Dialog
Laki-laki :
Aku tidak meminta Tuhan untuk melahirkanku
sebagai laki-laki. Dan ketika aku tahu aku menjadi laki-laki ketika
lahir. Aku menangis. Betapa tidak. Tanggungjawabku sangat besar dan aku
sibuk bermain-main. Ketika dalam genggam tangan dan bahuku aku disuruh
memikul tanggungjawab pada 4 perempuan (ibu, istri, saudara perempuan,
dan anak perempuan). Apakah aku sanggup?
Ketika diwajibkan bagiku mencari nafkah untuk
keluargaku. Meski habis tenaga. Apakah aku kuat mencukupi mereka semua?
Ketika diwajibkan bagiku mengangkat senjata dan melindungi kehormatan
keluargaku juga agamaku. Nyawa kutaruhkan di muka. Beranikah aku?
Ketika baktiku lebih besar kepada orang tuaku
daripada anak dan istriku. Mampu adilkan aku? Jika dipundakku
ditanggungkan beban memimpin kapal rumah tangga agar mencapaikan surga
bagi keluargaku. Amanahkah aku?
Perempuan :
Aku pun tidak meminta Tuhan untuk melahirkanku
sebagai perempuan. Ketika aku tahu aku menjadi perempuan. Aku menangis.
Betapa tidak. Aturan penjagaanku begitu ketat, karena begitu berharganya
aku. Tapi aku selalu ingin melepaskan diri dari semua itu.
Kecenderunganku sering berperang dengan akal pikiranku yang masih
sejalan. Muliakah aku sementara aku terus menerus menjual kemulian itu
sedikit demi sedikit?
Ketika diwajibkan bagiku berbakti lebih utama
kepada suami. Sementara ayah dan ibuku tidak lagi menjadi keutamaan
bagiku. Akankah aku bisa melakukannya dengan baik? Ketika menjadi ibu
dan memiliki anak-anak yang menjadi amanah-Mu. Sanggupkan aku
mempersiapkan mereka menjadi manusia-manusia yang baik, setidaknya aku
tidak ingin melahirkan manusia yang mendurhakai-Mu dikemudian hari?
Menjadi perempuan, menjadi perantara kehidupan
manusia. Kau titipkan rahim untuk melahirkan manusia baru dibumi ini.
Pantaskah aku menjadi kehidupan pertama bagi manusia-manusia yang akan
lahir itu?
Laki-laki dan Perempuan :
Kami tidak meminta dilahirkan ke dunia. Mengapa
kau turunkan kami ke sini (bumi)? Sedang kami bertanya-tanya, dengan
siapa kami akan menjalankan tugas besar ini. Sampai kapan Engkau
membiarkan masing-masing kami seorang diri? Sementara Engkau yang
memerintahkan kami untuk bersatu, satu sama lain.
Tuhan :
Sudahkan kalian percaya dan mempercayakan kehidupan kalian kepada-Ku sepenuhnya?
- - - - - - - - - - - -
Temanggung, 12 November 2013
http://kurniawangunadi.tumblr.com/post/66880656090/cerpen-dialog
Comments