Kamu Masih yang Terindah
Kemarin sore, aku pulang dari Jatinangor setelah 2 Minggu lamanya tidak pulang ke rumah serta tidak bertemu Bunda dan Nayla. Sudah kangen akut, makanya aku berniat pulang ke rumah, walaupun hanya untuk buka puasa dan sahur bersama saja. Yang penting kangenku ini sudah terobati :)
Ketika aku masuk ke dalam mobil, tiba-tiba tiada angin tidak ada hujan, adikku bertanya,
"Kak, masih inget sama Kak Nobita (nama samaran) gak?"
Akupun hanya bisa terdiam, terkejut dengan pertanyaan tersebut.
Kemudian aku kembali bertanya, "Kenapa Dede bertanya seperti itu?"
"Tidak apa-apa. Dede saja ingat sama kakak itu, masa kakak tidak ingat sama kakak itu, kan dia temennya kakak."
Dalam hatiku menjawab,
"Bagaimana aku bisa lupa dengannya kalau dia adalah orang yang masih berada di hatiku? Bagaimana aku bisa lupa kalau dulu dia adalah sahabat mendadakku? Bagaimana aku bisa lupa kalau setiap hari yang pertama kali kulihat ketika pulang sekolah adalah dia yang tiba-tiba berada di rumahku? Hey, bagaimana aku dapat melupakan dia, Dek?"
Tuh, beruntung sekali kamu, sampai adikku saja mengingat dirimu...
Kalau aku boleh jujur, aku masih merindukanmu. Berharap tiba-tiba ternyata semua ini hanyalah mimpi.... Mimpi bahwa aku ternyata belum lulus sekolah menengah atas, mimpi ternyata kamu masih bermain ke rumahku hanya untuk menumpang tidur serta makan, mimpi jika ternyata kita masih menduduki bangku sekolah yang sama........
Semua itu hanyalah harapanku semata. Aku tahu, ini kenyataan, bukan mimpi. Sekarang aku telah menjadi seorang mahasiswi di sebuah Fakultas Kedokteran Gigi di daerah Jatinangor. Aku telah duduk di bangku perkuliahan. Aku bukanlah seorang siswi berseragam putih abu-abu lagi. Kita sudah berbeda.
Aku ingin membuka hati. Tapi aku takut mencoba....
Karena kamu, masih yang terindah.
Comments