. Orang tua, kekasih, anak. Memikirkan orang lain. “Kalau tidak memikirkan anakku, aku pasti memilih mengakhiri hidup.” “Aku bertahan hidup karena ada orang tua yang harus aku jaga.” Padahal, hiduplah karena diri sendiri ingin bertahan hidup. Hiduplah karena ingin menikmati sisa usia. Hiduplah karena hidup adalah keinginanmu. Jalani hidup kita dengan baik, sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menikmati hidup dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya menghargai setiap keputusan yg dipilih, enjoy dalam menjalankan kehidupan, tidak menjalankan ...
Read more

Sepatu Favorit

Sudah dua tahun aku hidup bersama Nisa. Aku selalu mendampingi Nisa di luar rumah. Langkah demi langkah, kami lalui bersama. Saat matahari sedang terik-teriknya, aku menemani Nisa berjalan melewati jalanan beraspal di Ibukota. Kami berjuang bersama di tengah udara kotor hasil pembakaran mesin kendaraan bermotor. Menghirup oksigen yang sudah banyak terkontaminasi karbon dioksida dari ratusan kendaraan bermotor di Jakarta. Suatu ketika Nisa mengajakku ke daerah baru yang lebih sejuk. Kami menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Jakarta dengan menggunakan mobil yang dikendarai oleh Nisa. Hari itu hari Minggu. Kami berangkat sebelum matahari terbit, sesudah Nisa melaksanakan sholat Subuh. Selama perjalanan, matahari belum menampakkan batang hidungnya. Langit terus berwarna kelabu. Setetes dua tetes air turun dari langit menimpa kaca depan mobil. Nisa bergegas menyalakan penyeka kaca depan agar pandangannya tidak terhalang oleh air hujan. Hari itu hujan sangat deras. Nisa turun dari mobi...
Read more