Ujian Hidup
Minggu
ini adalah minggu terberat dalam tahun ini. Bukan karena banyak tugas, tapi
karena hati dan pikiran terasa sangat penuh untuk menampung beban lagi.
Organisasi, kepanitiaan, keuangan, tugas kuliah, semuanya campur aduk menjadi
satu.
Penat?
Sangat
Ditambah
kontrakan yang super berantakan menambah penuh ruang di kepala. Berantakannya juga
karena gue sih..................................
Someone said to me,
I can share my feeling with him.
It’s not as simple
as u think, dude.
Lo
punya masalah, gue juga punya masalah. Lebih baik menyelesaikan seorang diri
dibanding membagi beban pikiran dengan seseorang yang bisa dibilang sahabat
juga bukan.
Gue
sadar kok, sekarang adalah masa-masa dimana Tuhan berada sangaaat jauh dari
gue. Gue masih belum istiqomah. Setan terlalu mepet dalam merayu gue. Solat,
perilaku, lisan, bahkan hati gue sudah diporak-porandakan olehnya. Tuhan sedang
menguji gue saat ini.
Apakah
dengan hadirnya organisasi dan kepanitiaan gue masih lebih mengingat-Nya atau
bahkan lalai? Apakah solat gue masih di awal waktu? Apakah solat gue full 5 waktu? Apakah rawatib gue gak
pernah bolong? Dhuha gue bagaimana? Tahajud gue bagaimana? Tadarus gue? Apakah
gue masih istiqomah di jalan-Nya ketika Allah menghadirkan seorang lawan jenis
untuk hadir di kehidupan gue?
Kemudian
muncul lagi pertanyaan di benak, apakah gue ikhlas menjalankan semua ini?
Jawaban yang gue dapatkan dari hasil merenung dan berpikir lama adalah mungkin
tidak. Kenapa? Karena kalau gue ikhlas, gue tidak akan menjadikan tugas-tugas
ini sebagai beban. Sedangkan selama ini yang gue lakukan adalah mengeluh dan
terus mengeluh.
Ah,
Tuhan. Tolong luruskan lagi niat saya. Saya ingin membantu sesama makhluk-Mu. Bukan
karena ingin mengeksiskan diri atau terlihat menawan di depan orang lain.
Memang rasanya susah banget melawan diri dari ujub. Gue hanya ingin menjadi
seorang perempuan yang pantas untuk seseorang di sana kok. #apaansihnis
Kemarin
kumpul KKN, terceletuk pertanyaan dari salah seorang temen dekat gue, “Ninis kapan pacaran?
“.........................................................................................................”
Gue hanya diam menyilangkan tangan di depan dada.
Sejauh
ini, sudah banyak pertanyaan seperti itu diluncurkan ke diri gue. Baik dari
temen baru di KKN maupun temen lama, kayak temen SMA dan SMP. Tapi entah kenapa
rasanya sulit untuk membuka diri terhadap orang baru yang memasuki ranah
kehidupan pribadi gue.
Pas
ditanya kaya gitu, kadang gue justru bertanya balik pada mereka, “Apa sih
gunanya pacaran?” “Pacaran tuh ngapain aja sih?” Iqbal pernah jawab gini, “Pacaran
tuh buat mengenal satu sama lain, Nis.” “Lah, emangnya temenan aja gak cukup
ya?” Gue bertanya balik. Dan dia diem. Ketika itu Yudha yang menjawab, “Ya,
beda aja rasanya Nis, ada yang nyariin kita tiap waktunya.” “Lah, emang orang
tua lu gak pernah nyariin lu .....................?” Gue pun menjadi semakin
bingung.
Pernah
juga nanya ke Diana, “Di, lo pacaran buat apa sih?” “Gue juga gak tau, Nis.” “Lah
terus kenapa lo pacaran.....................” “Gue juga gak tau, Nis.” Azzzzz,
mo lo apaan sih.
Coba
tolong seseorang jelaskan kepada saya, apa sih arti dari menjalin sebuah
hubungan yang dinamakan pacaran? Dan apa manfaatnya bagi kedua belah pihak?
Gue
emang pernah pacaran, tapi itu cuma waktu itu memang pure coba-coba, maklum bocah SMP. Trus di usia kita sekarang yang
sudah berkepala dua, lo masih mau coba-coba dengan perasaan? Lalu ketika lo
putus dengan pacar lo yang sekarang, lo harus membuka hati lagi dan mulai
sesuatu hubungan baru lagi, menyocokan kesamaan dan mencoba memahami satu sama
lain. Hahahaha. Menurutku, kalian sudah menghabiskan waktu berbulan-bulan,
bahkan bertahun-tahun untuk sesuatu yang sia-sia.
Emang sih gak ada salahnya buat mencoba, tapi kalo menurut gue juga, jangan pernah menulis buku yang bahkan kamu sendiri tidak pernah mengetahui apakah kamu dapat tuntas menulis cerita di buku tersebut sampai selesai, entah itu karena cerita tersebut berakhir karena kisahmu telah usai padahal kisah yang sesungguhnya belum dimulai atau memang umurmu yang telah berhenti.
Selamat
malam buat yang lagi kabur dari segala macam tuntutan kerjaan~
Selamat
bulan Oktober juga, H-sebulan buat yang sedang menuju umur baru~
Nangor,
1 Otober 2015
-White
Rose-
Comments