Cerpen: BERHARAP
Entahlah,
di setiap harinya ada rasa yang membuncah ketika sekedar melihat namamu hadir
di timeline media sosialku. Rasanya bersyukur
melihat kamu baik-baik saja di sana. Iya. Di sana.
Hei,
apa kabar? Ingin rasanya aku menyapamu. Ingin rasanya aku menanyakan bagaimana kabarmu
hari ini. Aku ingin menuangkan segala keluh kesahku padamu, bercengkrama denganmu
di setiap detik yang kuhabiskan. Aku ingin menjadi tempatmu berpulang ketika
kamu membutuhkan rumah.
Ada
rasa senang yang tak terhingga ketika kamu sekedar meletakan serangkaian
kalimat di kolom komentar media sosialku. Aku merasa kamu masih berada di ruang
lingkupku, walaupun pada kenyataannya kehadiranmu kau berikan untuk orang lain.
Lima
tahun. Bagaimana bisa waktu selama itu kuhabis untuk mengharapkan orang
sepertimu? Lelaki lain dengan mudahnya datang dan pergi di pikiranku, tapi
kamu. Iya, kamu. Tidak pernah beranjak sedikitpun dari pikiranku. Bagaimana hal
ini dapat terjadi? Kenapa kamu selalu menjadi orang pertama yang kuharapkan
untuk bersanding denganku di kemudian hari? Lima tahun kuhabiskan untuk mencari
pengganti dirimu, namun bayangmu selalu menghantui jiwaku.
Jujur,
aku lelah. Aku lelah menghindari dirimu dimanapun. Aku lelah melihatmu dengan
asyiknya bercengkrama intim dengan lawan jenis selain diriku. Aku lelah
pura-pura tak peduli padamu. Aku lelah menahan gengsiku sebagai seorang
perempuan. Aku lelah melihatmu terus mencari rumah untuk singgah. Dan yang
pasti, aku sangat lelah jatuh cinta padamu dalam diam.
Sekarang,
apa yang harus aku lakukan? Aku hanya seorang perempuan. Aku hanya bisa diam
dan menunggumu. Menunggumu berproses yang bahkan aku sendiri tidak pernah
mengetahui, kamu berproses untuk apa, siapa, dan kapan. Syukur-syukur prosesmu
untuk aku. Jika pun tidak untuk aku, aku telah mempersiapkan diri untuk kecewa
kok. Karena ketika aku siap jatuh cinta padamu, aku siap patah hati terhadapmu.
Jadi
yang kulakukan saat ini hanya satu, berharap pada Tuhan untuk apapun yang terjadi
di kemudian hari. Aku siap berharap, aku siap terjatuh, dan aku siap untuk
bangkit kembali.
Bandung,
13 Desember 2016
-White
Rose-
Comments