Aku, Tuhan, dan Kesendirianku
Aku
menyukai tempat sepi, rasanya seperti menyukai seseorang dalam diam. Aku mencintai
ketenangan, rasanya seperti mendapatkan energi baru ketika berada seorang diri.
Damai, tentram, menyejukkan.
Selama
ini jika aku menyendiri di tempat sepi, aku merasa bahwa aku hanya sendiri,
bersama buku jika aku sedang membaca novel, atau tablet jika aku membaca
online. Haha, ternyata aku baru menyadari bahwa selama ini aku tidak pernah
sendiri. Tuhan bersamaku, Ia mengamatiku dari Arsy-Nya. Ia bisa mendengarkan
ceritaku kapanpun, dimanapun, bahkan tanpa perlu aku ceritakan. Inilah alasan
mengapa sampai saat ini aku masih mempertahankan status jomblo. Ups.
Hey,
aku masih punya Tuhan tempatku meminta, karena manusia bisa saja tidak akan
memberikan apapun pada kita. Aku mempunyai Tuhan tempatku berharap, yang jika
saat ini harapanku belum dikabulkan-Nya, maka suatu saat nanti Tuhan pasti akan
mengabulkan permintaanku. Ah, mungkin saja tidak, jutsru menggantinya dengan
yang lebih baik. Aku tahu Tuhan Maha Pemberi. Jika ternyata permintaanku tidak
dikabulkan sama sekali, aku tahu, mungkin aku kurang sering meminta, mungkin
aku kurang berdoa, mungkin aku telah melakukan kesalahan kecil sehingga membuat
Tuhan enggan memberiku hadiah.
Tuhan,
terima kasih telah mendengar doaku. Maaf, Tuhan, aku masih belum dapat menjadi
manusia yang sempurna, menjadi hamba yang selalu mengingatmu dikesendirianku. Tapi
aku terus berusaha, agar Engkau ridho terhadap setiap perbuatanku.
Rektorat Universitas
Padjadjaran, 20 November 2015
-White Rose-
Comments