Saat sebuah kenikmatan di pending


Jadi beginilah rasanya nikmat dipending dulu.
Laper, melihat adik makan A&W dan diriku hanya mampu makan sup. Ingin nasi, namun masih beradaptasi. Hanya bisa minum susu, minum rootbeer, minum air putih. Makan bubur cepat saji yang bernama super bubur. Tak apa yg penting ada makanan masuk. Padahal tadi siang masih bisa makan naget beserta tahu tempe dan sayur kangkung. Kemaren masih makan tuna fillet beserta ubi goreng. 😭😭😭

Ini sebuah nikmat untuk sesuatu yang lebih baik. Bagaimana jika nikmat sehat dicabut? Gak bisa jalan-jalan, hanya bisa tiduran. Gak bisa memandang dunia luar.
Nikmat gigi masih utuh. Gimana kalo udah ompong?

Ah, jadi kita seharusnya bersyukur atas apa yang telah kita miliki. Alhamdulillah ala kulli hal.

Copot men karetnya H+2 jam selesai pemasangan WKWKWK. Ini abis makan kentang goreng...... Dan yaa karena emang karetnya bapuk aja sih 🤣🤣

Ah iya, sebenernya yang dirasakan saat pertama kali dipasang (sebelum difiksasi kawat dan karet ya). Aneh. Banget. Ada besi di gigi. Penutupan bibir jadi terasa berbeda karena ada sesuatu yang mengganjal. Lalu saat difiksasi kawat + karet di bagian gigi anterior (gigi depan, yaitu gigi seri dan taring). WAH. JINJA. DAEBAK. Seperti ada yang menekan dari bagian labial/bukal gigi (dari arah bibir). Pas sudah semuanya difiksasi, makin-makinlah terasa tertekannya. HAHA.

Mungkin karena gue udah pernah pake orto lepasan juga, jadi saat dipasang ini gak terlalu terasa sakit kali ya. Mungkin akan beda rasanya ketika lo baru pertama kali mencoba memakai alat orto, baik itu lepasan atau cekat. Pasti akan lebih shock. Saat ini gue lebih tolerir terhadap rasa sakitnya. Sama apa ya, kalo pakai alat otro lepasan, lo bisa melepas alatnya kapanpun lo mau. Ketika lo merasakan cape saat memakai alatnya, lo bisa lepas. Saat mau makan, kalau gak nyaman, bisa dilepas dulu. Lah ini. WKWKWK. Alat ortonya kan nyangkut di gigi. Mau dilepas kan harus pake alat bantu untuk ngelepasnya ya sis. Soalnya bracketnya di lem paripura dengan menggunakan etsa, bonding, dan komposit. Kalo pake tangan, yang ada tangan lo nanti luka.

Dan yang gue takut kan sebenernya adalah takut bracketnya lepas coy. Soalnya kan kalo kontrol jauh di Bandung, ribet ke Bandungnya. Even klinik Dok santi deket sama Stasiun Kiara Condong, tapi butuh waktu lebih dari sehari untuk mencapainya.

Mau sharing lagi tentang orto fix (cekat) ini. Gak nyampe sehari men, bahkan 12 jam pun belom, teraan gigitan gue semakin terasa nyata di kanan kiri mukosa bukal. Dan ujung kawat di kanan kepanjangan, jadi nusuk ke mukosa tapi belom sampe sariawan sih.

Oiya, keluhan awal gue pasang orto adalah gue lelah dengan makanan, khususnya perdagingan, yang suka nyangkut di gigi anterior bawah, susah bersihinnya. Harus pake dental floss. Berharap pake orto jadi gak ada yang nyangkut-nyangkut lagi. LAH SEKARANG WKWK MAKAN DAUN BAWANG AJA NYANGKUT MEN DI SELA-SELA BRACKET 🤣🤣

Gue pasang di Dok Santi. Kenapa gue pilih disitu? Karena gue udah yakin sama dokternya, setelah lama banget pencarian mencari dokter orto yang oke (gue sebenernya gak mau pasang di gp, karena beberapa faktor). Setiap nyari promo pemasangan orto di dental klinik daerah Depok/Jakarta, pasti dipasangnya sama dokter gigi general praktisi, sedangkan aku maunya sama dokter spesialis, tapi budgetku nda cukup. Yak. Banyak mau. Akhirnya setelah pertimbangan panjang, karena dok Santi Spesialis Kedokteran Gigi Anak juga, dimana mereka juga belajar mengenai orto, jadi gue rasa oke oke aja kalo gue pasang di Dok Santi. Gue juga tau track record Dok Santi, bagaimana she treat hem patients. Well, yaa I choose her. Thankyou for promo, Dok hehehe.


Orto dipasang di Bandung, 11 Desember 2020
Ditulis di Depok, 12 Desember 2020
-nisrinaqotrun-

Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit