Menikah

      Suatu ketika gue berkunjung ke kosan teman gue karena harus menyelesaikan suatu pekerjaan koas. Sebut saja membuat behel lepasan. Ketika pekerjaan gue selesai, lalu teman gue lainnya datang hendak memasak di kamar teman gue yang pertama. Mereka tinggal di satu kos yang sama. Teman gue yang kedua adalah seseorang yang ekstrovert, dia pasti menceritakan informasi pribadinya kepada siapapun yang ditemuinya.

     “Nis, aku mau ceritaa.” katanya membuka percakapan.

     “Apaaa? Apaaa?” jawab gue dengan sangat antusias.

     “Aku mau nikah tau, Nis.” jawabnya sambil memberikan senyuman terlebarnya.

     “Waaah, kapaan?” jawab gue masih dengan sangat antusias.

     Ia menjawab dengan tak kalah semangat, “Insha Allah tahun depan, Januari lamarannya. Nikahnya April di Pemalang, Nisss. Harus dateeeng!”

     “Alhamdulillaah. Barakallaah yaa. InshaAllah dateng, doakan semoga ada rezekii.”

     Gue pun kemudian (seperti biasa) menanyakan alasan kenapa dia sudah siap untuk memulai membuka lembaran hidup yang baru….

---------------------------------------------------------

     Gue sedang berkumpul dengan beberapa sahabat gue karena akan memberikan kejutan untuk kedua sahabat gue yang ulang tahun. Datanglah sahabat gue yang lain, sebut saja bernama Bunga, dengan senyumnya yang mengembang ia memberitahukan suatu hal bahagia, “Nisssss, minggu depan dateng yaa ke lamaran gueee.”

     Gue yang sudah pernah mendengar wacana tersebut berpura-pura kaget agar terlihat dramatis, “DEMI APA LO MAU LAMARAN!!? DIMANAAA!!??”

     “Ah drama looo, lo sebenernya udah tau, kan? Di rumah gue yang Cibubur yaa.”

     “Ahahaha tau siih, tapi kan gue gatau kalo minggu depan mau lamarannya dan gue belum mendengarnya langsung dari elo. InshaAllah Nisrina pasti hadiiir!”

--------------------------------------------------------------------

     Gue pernah mendaftar sebuah forum yang bisa dibilang keren banget (tapi belum rezeki untuk bergabung HAHA) dan alhamdulillah berkesempatan untuk mengenal seseorang yang menurut gue juga keren. Singkat kata, gue menemukan dia lagi di sebuah sosial media, sebut saja Instagram. Tanpa pikir panjang, gue klik tombol follow. Alhamdulillah ternyata dia masih ingat dengan gue, gue langsung di follow back. Sungguh aku sangat terharu…………..
     Beberapa bulan kemudian, teman gue itu mengirimkan direct message mengatakan bahwa ia ingin membersihkan karang gigi pada gue dan menanyakan jadwal gue yang kosong. Gue bilang bahwa gue sedang ada pasien dan minggu depan ada pelatihan di daerah Puncak. Akhir minggu setelah pelatihan, gue follow up dia lagi, siapa tau masih membutuhkan untuk di scalling.
     “Kamu jadi mau scalling, ndak? Kalo jadi, aku minggu ini belum ada janjian pasien. Kamu bisanya hari apa yang sekiranya jadwal dinasnya gak terlalu sore. Aku insha Allah bisa menyesuaikan jadwal dengan kamu.”

     “Nis, aku udah pulang kampung ke Bengkulu. Aku mau nikah akhir minggu ini. Mohon doanya yaa.” *kemudian dia mengirimkan broadcast undangan pernikahan beserta undangan eletroniknya*

     “Waaa, barakallahulakum.”


----------------------------------------------------------------------------------------------

     Di awal tahun 2018 ini, sudah tiga orang teman yang sudah melangkah lebih maju dibandingkan diri saya. Sedih? Oh, tentu saja iya tidak. Saya menganut sebuah prinsip: Kalau memang rezeki, dia pasti akan datang di waktu yang tepat. Tapi yang namanya rezeki, sudah pasti harus diusahakan. Pertanyaannya adalah apakah kamu sudah mengusahakan rezekimu itu, Nisrina? Katakan sahaja, on the way. HAHA. Gue tak mengerti apakah yang gue lakukan ini adalah sebuah usaha atau bukan. Apa sih memang usahanya? Duh, rahasia dong. Kalo gue beritahu justru jadi riya dan mungkin enggak akan pernah tercapai.

     Buat teman-teman yang masih berjuang memperjuangkan apa tujuannya, semangat! Jadikan orang lain yang sudah melangkah lebih dulu sebagai acuan untuk mengejar apa yang sedang dicita-citakannya. Enggak perlu merasa bersedih hati, karena menurut gue setiap orang memiliki timelinenya masing-masing. Yang terpenting bagaimana kita mengikuti timeline yang sudah kita buat dan menjalankan prosesnya dengan sepenuh hati.

     Ngomong doang mah gampang, Nis. HAHA. Gue menulis ini pun sesungguhnya hanya menguatkan hati, dari jodoh yang masih belum terlihat hilalnya sedangkan nyokap sudah berulang kali bertanya, “Kak Ninis beneran gak punya pacar? Temen deket gitu?” Dan selalu gue jawab dengan satu kata, “Enggak.”

     Oiya, satu lagi, gue menganut prinsip lainnya: Fokus pada apa yang sedang kamu kerjakan. I’m not the type of person yang bisa multitasking. Terkadang pikiran suka terpecah ketika mengerjakan beberapa pekerjaan dalam satu waktu yang menyebabkan pekerjaan terbengkalai dan selesai tidak pada waktunya. Jadi mungkin mari kita selesaikan koas dan segenap pencapaian diri sendiri, sebelum akhirnya lo bisa memulai sebuah komitmen baru.


Bandung, 28 Maret 2018
-White Rose-

Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit