Teruntuk Teman-Teman SD-ku
8 tahun yang lalu, ketika seragam putih merah tidak lagi
menjadi pakaian sehari-hari yang aku kenakan saat berangkat ke sekolah. Masih
teringat jelas dalam benakku, wajah kalian yang masih imut, polos, dan tak tahu
apa-apa. Raut wajah anak usia 12 tahun yang baru saja melepas statusnya sebagai
murid sekolah dasar. Wajah mereka yang aku sendiri pun tidak tahu, apakah nanti,
5-10 tahun yang akan datang masih seperti saat itu ataukah sudah banyak
perubahan.
Kalian adalah teman-teman terbaik yang pernah aku miliki. Menghabiskan 6 tahun bersama kalian dalam satu ruangan, melalui serangkaian masa kecil bersama kalian. Membuatku berpikir, ada yang tidak dapat diganti dari semua itu, yaitu kebersamaan. Mungkin aku pernah galak, jutek, sinis, manja, atau meremehkan salah satu dari kalian, tapi percayalah, dulu aku hanyalah seorang siswi sekolah dasar yang masih belum paham mengenai hakikat. Kita pun masih sama-sama kecil saat itu. Maafkan kekhilafanku, sobat.
Kini, setelah usiaku menginjak 20 tahun, begitu pula usia kalian. Aku tersadar, teman-teman kecilku sudah beranjak dewasa….
Temanku yang dulu menggendong adiknya ketika orang tuanya
menjemput seusai bel pulang berbunyi, sekarang sudah bisa menggendong buah
hatinya ketika kami berpapasan di jalan.
Temanku yang biasanya harus meminta uang jajan terlebih
dahulu kepada orang tuanya, sekarang sudah bisa membiayai hidup mereka sendiri.
Teman-teman perempuanku yang dulu memakai make up hanya
ketika sedang diadakannya pentas tari, dan itupun dipakaikan oleh ibu masing-masing,
sekarang tanpa bantuan orang tua kalian, kalian sudah bisa merias wajah sendiri,
bahkan untuk pergi ke kampus pasti wajah kalian tak luput dari polesan tipis
bedak dan lipstick.
Teman laki-lakiku pun begitu, yang dahulu hanya bisa
mengajari aku menaiki motor, sekarang sudah pergi kemana-mana dengan
menggunakan mobil, tentunya dengan menggandeng kekasih masing-masing.
Temanku yang dulu ingin sekali menjadi seorang tentara
wanita, kini cita-citanya sudah berada di separuh jalan. Begitupula dengan
teman-teman lelakiku yang lain, yang ingin menjadi polisi, bahkan mereka sudah
ada yang menggapai cita-citanya.
Temanku yang sudah melanglang buana ke luar negeri, untuk
mengikuti perlombaan karya ilmiah dan berhasil memenangkannya. Temanku yang
menjadi seorang ustadz di sebuah pondok pesantren, dan temanku yang sudah pergi
terlebih dahulu menghadap Illahi.
Atau temanku yang dulu ingin kuliah di kampus favorit mereka,
kini mereka telah mendudukinya. Mimpi yang dulu hanya sekedar mimpi, kini
menjadi kenyataan. Menjadi seorang mahasiswa Fakultas Teknik Pertambangan dan
Perminyakan ITB, atau mahasiswa Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB, mahasiswa
Teknik Kimia UI, mahasiswa Fakultas Fisika Universitas Negeri Surabaya, mahasiswa
Universitas Negeri Jakarta, mahasiswa Institut Pemerintahan Dalam Negeri,
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Politeknik Kementrian Kesehatan,
mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta, mahasiswa Gunadarma, atau mahasiswa Unpad
seperti aku. Hahaha rasanya sedikit rasis jika berbicara tentang universitas
dan fakultasnya, biarkan mereka menjadi matahari yang bersinar pada
universitas, fakultas, dan jurusannya masing-masing.
universitas, fakultas, dan jurusannya masing-masing.
Aku tidak bisa membayangkan, akan jadi apa ketika kelak kita bertemu kembali? Apakah kalian sudah sukses menjadi seorang guru? Atau menjadi seorang pejabat pemerintahan? Aku bukan Tuhan yang mengetahui jalan hidup seseorang. Semua ini tergantung dari diri kalian masing-masing, mau menjadi apa kalian kelak. Semangat terus sobat! Untuk kalian yang masih berusaha mewujudkan mimpi kalian yang sudah diambang penyelesaian, jangan pernah patah arang. Karena aku di sini juga sama seperti kalian, berusaha mencapai cita-citaku. Kalian adalah sahabat yang tidak pernah mati dalam kenanganku, walau mungkin kalian sudah melupakan diriku, tapi aku berjanji, kalianlah sahabat-sahabat pertamaku…..
Teruntuk teman-teman SDku, SDN Percontohan Baru 01 Pagi.
Desinaya Agdi, Lisa Marie Zulkarnain, Sarotul Musabbihah,
Nuzulia Rahma Firani, Raina Maharani Akib, Adrian Syahmi Dewanto, Risky Isda
Ananda, Mohammad Syaiful, Erfath Garaudy Raziq, Muchamad Januar Irfan, Muhammad
Irfan, Adylia Syafitri, M. Pandu P.Hutagalung, Aldi Kurniawan, Reynaldi Dwi
Maulana, Sigit Dwi Pamungkas, (alm.)Dicki Hariadi, Irvan Faturrahman, Iqbal
Arismunandar, Diah Komalasari, Nova Milina, Andi Wibowo, Bima Aji Sambodo, Nila
Katrin Ananta Tomy, Martin Yosua Pradipta, Cicilia Anggraini, Liana Aprillia,
Asna Dwi Lestari, Irwanda, Rhisma Hilda Prawita, Suhartini, Altis Ibnu Hajar,
Lingga Wanahari Saputra, Julianus Marthin Dahlin N., Nurul Ismayadhani, Pratama
Wibowo Putra, Sukma Ardiansyah, dan semuanya yang tidak bisa aku sebutkan satu
persatu.
PS: Kapan kita ada waktu untuk berkumpul lagi? Yuk diagendakan, aku kangen loh, gak boong :”
Cahabadh celamana |
Ki-Ka: Katrin, Zella, Desinaya, Raina (atas), Lisa, Ninis, Tini |
Comments