Hanya

"Eh, waktu itu lo nyangkanya gue marah?"

"Hah? Kapan?"

"Waktu gue minta piring terus gak dianter-anterin." 

"Hehe, iya, soalnya raut wajah tiba-tiba berubah gitu sih. Gue kira lo kesel sama pelayannya."

"Gue gak marah sebenernya, gue panik gara-gara cewek gue mau nelpon."

"Loh terus kenapa? Kan bisa dijawab lagi makan sama temen."

"Gue gak enak, kasian kalo dia nelpon denger banyak suara perempuan."

"Kan bisa keluar dulu, angkat di luar."

"Rame, banyak suara kendaraan di luar, gue takut dia cemas malem-malem masih berada di luar kosan."

"Yaampun, lo perhatian banget sih sama cewek lo."

"Kan gue cowoknya, ya gue harus menjaga perasaannya dia agar tidak tersinggung."

 "Emang sayang banget ya?"

"Jelas."

"So, isn't there a space to me?" I whispered to myself.

 

Salahkah aku menyukai seseorang yang sudah memiliki pasangan? 
Salahkah aku jika aku menyangka bisa menggantikan posisi wanita yang selama 2 tahun belakangan ini telah menemanimu?
Hanya untuk sementara saja.
Hanya ketika kalian jauh dan tidak saling bertatap muka.
Selebihnya jika kalian bertemu, aku berjanji, aku tidak akan pernah mengganggu kalian.
Hanya itu saja.


Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit