2017 was......(part 2)
((((Part 2))))
Di bulan April juga, pertama kali dalam 22 tahun Nisrina hidup sebagai seorang Nisrina, Nisrina diberikan kesempatan untuk memberikan materi mengenai Gigi dan Mulut kepada adik-adik Rumah Baca Cakrawala Indonesia di Bogor. Yang awalnya mau mengajak beberapa anak DentsDO 2012, tapi saat itu bentrok dengan stase PH.
Ah, ya! Yang ini juga jangan sampai terlupakan. Lagi-lagi gue dihadapkan dengan pilihan antara koas dan organisasi. Saat itu gue sebagai seorang ketua kelompok stase Public Health, kudu wajib hadir saat pertama kali mengunjungi Puskesmas untuk memberikan surat izin dari pihak kampus. Namun sahabat lo sejak 8 tahun yang lalu, meminta lo untuk mengisi materi di kegiatan bakti sosial yang diadakan oleh komunitasnya. Ketika lo mencoba untuk izin kepada dosen pembimbing lo dan tak diberikan akses untuk izin. Akhirnya lo hanya bisa pasrah terhadap pilihan lo. Yap, gue memilih untuk mengisi materi di Bogor. Gue berpikir bahwa pertemuan dengan pihak Puskesmas bisa diwakilkan oleh teman-teman yang lain, namun mengisi acara yang sudah dari sebulan yang lalu oleh sahabatmu tidak dapat diwakilkan. Gue akan mengecewakan sahabat gue jika gue gagal mengisi acara.
Allah Maha Baik, ternyata survey dibatalkan karena surat dari pihak kampus belum turun, Sabtu itu pun tidak ada kegiatan Puskesmas. Hamdallah.
Terima
kasih kepada Oktavia Yulita, sahabat gue dari jaman gue belum menjadi apa-apa,
sampai sekarang otw menjadi dokter gigi, yang sudah mempercayakan gue untuk
berbagi ilmu mengenai pergigian. Sering-sering diajak ya, Viii! Gue akan selalu
senang jika diajak untuk berbagi ilmu yang gue miliki walau tak seberapa ini.
Mei. Pertama kali stase
luar RSGM, stase Public Health. Dramanya
sudah kutulis lengkap yaa, di caption Instagram atau di sini.
Juni. Ketika gue ziarah ke
makam Ayah, gue menemukan fakta bahwa hidup itu akan terus berjalan. Mau
sesedih apapun gue kehilangan terhadap sesuatu, you gotta move on. Gue sadar Ayah emang sudah lama gak ada, tapi
bukan berarti semangatnya memudar seiring kepergiannya. Justru seharusnya
membuat gue membuktikan bahwa perjuangannya dulu gak sia-sia.
Juli sampai September.
Awal
mula perkenalan gue dengan Ijal, Fadjrin, Lulu, Urfa, Zizah, Yoga, Raka, Imin. Perkenalan
gue dengan Teman Cerita dan Pesawat Kertas. Lagi-lagi di sini gue harus
dihadapkan dengan sebuah pilihan lagi yang membuat gue sangat bingung untuk
memutuskan. Sudah pernah diceritakan di sini. Mangga bisa dibaca.
Oktober. Di bulan Oktober
dengan segenap kemauan untuk liburan, akhirnya gue memutuskan untuk caw ke
Surabaya, memenuhi ajakan sang cahabat, @annisatauziri. Sebelum stase RSHS
dimulai…… Next akan kubuat satu tema khusus untuk menceritakan hal ini. Intinya
Nisrina bersyukur dipertemukan dengan Mas Zamzam, Ulfi, Cindy, Ido, dan Ojol.
Untuk yang kedua kalinya Cutik mempertemukan aku dengan orang-orang kereeeen.
Halo,
November! Halo, RSHS! Halo 167! You
guys are awesome~ Nisrina sayaaang sama 167. I’ll have one post about my ‘Sampis’
:)))
2017 was teach me,
how to bulid a strong mental. How to face problems. How to have public speaking
well. How to have selfesteem. Build a better Nisrina. Bagaimana
menyelesaikan masalah, bukan dengan cara kabur, namun menyelesaikannya secara
baik-baik dengan berbicara. If someone
ask me, what was your 2017? It was my turning point in to a better person.
Bismillah. Me hope 2018 will be better better better than 2017.
“Dear, Nisrina, what
is your plan in 2018?” I asked myself in
front of the mirror, and I see my shadow said, “Let’s write it down first.”
Comments