2017 was......(part 1)

     2017 was the best part of my life?

     Di 2017, gue benar-benar belajar untuk keluar dari zona nyaman. Gue mencoba mengalahkan ketakutan gue. Gue mencoba untuk memulai sesuatu yang baru. Gue mencoba untuk mendobrak pintu yang selama ini terkunci. Selama 2017 pula untuk pertama kali dalam sejarah perkuliahan, gue lebih memilih koas dibandingkan organisasi. Di tahun kemarin pula, gue mengalami dua kegagalan yang membuat gue cukup belajar, serta berkenalan dengan banyaaaak teman baru yang menginspirasi gue untuk berbuat kebaikan lebih luas lagi.


     Let’s have a little throw back, to remind me what happened in 2017...

     Maret, menyelesaikan stase eksodonsia dengan segenap kemampuan gue. Masih teringat dengan jelas di benak. Saat itu, gue harus memilih antara koas dan suatu kompetisi. Gue memilih untuk koas. Begini ceritanya….

     Poin eksodonsia gue berada jauuuuh sekali dari 9 teman-teman yang lain, sepertinya berada di posisi kedua bawah dari total 10 anggota kelompok. Total gigi gue yang sudah gue cabut baru 24 dari 30 gigi. Di saat teman-teman lain sudah mencapai angka 25 ke atas. Secara logika, sangat tidak mungkin gue dapat menyelesaikan requirement gue dalam sekali pertemuan. Lalu gue pun menyusun strategi agar gue dapat selesai bersamaan dengan beberapa teman yang lain agar tidak tertinggal untuk laporan stase bedah mulut eksodonsia dan mendapatkan stase RSHS urutan terdepan.

     Di saat itu pula, gue mengikuti sebuah kompetisi. Kompetisi yang sangat gue idamkan dan gue sangat berusaha penuh untuk meraihnya. Usahanya berupa belajar, berlatih, dan berdoa (ini serius). Allah mengabulkan doa gue. Lolos babak pertama, mungkin membuat gue kurang bersyukur. Gue berhenti berdoa, dan berhenti solat malam. Esok harinya saat kompetisi hari kedua, diberikan jadwal untuk pelatihan selama 2 bulan ke depan. Terdapat satu hari yang bertepatan dengan jadwal gue eksodonsia. Galau. Jika gue lanjut, maka strategi gue tidak akan pernah terjadi. Tahun baru 2018 pun mungkin gue masih berada di stase RSHS. Mungkin, jika saat itu gue tidak meragukan adanya kuasa Allah. Gue akan maju untuk keduanya. Saat itulah pertama kalinya gue berusaha untuk memilih, dan pasrah pada pilihan yang sudah gue ambil. I believe in Allah’s plan. Gue memilih untuk melanjutkan target gue, menyelesaikan rencana-rencana yang sudah gue persiapkan dengan matang. Alhamdulillah, dengan segala usaha dan atas izin Allah juga, I’m in OS 167.


Di bulan Maret pula, gue pertama kali berkenalan dengan @intipjurusan. Allah, melalui perpanjangan tangannya, mengarahkan gue untuk menemukan sebuah website yang memiliki tujuan kebaikan, yaitu mengarahkan adik-adik SMA agar tidak salah dalam memilih masa depan mereka. Saat itu websitenya belum sekeren ini. Silakan di klik di link ini jika ingin kepo :D Awalnya nge-DM untuk menulis, namun tiba-tiba ditawarkan untuk live di Instagram pada bulan April. Such an honour sekaliii. Terima kasih untuk @fahmiaujar yang sudah memfasilitasi gue untuk memperkenalkan FKG Unpad ke adik-adik SMA dan juga menginspirasi gue untuk berbuat kebaikan :”)


April. Bulan terbentuknya sebuah organisasi baru di FKG Unpad yang bernama DentX. DentX dibentuk karena pihak dekanat FKG Unpad ingin mempunyai sebuah tim pengabdian FKG Unpad yang terintegrasi. So, dileburlah DentsDO (Dentist Day Out), DSV (Dental Student Volunteer), PPM Fosikagi  (Pengabdian pada Masyarakat Forum Silahturahmi Kedokteran Gigi Islam) menjadi sebuah tim pengabdian. Mungkin visi misi kami berbeda, jadi sampai saat ini organisasi yang akhirnya diberi nama Pradipa melalui proses voting ini, akhirnya belum melaksanakan program kerja apapun……….. Such an honour again, gue bisa berkontribusi sebagai kepala bidang media (?) Bahkan gue lupa nama bidangnya apa. Terima kasih kepada Ketua PPM Fosikagi, @sarimelianisasmi yang telah memberikan gue kesempatan dan kepercayaan untuk mendapatkan satu kursi dari PPM Fosikagi untuk menduduki kursi panas dalam pemilihan Ketua Bidang Pradipa. Even, I’ve less contributions.


lanjut part 2.
#30haribercerita #haripertama



Bandung, 2 Januari 2018
-White Rose-

Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah