Libur Telah Tiba

Assalamualaykum.


ALHAMDULILLAAAAH. LIBUR TELAH TIBA!!!!!!

Seneng aneuttt. Finally, the ending of the hectic semester is coming! Rasanya tuh suka cita, senang, gembira, riang, sedih. Semuanya campur aduk.

Kemarin adalah hari terakhir praktikum OD, mungkin kalau di FKG lain disebutnya Konservasi Gigi. Namun di FKG Unpad berbeda namanya, Operative Dentistry yang biasa disebut OD.
Praktikum OD ini sering kali dikatakan sebagai praktikum yang menyita waktu liburan. Karena, disaat praktikum lainnya sudah selesai dari jaman dahulu. Praktikum OD masih dalam setengah perjalanan. Tetapi inshaAllah semua akan berakhir indah pada waktunya. :)

Semangat buat teman-teman yang belum selesai praktikumnya! Hari ini inshaAllah pasti akan selesai.

Oh iya, aku juga mau sedikit bercerita tentang dokter Konser ini. Namanya drg.Anna, baik sekali. Lalu Beliau juga seorang aktivis pada masanya dulu. Salah satu penggerak berdirinya Kema Unpad. KEMA UNPAD BROO!!!!! Dahsyat jiddan. Sebenarnya aku di sini bukan mau bercerita tentang Beliau, tetapi mau menceritakan bahwa Beliau ingat dengan diriku (cieeeee).

Kenapa bisa ingat?


Kala itu, ada salah satu proker BEM Kema FKG Unpad tentang inspiring woman (forgive me if the name is wrong, because i'm forget), nah Beliau menjadi salah satu pembicara tentang public speaking.

Lalu, Beliau bertanya pada semua hadirin, "Mengapa kamu berniat menghadiri acara ini?"
Di saat gue sedang berpikir mencari jawaban, Beliau menyodorkan mic di depan gue.
Adoh, mampus gue jawaban apa.
Lalu dengan gelagapan gue menjawab, "Karena enggg ini Dok, enggg saya ini apa sih namanya..." 
Gila mampus gue lagi ngomong apa sih nih, kata gue dalam hati.
Oke Nis, tahan napas pelan, hembuskan, pelan-pelan ngomongnya.
"Haaah. Jadi gini Dok, enggg saya punya masalah buat berbicara di depan umum. Ya seperti sekarang ini, takut Dok, hehehehe."
Kemudian manusia se-ruang auditorium pun tertawa, dan Beliau pun juga tertawa.

Sial. Gue deg deg-an ngomong malah diketawain pula. Huhu pengen terjun ke jurang aja deh gue.


Begitulah awal mulanya aku kenal dengan Dokter Anna. Dan sampai sekarang Beliau menyebutku dengan, Mahasiswi FKG Unpad 2012 yang tidak dapat berbicara di depan umum.

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA


Sampai kemarin, saat aku memperlihatkan conditioning glass ionomer. Aku salah bebricara, justru aku berkata, "Permisi Dok, saya ingin memperlihatkan bonding sebelum pengaplikasian glass ionomer."
Mata Beliau langsung melotot dan senyuman khasnya yang membahana segera terukir di bibirnya.
Mampus gue doi mau marah nih.
"Bonding?????? Glass Ionomer di-bonding?????"
"Iya Dok bonding." Gue berpikir sebentar.
"Eh, astagfirullah conditioning, Dok. Lupa." 
"Sana, kamu belajar dulu lagi!"
Aku pun keluar 'aquarium' lalu bertanya pada Carabella dan ternyata conditioning wkwkwk.

Akhirnya kuberanikan diri masuk lagi, kali ini sudah kupersiapkan kata-kata sebelum masuk tadi. 
Dan Beliau berkata, "Kamu tuh kalau gugup ngomong de depan orang jangan sampai ngeblank dong, masa conditioning dibilang bonding. Memangnya komposit di bonding." 
"Iya Dok maaf, saya deg-degan tadi."


