Kalaupun Tidak
Sembari mengisi waktu luang, yang
sebenarnya tidak kosong, aku membaca kumpulan sajak Tere Liye, yang disatukan
dalam bentuk buku berjudul “Dikatakan atau Tidak Dikatakan, Itu Tetap Cinta”.
Buku ini merupakan sebuah bingkisan, saat usia saya membuka gerbang kepala dua.
Diberikan oleh seorang sahabat yang juga mencintai buku, kopi, fotografi, dan
sepertinya semua kegemaran saya, kesukaannya juga. Terima kasih saya ucapkan untuk sahabat saya, Finka. :)
Sajak-sajak yang telah
dipindahkan dari otak dan hati Tere Liye ke dalam selembar kertas itu sangat
mengguggah kalbuku, salah satu sajak yang saya suka berjudul, Sajak “Kalaupun Tidak”, yang isinya akan
saya paparkan dalam cuplikan di bawah ini.
SAJAK ”KALAUPUN TIDAK”
Kalaupun dia tidak tahu kita menyukainya
Kalaupun dia tidak tahu kita merindukannya
Kalaupun dia tidak tahu kita menghabiskan waktu memikirkannya
Maka itu tetap cinta. Tidak berkurang sesenti pun perasaan tersebut.
Justru dengan ngotot ingin bilang, ingin pacaran, ingin aneh-aneh,
Perasaan itu tiba-tiba bermetamorfosis menjadi egoisme
dan sebatas keinginan yang tidak terkendali saja.
Bersabar dan diam lebih baik.
Jika memang jodoh akan terbuka sendiri jalan terbainya.
Jika tidak, akan diganti dengan orang yang lebih baik.
diketik di Jatinangor, 6 Desember 2014
with love, White Rose
Comments