Hidup di dunia itu sifatnya sementara. Hidup yang kekal, ya di akhirat. Lantas mengapa manusia seringnya berlomba-lomba untuk mencapai hal terbaik di dunia? Padahal, hidup di dunia tujuannya untuk mencari bekal dan tabungan di akhirat. Bukan untuk dinikmati sementara. Dunia itu fana, akhirat yang kekal. Adakalanya, manusia ingin melanjutkan hidup bukan karena keinginan dalam diri sendiri. Melainkan karena orang lain. Orang tua, kekasih, anak. Memikirkan orang lain. “Kalau tidak memikirkan anakku, aku pasti memilih mengakhiri hidup.” “Aku bertahan hidup karena ada orang tua yang harus aku jaga.” Padahal, hiduplah karena diri sendiri ingin bertahan hidup. Hiduplah karena ingin menikmati sisa usia. Hiduplah karena hidup adalah keinginanmu. Jalani hidup kita dengan baik, sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menikmati hidup dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya menghargai setiap keputusan yg dipilih, enjoy dalam menjalankan kehidupan, tidak menjalankan
Sudah dua tahun aku hidup bersama Nisa. Aku selalu mendampingi Nisa di luar rumah. Langkah demi langkah, kami lalui bersama. Saat matahari sedang terik-teriknya, aku menemani Nisa berjalan melewati jalanan beraspal di Ibukota. Kami berjuang bersama di tengah udara kotor hasil pembakaran mesin kendaraan bermotor. Menghirup oksigen yang sudah banyak terkontaminasi karbon dioksida dari ratusan kendaraan bermotor di Jakarta. Suatu ketika Nisa mengajakku ke daerah baru yang lebih sejuk. Kami menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Jakarta dengan menggunakan mobil yang dikendarai oleh Nisa. Hari itu hari Minggu. Kami berangkat sebelum matahari terbit, sesudah Nisa melaksanakan sholat Subuh. Selama perjalanan, matahari belum menampakkan batang hidungnya. Langit terus berwarna kelabu. Setetes dua tetes air turun dari langit menimpa kaca depan mobil. Nisa bergegas menyalakan penyeka kaca depan agar pandangannya tidak terhalang oleh air hujan. Hari itu hujan sangat deras. Nisa turun dari mobil be
Well, gue sudah lama sekali ingin sharing thought about this, tapi kayaknya merasa ilmu gue kaga akan pernah cukup. Semakin belajar agama lebih dalam, semakin merasa bodoh. Kaya pepatah, "Padi itu semakin berisi, semakin merunduk." Salah satu hal yang tidak bisa tergoyahkan dalam hidup yaitu iman. Al imanu huwa tasdiqu bil qolbi, wal iqroru bi lisan, wal amalu bil jawarih artinya pembenaran dengan hati, pernyataan dengan lisan, dan perbuatan dengan anggota tubuh. Ini tuh, pelajaran gue jaman kelas 2 SMP. Pas pelajaran Aqidah Akhlak. Cuma definisi iman yang gue hapal sampe detik ini ð€£ Ada saatnya hidup lo memiliki banyaaaaak banget masalah, yang menurut penglihatan orang lain sepele, namun menurut lo itu adalah sebuah masalah besar. Jika lo sudah berada di fase itu, sometimes yang terjadi adalah penurunan iman. Iya. Solat jadi di udzur, ngaji ga pernah, pikiran jadi duniawi weh. Hal yang dapat menyelamatkan lo dengan perang terhadap diri sendiri adalah seseorang, entah te
Comments