Susu Kaleng

Semalam suntuk kemarin aku tidak tertidur sampai adzan Subuh berkumandang, keingintahuanku terhadap Logo Quiz-lah yang membuat mataku sanggup bertahan hingga pukul 4 pagi. Setelah adzan, aku melihat temanku meretweet akun twitternya @dwitasaridwita seperti biasa dia sehabis mengupdate cerpen lagi di blognya. Dan aku baca ceritanya, sampai aku menemukan cerita ini dan menitikkan airmata pada ending ceritanya. Kenapa? Coba Anda baca saja kalau penasaran. Kalau aku sih cukup terharu, because... ya if you know what I mean-lah. Maaf ya tidak bisa di copy paste dari sumber asli soalnya, jadi aku screencapture saja :) Jika mau baca dari blog aslinya bisa baca di sini, judulnya Susu Kaleng :)








Memang sedikit berbeda, mungkin kalau diubah sedikit ceritanya. Mungkin.

**

Sekarang aku selalu datang telat ke kampus, karena dulu sudah menjadi kebiasaan terlambat datang karena aku selalu menunggumu berangkat terlebih dahulu baru aku akan berangkat, supaya aku bisa bertemu denganmu di parkiran dan berjalan bersama menuju kelas. Ide yang cukup bodoh.
Sekarang aku selalu menggunakan tissue sebagai alas untuk menggunting kuku.
Aku selalu memakai helm walau jarak yang kutempuh pendek.
Aku selalu memakai sabuk pengaman ketika mengendarai mobil.
Sekarang aku tidak pernah membawa kendaraan dengan kencang lagi.
Aku selalu belajar di pagi hari ketika hari ujian.
Aku jadi menyukai sepak bola. Aku bahkan masih mengingat setiap perkataan yang pernah kamu ucapkan entah padaku atau pun orang lain. Serta masih banyak perubahan kecil yang terjadi pada didirku karena kamu. 

Tapi satu hal yang berbeda, dalam cerita itu Dian tetap menunggu walau Reksa menghindar, dalam kehidupan ini, aku tidak mengetahui apakah kamu masih menungguku atau tidak. Aku memang tidak pernah menghindar. Bagaimana aku bisa menghindar darimu kalo setiap hari kamu selalu berada di pikiranku? Sudah, hanya itu aja.

Tapi intinya tetap dapat diambil, karena kegengsian dua orang insan inilah yang membuat ending mereka seperti itu. Makanya jangan gengsi!


Love,
White Rose {}

Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah