Mari~

Ikhlas.

Sungguh, satu kata ini sangat mudah diucapkan, namun sulit untuk dilakukan. Seperti iman, mengaku beriman pada Allah, namun mengabaikan setiap perintah Allah. Apakah masih dapat disebut iman?

Setiap orang berhak memilih akhir dari sebuah cerita. Entah bahagia, entah sedih. Entah haru, entah duka. Saat ini aku memilih sebuah jalanku. Jalan yang bahkan masih ragu kapan berakhirnya, namun akan selalu kuusahakan sampai garis akhir. Aku memilih sebuah akhir cerita yang sungguh berbeda dari harapan awal. Mimpi yang berjalan mendekat, tapi ku perlahan bergerak menjauh. Tak apa, mungkin dengan melepaskan akan membuat hati tenang. Untuk apa melanjutkan mimpi namun hati tak tenang?

Pada setiap air mata yang mengalir di hadapan Allah. Semoga dapat ku gantikan dengan kebaikan lain yang ku usahakan. Untuk setiap usaha yang tidak pernah dikatakan mudah, semoga selalu diberi balasan oleh Allah. Sejak kemarin, aku berjanji pada diri sendiri, agar menggantungkan semua harapan dan cita-cita hanya pada Allah semata.

Untuk diri sendiri, jangan pernah ada pilihan yang harus disesali. Percayalah bahwa Allah punya rencana yang lebih hebat dibanding rencana manusia itu sendiri. Siapa tahu ternyata ada banyak hal baik lain yang tersembunyi dibalik setiap keputusan yang dipilih. Tidak perlu terus menerus menengok ke belakang. Mari lanjutkan perjalanan. Mari mantapkan langkah. Mari selesaikan urusan yang tersendat. Dunia masih membutuhkan senyumanmu. Jangan kubur mimpi besarmu karena mimpi yang tak tercapai. Dan, mari bertemu di persimpangan jalan yang lain, jika Allah mengizinkan. Jika tidak, aku selalu meyakini bahwa rencana Allah memang yang paling indah.

Ya Allah, Dzat yang Maha Membolak balikan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu.


Bandung, 5 September 2018
-nisrinaqotrun-

Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah