30 Days Nisrina Writing Challenge

30 Days Nisrina Writing Challenge

Assalamualaikum!
Sampurasun!

Ini hari keempat gue dalam menyelesaikan tantangan menulis gue.

Jujur, gue gak membuat list tema yang harus gue buat perharinya karena pas awal nulis emang gak kepikiran mau bikin challenge ini. Awalnya nulis selama dua hari berturut-turut, lalu gue mengingat kembali tujuan hidup gue. Menjadi manusia yang bermanfaat. Asyeq.

Nah, bermanfaat ini adalah sesuatu yang luassss banget, kudu diturunin nih jadi sesuatu yang lebih spesifik dan lebih nyata. Alhasil, dapatlah satu turunan, yaitu bermanfaat melalui kemampuan gue untuk menulis. Turunan satu lagi adalah melalui another skill gue, yaitu dari dokter gigi dengan mengabdi kepada negeri, menyembuhkan manusia yang menderita sakit gigi dengan kemampuan gue ini, dan tentunya atas izin Allah juga karena semua ilmu gue ini berasal dari Allah semata.

Gue menyadari bahwa tulisan gue masih berantakan tanpa tema.

Oh jelas sekali, karena gue masih loncat dari nulis A tiba-tiba ke Z. Dari ngobrolin gerhana bulan eh loncat ke financial. Tulisan gue juga belom menggunakan kaedah berbahasa Indonesia yang baik dan benar, apalagi memakai Ejaan Yang Disempurnakan (yang namanya sekarang udah berubah itu). Tulisan ini murni apa yang ada di kepala gue, lalu gue tumpahkan semuanya ke dalam tulisan sesuai dengan apa yang gue katakan di kepala. Melalui #30daysNisrinaWritingChallange ini juga gue mau belajar menulis dengan lebih baik, lebih tersistematis. Belajar menjadi konten kreator yang kece. Tulisan ini juga menjadi bahan evaluasi gue ke depannya kalo gue mau menulis buku.

Self healing terbaik gue adalah dengan menulis. 

Oleh karena itu, satu hal yang pasti gue sadari adalah gue gak boleh berhenti menulis, karena gue punya banyak fans. Karena dengan gue menulis, perasaan gue seperti mengalir. Segala perasaan sakit, senang, suka, duka, seperti tercurahkan dalam kata-kata yang gue rangkai. Sakitnya hati gue seperti terobati, bahagianya terungkapkan melalui tulisan gue. Sejak gue duduk di kelas 1 (satu) Sekolah Dasar, gue memiliki kebiasaan menulis buku diari. Saat itu, gue hanya menuliskan dua kalimat paling sedikit. Lama kelamaan seiring berjalannya waktu, kelas 5 (lima) Sekolah Dasar gue menulis diari sampai satu halaman binder, terus 2 halaman. Kebiasaan menulis diari ini masih gue lakukan sampai detik ini. Tadi pagi, gue baru aja nulis diari. Dari kebiasaan menulis diari ini juga gue bisa evaluasi diri, sampai sejauh mana sih gue sudah berjalan? Gile, masa sih gue pernah melakukan hal stupid ini di kehidupan masa lampau gue?

Ngobrolin masa lalu, harus diiringi masa depan.

Btw, gue punya sebuah cita-cita dalam hidup gue, yaitu gue ingin memiliki suami yang juga hobi menulis! Alasannya tentu saja karena gue ingin membuat buku bareng sama suami gue. Sebuah catatan perjalanan kami, ikhtiar kami, sampai akhirnya kami saling menemukan dan membangun sebuah peradaban.

Mohon dukungannya yha gaes. Mohon doanya ya netijen. Amiiin.

Gue juga ingin ketika gue lulus nanti, gue bukan hanya dikenal dan diingat orang lain menjadi seorang dokter gigi saja, tapi juga sebagai seorang penulis yang suka menulis. Rada gemeteran euy ngetiknya kalo bilang penulis. Deg-degan kitu. Jangan-jangan? Gue mempunyai mimpi sejak kecil bahwa gue ingin menjadi seorang penulis. Gue memahami, saat ini selain menjadi seorang dokter gigi gue juga mampu menjadi seorang penulis (atas izin Allah juga tentunya). Yaa, minimal nulis buat diri gue sendiri.



Bandung, 19 Juli 2019
-nisrinaqotrun-

Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit