Terima kasih BPIP Unpad!
Terima kasih BPIP Unpad!
"Welcome back RSGM, Nisrina!" said me to myself. Yap, Muthi adalah salah seorang koas yang berhasil menarik gue kembali dari nikmatnya dunia mimpi dan ketidakstabilan hati serta otak.
Hari ini (gue nulis ini awalnya tanggal 19 Juli malam) gue akhirnya kembali kerja di RSGM, bukan kerja pasien, tapi kerja foto rontgen periapikal. Gue gak siap menghadapi kenyataan bahwa gue harus mengerjakan pasien. Gue gak siap mental menghadapi kenyataan kerja pasien hahaha. Terima kasih Muthi sudah memfasilitasi gue kerja pasien RSGM.
Hampir satu bulan gue gak kerja pasien RSGM. 26 Juni adalah hari terakhir gue ke RSGM untuk diskusi splinting yang sampai hari ini belom gue tanda tangan diskusinya..... Siang ini harus ke RSGM ah. Semoga tidak wacana (akhirnya wacana sih).
Karena bingung mau nulis apa, dan udah nulis judul kek yang di awal, gue ingin menceritakan proses self healing gue ke Psikolog. Gile ya sampe ke Psikolog.
Jadi sebelum ke Psikolog gue memetakan otak gue, apa aja sih penyebab masalah gue. Salah satunya adalah karena gue merasa bahwa kemauan gue dan tuntutan nyokap terhadap kehidupan gue pasca dokter gigi. Menurut gue, ini problem gue paling atas. Karena gue merasa sangat tertekan akan hal ini. Haha. Kocak.
Oiya! Sebelumnya gue memilih BPIP sebagai tempat gue menyurahkan isi hati. BPIP adalah kependekan dari Biro Pelayanan dan Inovasi Psikologi.
Kenapa gue memilih curhat di BPIP?
1. Karena BPIP milik Universitas Padjadjaran (Unpad).
Which is gue masih menjadi mahasiswa program profesi di Unpad, sehingga jika ingin konsultasi di BPIP gue hanya membayar Rp. 5.000,00 untuk biaya pendaftaran. Biaya konsultasinya free. Oleh karena itu, gue memilih BPIP Unpad sebagai wadah gue untuk curhat.
2. Membantu mahasiswa Psikologi Unpad S2 untuk mendapatkan klien.
Yap, para Psikolog di BPIP adalah mahasiswa. Sama kaya gue yang koas ini. Mereka juga sama-sama sedang belajar menjadi seorang Psikolog profesional. Namun bukan berarti karena masih mahasiswa gak profesional sis, mereka juga pasti udah belajar teori dan praktik sebelumnya sebelum menangani klien. Tentu dengan supervisi Psikolog juga. Sama kaya koaslah intinya, karena gue merasakan perasaan yang sama dengan para calon Psikolog, makanya gue memilih BPIP.
3. Kantor BPIP dekat dengan kosan gue.
Sejak 1979, BPIP Unpad berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda 438B, Dago, Coblong, Kota Bandung, 40135. Bisa telepon dulu di nomor (022)-2533431. Tentu saja karena sangat amat dekat sekali dengan kosan gue di Dago Pojok, jadi gue memilih untuk pergi ke sini. Letaknya di sebelah kiri jalan kalo dari arah Dago Atas, setelah pom bensin Dago Atas. Agak masuk ke dalam, dan ada plang namun gak terlalu besar.
Bagaimana sih mekanisme konsultasi di BPIP, Nis?
1. Tentu saja lo harus pergi ke BPIP dulu di waktu kerjanya.
BPIP buka dari jam 09.00 - 15.00 WIB. Di gerbang depan ada pak satpam yang siap membantu jika ada berbagai pertanyaan.
2. Parkirkan kendaraan lo jika membawa kendaraan.
Skip baca nomor 2 ini kalo lo gak bawa kendaraan. Nah, mau komen parkiran motor nih. Rada ke bawah dan jauh gitu, lumayan sih gue harus jalan sekitar 50 meter. Udah gitu jalanannya berbatu, jadi agak licin pas tanjakan dan turunannya kalo naek motor. Untuk parkir motor ini luas. Bisa menampung sekitar 100 motor kalo dipenuhin. Parkiran mobilnya juga cukup luas, bisa menampung sekitar 20 mobil.
3. Masuk ke ruang pendaftaran
Di ruang pendaftaran ini ada dua orang mahasiswa S2 yang berjaga di meja pendaftaran. Lapor dulu ke mereka. Biasanya beda-beda tiap harinya tergantung jadwal jaga mereka (inimah sotoy ya).
