Selamat Menikah Hanafi dan Neilah!

Salah satu sahabat urang dari jaman pre-klinik, yang NPM-nya (nomor pokok mahasiswa) cuma selisih 2 angka, ketua FOSIKAGI saat gue menjabat jadi Kepala Departemen Syair Media, hampir selalu satu kelompok tutor, partner orto pas preklinik, yang tiba-tiba nge-dm Instagram: "Nisrinaaaa, kangen.", yang kalo ketemu di RSGM pasti selalu pamer handphone baru dengan kamera super wow, yang pernah dijealousin sama gebetannya karena katanya gue terlalu deket wkwkwk. I respect him as a friend.

Gue inget beberapa percakapan serius gue dengan Hanafi pas mau naik ke tingkat 2 kuliah, "Nisrina, kira-kira kalo ikut BEM, bisa gak jadi Kepala Departemen Syiar Media di Fosikagi juga?" Kek abis ditembak orang wkwk. Yang akhirnya gue iyain. Hah. Change my life banget.... Sampai sekarang gue pun sudah terbiasa ditembak orang. "Nis, mau gak?" yang kalo hal ini berkaitan dengan organisasi hampir selalu gue iyain.

That was the first time I became a leader. Yha, emang ga sempurna, gue tidak membagi tugas dengan anggota gue. Memang jujur, pengalaman adalah guru terbaik, dan pengalaman gue menjadi leader sangat minim. Dulu ekspektasi gue menjadi ketua adalah mengumpulkan CV sebanyak-banyaknya sebagai ketua. Gue ingin diakui. Tapi akhirnya gue sadar, sesungguhnya kalo lo mau bermanfaat, jadi bawahan juga gapapa, yang penting menjadi diri sendiri versi terbaik. Yang penting memberi kebaikan lebih banyak. Emang jadi ketua itu punya benefit yang lebih banyak. Relasi yang lebih luas. Tapi seiring dengan benefit yang banyak, ada tanggung jawab yang besar pula. Ada beban yang harus dipikul yang lebih besar pula. Ah jadi instrospeksi diri di akhir 2020.

Oke. Yaampun. Life goes in yha.

Selamat menikah, Hanafi dan Neilah! Barakallahulakuma wa baraka alaikuma fi khoir.
Selamat Hanafi mendapatkan Neilah, dan sabar ya Nei dapetin Hanafi wkwkwkwkwk. Oke yang gue pahami dari sini adalah laki-laki baik akan mendapatkan perempuan yang baik, begitu juga sebaliknya :)

Since Corona, i've never attended my college wedding. Karena emang mostly pada tertutup juga resepsinya. Gue beneran kangen banget ketemu temen seangkatan, hadir di nikahan temen, ngobrol dengan temen-temen lain, apalagi sekarang beberapa sudah berbeda ya fase kehidupannya. Ada yang sudah bekerja, sudah bersuami, sedang hamil, atau bahkan sudah punya dua anak.

Gue dulu hampir selalu ngejabanin buat dateng ke nikahan anak seangkatan dimanapun, tapi sekarang rasanya mudah lelah ya cin. Sekarang bukan memikirkan gengsi hadir, tapi lebih ke...dia temen gue, gue dateng ke pernikahannya karena emang dia pernah berjasa di kehidupan gue. Atau ketika gue dateng ke nikahan orang yang gak gue terlalu kenal, ya karena emang gue mau menjalin relasi dengan lingkaran dia. Selalu mencoba mencari alasan untuk hadir ke pernikahan seseorang. Bukan karena emang iya iya aja.

Ah hidup, sudah H-4 tahun 2021. Belom buat targetan untuk setahun ke depan. Ayo buat deadline Nisrina, supaya tahun 2021 lo lebih terarah dan lo gak perlu menyesali pilihan hidup lo di 2021 nanti. Write it. Sesuatu yang ditulis emang akan lebih terasa nyata dibandingkan sesuatu yang hanya dipikirkan.

Depok, 26 Desember 2020
-nisrinaqotrun-

Comments

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah