Belasan tahun aku tinggal di rumah ini. Tempat berlindung dari terik matahari dan hujan badai. Tempat aku beristirahat di panasnya siang dan dinginnya malam. Rumah ini memiliki dua lantai dengan cat dominan warna krim. Ada teras dan pagar yang membatasi dan mengamankan rumah. Dahulu teras tersebut berisi berbagai macam tanaman ibu, tapi sekarang sudah dibongkar untuk garasi mobil. Empat kamar tersedia di dalamnya. Kamar aku dan kedua adikku, serta kamar ibuku. Tidak terlalu luas, namun tidak terlalu sempit. Seharusnya, aku bersyukur memiliki rumah yang dapat ditinggali setiap hari. Kata mahfudzot Arab: Rumahku, istanaku. Baitii jannatii. Namun bagiku, rumah ini tidak seperti istana. Dapur yang sempit. Keran kamar mandi sering bocor. Air hangat sering tidak menyala. Air sering macet. Dinding mengelupas. Orang tua yang sering mengekang. Sungguh, terlalu banyak hal yang membuatku tidak nyaman tinggal di rumah orang tuaku. Aku ingin memiliki rumah sendiri. Aku ingin ...
Judulnya Pengabdian Pada Masyarakat. Iya, itu adalah sebuah event yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran angkatan 2012. Angkatan saya alhamdulillah tentunya. Dalam acara ini kami mengadakan bakti sosial yang sangat besar dengan target peserta 400 pasien, tapi tanpa diduga-duga pasien yang datang berjumlah 447 pasien alias lebih banyak dari target awal. Alhamdulillah lagi itu merupakan nilai plus bagi kami. Perlu kalian ketahui juga kalo acara ini diadakan di dua desa di daerah Garut, Jawa Barat, yaitu desa 1, Desa Sukawargi dan desa 2, Desa Margamulya dengan jarak diantara kedua desa tersebut sepanjang 4 km. Wow, cukup jauh tentunya dengan berjalan kaki. Jadi, kami memerlukan transportasi dan supir yang tak sedikit, dan saya salah satu penunjangnya -_- Pengabdian Pada Masyarakat 2013 atau PPM 2013 ini terlaksana selama 3 hari. Pada hari pertama diadakannya Panggung Rakyat di Desa Sukawargi. Wuih, panggung rakyatnya, alhamdulillah lag...
Sebenarnya kemarin sudah gue spill sedikit mengenai Pelabuhan Muara Teweh. Pelabuhan ini berada di Kabupaten Barito Utara, Kecamatan Muara Teweh, Kalimantan Tengah, Indonesia. Kalau yang ada dipikiran kamu pelabuhan itu seperti Pelabuhan Merak yang banyak kapal feri besar, banyak kendaraan roda empat atau roda dua yang mengantri masuk. Kamu harus mengubah pola pikirmu. Pelabuhan ini berisi perahu-perahu kecil yang berisikan sekitar 20-30 penumpang. Ada beragam jenis moda transportasi air di Kalimantan yang gue pernah naiki sampai saat ini, berikut urutannya mulai dari yang paling besar: 1. Kapal feri versi lite Kapal feri ini memuat satu mobil, mulai dari mobil pribadi sampai truk sedang juga bisa. Biaya sekali jalan kisaran 500.000 rupiah untuk jarak tempuh satu jam dari Beras Belange sampai Laung Tuhup. Tapi di Pelabuhan Muara Teweh ini tidak ada feri ini. 2. Speedboat Nah, ini dia perahu kecil yang gue pakai untuk pulang ke Maruwei. Perahu motor ini bisa berisi 20-30 orang dalam sek...
Comments