4. Mengisi formulir pendaftaran
Nah. Buat lo yang pertama kali dateng, harus daftar dulu dengan mengisi formulir pendaftaran berwarna biru yang berjumlah 3 lembar. Bilang aja ke petugas pendaftaran, "Ingin konsultasi dan baru pertama kali dateng." Nanti akan di tanyakan, "Masalah pribadi apa akademik?" Kalo gue kemaren masalah pribadi yang berujung pada akademik. Formulir pendaftaran ini berisi identitas pribadi, identitias orang tua dan saudara kandung. Dan di halaman terakhir ada pertanyaan mengenai keluhan kita. Setelah selesai mengisi semuanya, formulir dikembalikan kepada petugas pendaftaran saat itu. Oiya! Di ruang pendaftaran ini ada bangku juga untuk tempat mengisi formulir pendaftaran.
5. Membayar biaya registrasi
Untuk menyelesaikan registrasi kita diminta untuk membayar biaya registrasi seperti yang sudah gue sebutkan di atas (goceng). Lalu, petugas pendaftaran akan memberikan kuitansi yang dicetak komputer.
6. Penjadwalan dengan Psikolog
Konsultasi tidak dapat dilakukan langsung pada hari H mendaftar, karena saat itu gue daftar jam 3 sore wqwq. Jadilah gue diberikan schedule hari berikutnya jam 11-12 siang. Waktu yang diberikan hanya satu jam. Tapi gue gatau tuh dengan Psikolog siapa gue bisa konsultasi.
Selesai deh untuk hari pertama. Hari kedua. Lakukan hal yang sama dari nomor 1-3. Selanjutnya longkap ke nomor 7 di bawah ini.
7. Menunggu di ruang tunggu
Lo akan diminta untuk menunggu dipanggil oleh Psikolognya di lobby tunggu. Di lobby ini ada air mineral gelas beserta sedotannya gratis, supaya gak bosen nunggu kali ya. Gue telat dateng, dari jadwal jam 11, gue dateng jam 11.30 ehe. Akhirnya gue pun harus menunggu sampai Psikolognya selesai konsultasi jam 12.15.
8. Dipanggil oleh Psikolog menuju ruang konsultasi
Gue dipanggil Psikolognya jam 12.15 apa ya. Setelah itu, gue diminta untuk mengikuti Beliau ke sebuah ruang konsultasi. Ruangannya terdiri dari meja dan 3 buah kursi. Satu kursi untuk Psikolog, 2 kursi klien. Ada kursi tamu juga. Luasnya sekitar 5 x 10 meter. Ada jendela besar menghadap keluar ruangan yang nama rumput di luar ruangan sudah tumbuh tinggiiiii. Jadi rada gaenak diliatnya sih. Dingin. Ruangannya ber-ac.
9. Mulailah curhat Anda
Gue mendapatkan Psikolog laki-laki, padahal gue berharap perempuan. Tapi gapapa, ternyata cowo lebih objektif masukannya. Gue bingung manggil siapa, akhirnya gue panggil, "Kak." Wkwk. Sebelum curhat tentu saja seperti SOP pada umumnya, Psikolog memperkenalkan diri, menjelaskan informed consent pada klien bahwa rahasia akan terjamin. Baru setelah oke, kita boleh untuk bercerita.
Gue? Hahahaha gue sempat nangis, ya you knowlah Ninis sangat gengsi untuk menangis di depan orang lain. Jadi cuma berubah suara dan meneteskan sedikit air mata. Itu juga dipertengahan cerita saat gue udah gak kuat lagi buat nahan gak nangis.
Perasaan setelah gue konsultasi adalah gue jadi tau apa yang harus gue lakukan. Even saat ini gue masih belom melakukannya dengan baik. Sulit sungguh sulit. Ini aja gue masih nulis dan boboan di kamar kosan. Gak jelas dah hidup gua.
Oiya, kita boleh kembali lagi ke Psikolog jika masih ada perasaan yang mengganjal atau tidak ada perubahan dalam kehidupan pasca konsultasi. Bahkan bisa saja dirujuk ke psikiater, tentunya setelah melewati serangkaian tes tertentu.
Nah, buat temen-temen yang sedang merasakan kehampaan dalam hidup ini, dan butuh bantuan profesional dalam menanggulangi kegalauan hidup di dunia. Coba konsultasi ke biro psikologi terdekat. InshaAllah lebih tercerahkan. Untuk temen-temen di Bandung, dan anak Unpad. Ada baiknya menuju BPIP Unpad karena Unpad menyediakan layanan konsultas gratis di sini.
Sekali lagi, gue gak dibayar sama BPIP. Postingan ini adalah sebuah ucapan terima kasih dari gue.
So, thank you!
Bandung, 22 Juli 2019
-nisrinaqotrun-
Day-5 #30daysNisrinawritingchallenge
-nisrinaqotrun-
Day-5 #30daysNisrinawritingchallenge
Comments