Yaa, sekian cerita tentang Dokter Anna. Sampai jumpa di next edisi.
Selamat liburan untuk teman-teman FKG Unpad 2012 :)


P.s: Doain ya, mau wawancara BEM nih, semoga aku diterima di Biro Media. Amiin.



Jatinangor, 16 Januari 2015
With love, White Rose ♡

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Belasan tahun aku tinggal di rumah ini. Tempat berlindung dari terik matahari dan hujan badai. Tempat aku beristirahat di panasnya siang dan dinginnya malam. Rumah ini memiliki dua lantai dengan cat dominan warna krim. Ada teras dan pagar yang membatasi dan mengamankan rumah. Dahulu teras tersebut berisi berbagai macam tanaman ibu, tapi sekarang sudah dibongkar untuk garasi mobil. Empat kamar tersedia di dalamnya. Kamar aku dan kedua adikku, serta kamar ibuku. Tidak terlalu luas, namun tidak terlalu sempit. Seharusnya, aku bersyukur memiliki rumah yang dapat ditinggali setiap hari. Kata  mahfudzot  Arab: Rumahku, istanaku.  Baitii jannatii.  Namun bagiku, rumah ini tidak seperti istana. Dapur yang sempit. Keran kamar mandi sering bocor. Air hangat sering tidak menyala. Air sering macet. Dinding mengelupas. Orang tua yang sering mengekang. Sungguh, terlalu banyak hal yang membuatku tidak nyaman tinggal di rumah orang tuaku. Aku ingin memiliki rumah sendiri. Aku ingin ...
Read more

Hiduplah karena Ingin Hidup

Hidup di dunia itu sifatnya sementara. Hidup yang kekal, ya di akhirat. Lantas mengapa manusia seringnya berlomba-lomba untuk mencapai hal terbaik di dunia? Padahal, hidup di dunia tujuannya untuk mencari bekal dan tabungan di akhirat. Bukan untuk dinikmati sementara. Dunia itu fana, akhirat yang kekal. Adakalanya, manusia ingin melanjutkan hidup bukan karena keinginan dalam diri sendiri. Melainkan karena orang lain. Orang tua, kekasih, anak. Memikirkan orang lain. “Kalau tidak memikirkan anakku, aku pasti memilih mengakhiri hidup.” “Aku bertahan hidup karena ada orang tua yang harus aku jaga.” Padahal, hiduplah karena diri sendiri ingin bertahan hidup. Hiduplah karena ingin menikmati sisa usia. Hiduplah karena hidup adalah keinginanmu. Jalani hidup kita dengan baik, sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menikmati hidup dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya menghargai setiap keputusan yg dipilih, enjoy dalam menjalankan kehidupan, tidak menjalankan ...
Read more

Sepatu Favorit

Sudah dua tahun aku hidup bersama Nisa. Aku selalu mendampingi Nisa di luar rumah. Langkah demi langkah, kami lalui bersama. Saat matahari sedang terik-teriknya, aku menemani Nisa berjalan melewati jalanan beraspal di Ibukota. Kami berjuang bersama di tengah udara kotor hasil pembakaran mesin kendaraan bermotor. Menghirup oksigen yang sudah banyak terkontaminasi karbon dioksida dari ratusan kendaraan bermotor di Jakarta. Suatu ketika Nisa mengajakku ke daerah baru yang lebih sejuk. Kami menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Jakarta dengan menggunakan mobil yang dikendarai oleh Nisa. Hari itu hari Minggu. Kami berangkat sebelum matahari terbit, sesudah Nisa melaksanakan sholat Subuh. Selama perjalanan, matahari belum menampakkan batang hidungnya. Langit terus berwarna kelabu. Setetes dua tetes air turun dari langit menimpa kaca depan mobil. Nisa bergegas menyalakan penyeka kaca depan agar pandangannya tidak terhalang oleh air hujan. Hari itu hujan sangat deras. Nisa turun dari mobi...
Read more