Sepucuk Surat untukmu.

Jauh di dalam sana,
masih ku ukir namamu.
Terkadang, bibir ini terucap seuntai nama.
Nama yang indah, menyejukkan kalbuku.
Nama itu...adalah namamu.

Maaf aku selalu mengingat namamu.
Dan aku selalu ingin mengetahui arti dibalik dua kata itu.
Karena aku..
Aku adalah penggemarmu.
Aku pengagum beratmu.
Aku penyuka dirimu.

Dan ketika namaku tak sengaja kausebut,
jantungku berhenti berdetak barang sedetik.
Garis wajahmu.
Wajah indahmu.
Kaki panjangmu.
Tinggi badanmu.
Rambut cepakmu.
Alismu yang tebal.
Senyum simpulmu.
Tetesan keringatmu.
Matamu yang hilang jika tertawa.
Badanmu yang melayang jika berlari.

Bahkan aku akan selalu mengingat,
bagaimana cara kau memanggil namaku.
Caramu tersenyum padaku.
Caramu berbicara padaku.

Semuanya!
Ya semuanya!
Aku bahkan tak bisa menuliskan semua tentangmu.
Mengingatmu, bisa membuatku terbang ke langit ke tujuh.

Tuhan terima kasih.
Makhluk ciptaan-Mu ini telah membuatku lebih imajinatif.
Membuatku terinspiratif.
Hingga aku pun bisa menulis sebuah puisi ini.

Aku tahu, aku tak pantas mengetik ini.
Tapi kau harus tahu, aku selalu melihatmu dari kejauhan.
Aku hanya bisa melihat punggungmu yang bidang itu.
Mengamati setiap tingkah polamu.
Candaanmu, membuatku tertawa dalam hati.
Gombalanmu, astaga!!
Tak mempan untukku.

Tetapi sekali lagi kutegaskan!
Aku ini hanya mengagumi dirimu.
Aku tahu, di lubuk hatimu telah kau ukir sebuah nama.
Nama dari bidadari tanpa sayap yang telah mengisi hati dan harimu itu.
Wanita yang takkan bisa kau lupakan.

Maaf.
Sekali lagi maaf.
Maaf aku pernah mengganggu kehidupanmu yang sempurna itu.
Maaf telah membuatmu risih dengan sikapku.
Maaf atas sikapku yang menyebalkan terhadapmu.
Maaf atas semua kelakuanku.

Terima kasih.
Terima kasih atas segala kebaikanmu.
Walaupun aku selalu mengganggumu, kau tetap tersenyum kepadaku.
Kau tak menganggapku orang lain.
Terima kasih atas perhatianmu.

Aku di sini hanya bisa tersenyum kecil.
Dan selalu mendoakanmu,
Tuhan, bahagiakan ia dengan dirinya :)

Dari pengagum beratmu.



Nb : Jangan ada yang salah paham ya :)

Sincerely, 
White Rose :)

Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah