Dua


Dua ribu dua puluh dipenuhi dengan ketidakpastian dalam hidup.

Quarter life crysis.

Permasalahan hidup.

Pembelajaran menuju kedewasaan.

Mencari makna kehidupan.

Memahami keinginan diri sendiri.

Berdamai dengan ekspektasi.

Hidup dengan bahagia dan tentram.



Dua ribu dua belas saya resmi berpisah dengan sahabat SMA saya setelah dua tahun berjuang bersama. Jakarta-Bandung-Jogja. Terlebih di tahun terakhir masa putih abu-abu. Dua belas jam saya dihabiskan bersama mereka. Bahkan keluarga saya kalah.

Enam ke enam.

Enam pagi berangkat menuju sekolah, enam sore selesai belajar bersama. Entah itu di rumah Eyang Uti saya, di rumah Eno, di rumah Via, atau di rumah Aday. Bertemu dengan mereka lagi, mereka lagi. Makanya tidak heran jika, salah satu dari kami memiliki masalah yang lain akan langsung mengetahui tanpa bercerita.

Dua puluh enam tahun usia rata-rata kami. Dulu mungkin belum terbesit dalam pikiran kami, di usia dua puluh enam akan menjadi seperti apa. Akan memiliki apa. Dulu yang masalah terbesar kami adalah bagaimana cara agar kami dapat lulus try out dengan nilai standar kompetensi minimal masing-masing 6.5, masuk peringkat 50 besar sekolah agar dapat jalur undangan, lalu lulus Ujian Nasional dengan nilai baik, terakhir diterima di perguruan tinggi negeri favorit dengan jurusan yang kami inginkan.

Sepuluh tahun berlalu, masalah bertambah. Permasalahan tesis, cicilan kendaraan, cicilan rumah, jobless, wirausaha, bahkan keluarga. Wow, saya tidak pernah menyangka bisa berada di titik ini. Hidup benar-benar terus berjalan tanpa pernah berkompromi dengan diri kita ya. Kitanya yang harus menguatkan diri agar bisa terus mengikuti irama hidup. Kesandung, ya jalan lagi. Jatuh, ya bangun lagi. Boleh gak sih berhenti? Ya, boleh aja berhentinya buat istirahat. Istirahat untuk menguatkan diri. Istirahat buat isi bensin agar kuat berjalan kembali. Istirahat untuk bercerita, mencari solusi.

Sekarang hidup saya bukan hanya untuk diri sendiri, tapi untuk masa depan saya juga. Bagaimana menjadi diri sendiri yang terbaik versi kita. Bagaimana kita harus kuat dalam berjuang agar tetap bisa bertahan hidup. Hidup saya yang sekarang adalah investasi diri saya di masa depan. Setiap hari saya harus mengingat bahwa saya memiliki cita-cita di masa depan yang harus saya gapai. Saya punya jutaan mimpi yang harus saya realisasikan sebelum saya meninggal nanti. Saya harus menyadari bahwa hidup itu tidak akan pernah berhenti selelah apapun diri saya. Hidup tidak akan pernah berhenti seberapa kuat kamu ingin mengakhirinya, jika Allah tidak berkehendak menghentikannya.

Jadi, terus berjalan, walau lelah. Saya jadi memahami makna "Semoga lelahnya diganti lillah ya." Iya, lelah sekarang agar nanti di akhirat menggapai ridho Allah. Ah, saya sedih menulis ini, hampir nangis gaes.



Dua puluh lima adalah usia yang tidak akan pernah saya lupa. Masa dimana saya burn out terhadap hidup. Dimana saya merangkak dalam kegelapan menemukan arti hidup. Dimana akhirnya saya menyadari bahwa keluarga dan sahabat saya begitu mencintai saya, bagaimanapun sikap dan karakter saya. Sayanya aja yang terlalu fokus mengejar mimpi tanpa peduli keadaan sekitar.

Eh, tadi katanya harus menjadi yang terbaik bagi diri sendiri?
Iya itu benar, namun jangan lupa dunia ini penuh dengan manusia. Saya tidak dapat hidup seorang sendiri. Benar adanya bahwa saya memang membutuhkan orang lain untuk sekedar berkeluh kesah. Walau saya mengetahui bahwa ada Allah dibalik semua kejadian, namun boleh kok bertukar cerita dengan sahabat dalam menghadapi lika-liku kehidupan. Boleh kok mengeluh ke teman. Mungkin inilah salah satu tujuan Allah menciptakan kalian di kehidupan ini. Untuk menjadi pendengar bagi orang lain. Untuk bermanfaat bagi orang lain. Jangan lupa, Allah tetap nomor satu.

Dua puluh enam diingatkan kembali untuk mengingat tujuan hidup. Bukan hanya untuk hari ini, tapi untuk jangka panjang sampai usia kita berakhir. Kunci hidup agar meraih kebahagiaan diri versi saya adalah sabar dan ikhlas. Gak perlu dijabarin, tapi temukan maknanya dalam diri sendiri. Dan jangan lupa buat love yourself.



Salah satu alasan yang menguatkan saya agar tetap bertahan adalah how deep this lyric for me. Thanks to Bangtan Sonyeondan aka BTS yang baru saya kenal dua bulan ke belakang. Judul lagunya Answer: Love Myself. Lagu ini bisa ditemuin di album Love Yourself: Answer. Inilah alasan saya album pertama yang akan saya beli adalah album ini. Namun Allah berkata lain..... Alhamdulillah saya mendapatkan albumnya dari sahabat saya, Bunga :") Ah, hidup. Emang penuh kejutan ya. Seperti hari ini, saya benar-benar tidak menyangka they came to my house. Kirain bakal Eno, Santi, Via, Bunga aja si anak Geng Kalisari, ternyata sampai Sita dan Abay juga. Terimakasih sudah berkunjung ke rumah! Borahae!


This is the deep lyrics that changed my mind. Part rap-nya Suga.

Eojjeomyeon nugungaleul salanghaneun geosboda

Deo eolyeoun ge na jasin-eul salanghaneun geoya

Soljighi injeonghal geon injeonghaja

Niga naelin jasdaedeul-eun neoege deo eomgyeoghadan geol

Ni salm sog-ui gulg-eun naite

Geu ttohan neoui ilbu, neoigie

Ijeneun na jasin-eul yongseohaja beoligien

Uli insaeng-eun gil-eo milo sog-eseon nal mid-eo

Gyeoul-i jinamyeon dasi bom-eun oneun geoya


I give you the English translate.

Maybe it's better than loving someone

What's more difficult is that I love myself

Let's face it

The standards you've given me are more strict with you

A thick ring in your life

Because she is also part of you (I change this to she, because I'm a woman)

Now I have to forgive myself

Our lives are long. Trust me in this maze

After winter, spring comes again.


And the chorus.

You've shown me I have reasons, I should love myself

Eoje-ui na oneul-ui na naeil-ui na (The me of yesterday, the me of today, the me of tomorrow)

Ppajim-eobs-i namgim-eobs-i modu da na (Every last one of them is me)


You can listen to the song here: (Live at Seoul version)


or here: (Live at London version)


P.S. AAAAAAAA SENENG BANGET DAPET PHOTOCARDNYA V!!!!!

Depok, 16 November 2020

-nisrinaqotrun-

Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah