Dua Puluh Tahun

Dua puluh tahun.
Seperlima abad.

Dua puluh tahun.
Memang tidak terasa, tiba-tiba saja umur saya sudah menjajaki kepala dua.
Rasanya seperti baru kemarin saya masih duduk di bangku SMA.
Kayaknya kemarin lusa saya masih berseragam putih abu-abu,
berspatu kets, dan bergesper osis di rok remple abu-abu saya.

Dua puluh tahun.
Rasanya baru kemarin saya setiap hari bangun pukul 5 pagi,
dan berangkat sekolah sebelum pukul 7.
Rasanya baru kemarin saya jatuh cinta dengan teman sekelas saya di SMA.
Rasanya baru kemarin ayah saya dipanggil Tuhan.
Dan rasanya baru kemarin usia saya 17 tahun.


Dua puluh tahun.
Cepat sekali ya waktu berjalan.
Seperti tidak pernah mau menungguku berjalan.
Ia memaksaku untuk berlari.
Aku pun sampai terengah-engah mengejarnya.


Dua puluh tahun.
Target saya tahun ini tidak muluk-muluk,
menjadi pribadi yang lebih baik dari tahun sebelumnya.
Jangan kau kira itu sesuatu yang mudah dicapai, kawan.
Seumur hidup, saya merasa diri saya justru semakin memburuk.

Dua puluh tahun.
Bagaimana dengan urusan percintaan?
Ingin tertawa saja rasanya jika membicarakan hal itu...
Berjuta teman mendoakan saya agar cepat bertemu jodoh,
tetapi saya bisa apa kalau Tuhan belum berkehendak mempertemukan saya dengannya?
Saya hanya bisa mengamini saja,
dan berharap yang terbaik.
Berusaha memperbaiki diri,
supaya jodoh saya juga sedang memperbaiki diri hahahaha.


Jatinangor, 6 Desember 2014
with love,
White Rose ♥

Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit