Kegagalan

Suatu saat gue ditanya oleh seseorang yang menurut gue hebat,
"Nisrina, kamu pernah gagal?"

Mikir sedetik. Gagal? Hmm. Kok kayaknya selama ini hidup gue lempeng-lempeng aja ya.... Kegagalan gue hanya berupa hal-hal kecil, seperti praktikum gagal di ACC, pekerjaan koas gagal di ACC dosen, ujian remed mulu, pas responsi disuruh keluar, atau gagal mendapatkan hati doi wk canda.

"Pernah."
Pada akhirnya gue menjawab dengan kata itu.


Iya, gue pernah gagal. Sebenernya semua kegagalan yang gue sebut di atas itu pun, juga sebuah kegagalan. Walau kecil, juga tetep aja disebut gagal. Dan yaa, perlu gue akuin, kalo semua kegagalan gue murni karena usaha gue yang masih kurang.


Lo pengen ambil remot TV di meja, tapi posisi lo sekarang ada di kasur, dan lo mager. Lo cuma berdoa, ya Allah, hamba ingin remot TV itu ada di tangan hamba. Wk, plis itu cuma mimpi kalee, kecuali lo punya kekuatan supranatural untuk memindahkan suatu benda.


Lalu orang itu bertanya kembali,
"Waktu kamu gagal, bagaimana cara kamu untuk bangkit?"


Setiap orang memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi sebuah kegagalan. Ada yang nangis dulu, ada yang cerita ke teman, ada yang memendam sendiri. Gue orang dengan tipe terakhir, diem sendiri, dipikirin sendiri, jadi stress dan sedih sendiri. Untuk itu gue butuh waktu sendiri ketika gue merasa gagal. Jalan-jalan sendiri, makan sendiri, kadang kalo lagi produktif gue bisa nulis tentang kegagalan gue dan melupakan semua kebodohan itu.

Hmm seharusnya tanemin tuh dalam diri lo, gak ada istilah gagal di otak lo. Lo gak gagal kok, lo tuh sukses, tapi sukses lo ditunda dulu buat kali ini. Ada 1001 cara untuk sukses di lain waktu.


Bandung, 13 Maret 2017 ©NQS
-White Rose-

Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit