Tentang Rasa


Opini ya? Hmm. Hai, Imam Patria Ranggis ! Gue menjawab tantangan lo nih menulis opini tentang, “Rasa”.


    Rasa ya? Hmm. Agak susah yah temanya, hasil gue googling kebanyakan isinya tentang “Pengertian rasa menurut Islam Kejawen” atau gak “Rasa menurut Ilmu Metafisika”. Lo berniat menjerumuskan gue ke hal-hal yang berbau supranatural, ya? Sekalinya ada, penjelasannya agak gak normal dan menurut gue penjelasannya sangatlah filosofis, serta bukan gue banget. Nuhun loh.


    Oke, jadi ada lima makna kata rasa di KBBI, tapi gue lebih suka makna yang keempat, yaitu tanggapan hati terhadap sesuatu (indra). Ya, lagi-lagi kalau membahas mengenai rasa, pasti nyerempetnya ke hati. Coba ya, andaikan kita lagi kecewa, sebal, atau benci terhadap seseorang, organ tubuh manakah yang memproses terjadinya kata sifat tersebut? Hati, kan? Kecewa, sebal, atau benci merupakan sebuah rasa negatif, sedangkan kasih sayang, cinta, atau ikhlas, merupakan sebuah rasa positif. Kedua rasa itu terjadi karena reaksi yang dihasilkan oleh indra kita.

     Dan yang pasti, kita gak pernah bisa menolak hadirnya sebuah rasa. Suatu saat temanmu berjanji untuk membantumu mengerjakan tugas, tapi ternyata ia membatalkan janjinya karena tiba-tiba terdapat urusan yang lebih penting menurutnya. Apa reaksimu? Kecewa? Marah? Kesal? Ooh, jelas, siapa coba yang gak kesel kalo kamu sudah membuat janji tapi dibatalkan? Apalagi yang dijanjikan seorang perempuan. Hati-hati kiamat. Nah, emang kita bisa menolak rasa kecewa itu? Oke, di mulut kamu bisa berkata, “Ah gapapa kok, next time aja yaa bantuinnya.” Siapa yang tau kalo ternyata di hatinya menyimpan rasa kecewa yang tak dapat ia ungkapkan dengan kata-kata?

    Misalnya lagi, ketika ada seorang lawan jenis yang dapat membuatmu tersenyum setiap hari. Seorang lawan jenis yang ketika kamu bertemu dengannya kamu mendadak kaku, gagu, atau menjadi seseorang yang pendiam. Seseorang yang kamu tunggu chat-nya setiap hari. Hello, lo mau memungkiri kalo lo gak menyimpan rasa suka sama sekali terhadap doi?

     Hmm, oke tenang gue gak lagi ngode kok.


    Rasa tuh berhubungan erat dengan hati. Hati berhubungan erat dengan cinta, suka, sayang. Premisnya, rasa identik dengan cinta, suka, sayang. Yaa, berbicara tentang rasa pasti berujung berbicara mengenai cinta. Tapi cinta, gak selalu tentang lawan jenis, ada banyaak banget cinta di dunia ini, cinta pada orang tua, saudara, dan yang penting cinta pada Allah. Trus tulisan ini malah membahas tentang cinta, yaa karena cinta identik dengan rasa.


     Jadi, menurutku rasa itu sesuatu yang absurd, maknanya tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata. Rasa itu sesuatu yang tidak nyata. Rasa hanya bisa dirasakan oleh manusia yang memaknai rasa.

P.S. Hmm, jadi sebenernya apa yang sedang lo rasakan sekarang?


Bandung, 6 Februari 2017
-White Rose-

Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah