Posts

Showing posts from October, 2024

Cerita tentang Kerajaan Berkembang

Pada zaman dahulu, jauh sebelum negara ini merdeka. Rakyat di negara ini hidup dalam kegelapan, terutama rakyat kecil. Mereka sulit untuk mendapatkan akses listrik, pendidikan, dan kesehatan, sehingga cita-cita dan impian masa depan anak-anak harus terkubur. Tidak ada mimpi yang dapat terwujud, kecuali mereka hidup dalam keluarga menegah ke atas. Jika melihat dari sudut pandang netral, kesulitan disebabkan karena pihak langit yang tidak melihat secara menyeluruh ke bumi. Seperti saat kita duduk di pesawat, ketika kita melihat ke daratan dari jendela pesawat yang sedang mengudara di langit, yang dapat kita lihat hanyalah titik-titik kecil. Namun ketika pesawat akan  landing , maka titik itu akan berubah, menampakkan bangunan atau pepohonan. Segala sesuatu jika dilihat dari jauh, yang nampak hanya permukaannya saja. Tidak dapat kita lihat permasalahannya kalau hanya dilihat secara sekilas. Persoalan tidak hanya disebabkan oleh pihak langit. Pihak bumi juga kurang mengerti alur, mereka ke

Apa yang Harus Aku Berikan untuk Negara?

Belakangan ini, negara sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. Dimulai dari isu pemilihan presiden dan wakil presiden yang menuai kontroversi. Usia salah satu calon wakil presiden tidak memenuhi syarat pencalonan. Kemudian muncul Putusan MK Nomor 90/PUU-XXI/2023 yang mengubah syarat batas usia calon presiden dan wakilnya, dari yang seharusnya 40 tahun menjadi 34 tahun. Hal ini kalau dipikir secara logika, menguntungkan bagi salah satu kubu calon. Ada syarat baru juga yang ditambahkan selama pemilihan umum 2024, yaitu pernah dipilih atau terpilih menduduki jabatan publik melalui pemilihan umum atau pemilihan kepala daerah. Kedua hal ini telah terbukti sebagai pelanggaran kode etik sehingga Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi menjatuhkan sanksi berupa teguran kepada ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Kalau kita pikirkan secara mendalam, betapa rumitnya kehidupan di suatu negara. Apalagi ketika harus mengurus negara. Justru semakin rumit. Namun mengapa masih ada seke

Selimut yang Menghangatkan

Hari ini hujan deras sekali. Sudah hampir tiga jam hujan turun membasahi tanaman di pekarangan rumahku. Aku selalu bersyukur ketika hari hujan. Karena tong air di rumahku akan selalu penuh. Aku dapat mandi, mencuci baju, mencuci piring, dan mengepel lantai tanpa perlu khawatir kekurangan air. Hujan memberikan rahmat, namun hujan juga bisa menjadi bencana. Di desa sebelah, jika hujan deras, maka akan menyebabkan air sungai naik dan terjadi banjir. Air akan masuk ke rumah-rumah dan mengotori lantai. Kejadian terparah terjadi pada awal tahun lalu. Gapura desa sebelah terendam banjir. Lalu lintas jadi tersendat. Para pekerja, seperti guru dan petugas kesehatan tidak berangkat kerja. Anak sekolah diliburkan karena sekolah banyak terdapat lumpur. Pusat kesehatan ditutup karena alat kesehatan menjadi kotor dan berwarna kecoklatan. Malam ini hujan, namun kipas anginku tetap menyala. Walaupun suhu udara rendah, aku tetap ingin ada angin yang menampar tubuhku. Tidak dingin, karena aku punya seli

Aku ingin Tinggal di Istana

Belasan tahun aku tinggal di rumah ini. Tempat berlindung dari terik matahari dan hujan badai. Tempat aku beristirahat di panasnya siang dan dinginnya malam. Rumah ini memiliki dua lantai dengan cat dominan warna krim. Ada teras dan pagar yang membatasi dan mengamankan rumah. Dahulu teras tersebut berisi berbagai macam tanaman ibu, tapi sekarang sudah dibongkar untuk garasi mobil. Empat kamar tersedia di dalamnya. Kamar aku dan kedua adikku, serta kamar ibuku. Tidak terlalu luas, namun tidak terlalu sempit. Seharusnya, aku bersyukur memiliki rumah yang dapat ditinggali setiap hari. Kata  mahfudzot  Arab: Rumahku, istanaku.  Baitii jannatii.  Namun bagiku, rumah ini tidak seperti istana. Dapur yang sempit. Keran kamar mandi sering bocor. Air hangat sering tidak menyala. Air sering macet. Dinding mengelupas. Orang tua yang sering mengekang. Sungguh, terlalu banyak hal yang membuatku tidak nyaman tinggal di rumah orang tuaku. Aku ingin memiliki rumah sendiri. Aku ingin tinggal di istanaku

Apakah Perbedaan Tambalan Sementara dan Permanen?

Image
Gigi terdiri dari mahkota dan akar. Pada mahkota, terdapat enamel dan dentin. Enamel yaitu bagian gigi yang berwarna putih, sedangkan dentin bagian gigi yang berwarna putih kekuningan. Pada akar, terdapat kamar pulpa dan saluran akar, dimana di dalamnya banyak terdapat pembuluh darah dan saraf. Jika lubang pada gigi hanya terdapat pada enamel, maka dapat langsung dilakukan penambalan permanen. Bahan tambal yang digunakan, antara lain  Glass Ionomer  yang diaduk dan dapat kering sendiri ketika terkena saliva, atau menggunakan bahan tambal komposit yang harus disinar terlebih dahulu agar dapat kering. Kedua bahan tambal ini memiliki kualitas yang sama dalam hal ketahanan, perbedaannya pada estetikanya. Bahan tambal komposit memiliki partikel yang lebih kecil dan rapat, sehingga menghasilkan warna yang sama dengan gigi asli. Tambalan komposit biasa dipakai untuk gigi anterior, karena pertimbangan estetika. Namun tidak jarang juga, pasien yang menginginkan gigi belakang ditambal dengan men

Hari bersama Nenek

Saat aku kecil, aku banyak menghabiskan hari bersama nenek. Kedua orang tuaku bekerja. Mereka sudah berangkat menuju kantor sejak matahari belum muncul, dan pulang ke rumah saat matahari sudah tenggelam. Kukira kehidupan yang aku jalankan saat itu hanya ada dalam di Utopia, namun kenyataannya, aku sedang menjalankannya. Nenek tinggal seorang diri, tanpa kakek. Kakek meninggal saat usiaku masih tiga tahun. Aku belum sempat mengenal kakek dengan baik. Sedikit sekali waktu yang kuhabiskan bersama kakek. Kenangan yang paling aku ingat dengannya, yaitu kakek selalu mengajak makan tepat waktu. Saat muda dahulu, kakek adalah seorang tentara. Hidupnya sangat teratur. Bangun pagi jam 4 subuh, mandi, lalu solat. Jam setengah enam, ia sudah siap untuk jalan pagi mengitari kampung. Lalu kembali ke rumah dan bersiap untuk sarapan. Anehnya, nenek selalu tepat waktu menyiapkan sarapan kakek pukul setengah tujuh. Makan siang jam 12.30 , tidak pernah telat. Aku hanya sesekali makan malam dengan mereka

Bagaimana Rasanya Cabut Gigi pada Orang Dewasa?

Setiap pasien yang datang padaku untuk cabut gigi, biasanya bertanya, “Dok, cabut gigi sakit, engga?” Tentu saja sebagai dokter gigi, kredibilitasku dipertaruhkan. Kalau aku jawab tidak sakit, maka aku akan bohong. Karena rasanya sakit saat dilakukan penyuntikan larutan anestesi. Saat jarum suntik pertama kali menembus lapisan mukosa mulut, rasanya seperti digigit semut. Saat dokter gigi mendeponirkan larutan anastesia, atau bahasa mudahnya, memasukan obat ke dalam mukosa mulut, itu juga mungkin akan terasa sakit, jika dokter giginya melakukannya dengan cepat. Seharusnya dilakukan dengan perlahan, agar pasien merasa nyaman sejak pertama dilakukan pembiusan. Setelah dilakukan pembiusan, maka pasien akan menunggu 3 sampai 5 menit, agar obat dapat bereaksi. Biasanya akan muncul rasa kebas atau tebal pada pipi, bibir, ataupun lidah. Dokter gigi akan melakukan tes, yaitu dengan menjepit mukosa mulut dengan menggpunakan pinset, tanpa kekuatan penuh. Jika pasien tidak merasakan sakit pada bag

Gigi Berlapis?

Pada suatu malam, saya mendapat sebuah pesan singkat dari seseorang yang tidak ada namanya, tidak ada foto profilnya, dan tidak saya simpan kontaknya. “Dok, anak saya giginya berlapis.” katanya. Jujur, awalnya saya bingung. Baru kali ini saya menemukan keluhan pasien dengan gigi berlapis. Apakah maksud dari kalimat tersebut? Apakah gigi anaknya dilapisi dengan karang gigi? Apakah gigi anaknya dilapisi dengan veneer? Kepalaku pusing menerka jawabannya. Akhirnya kubalas pesan singkatnya, kutanyakan berapa usia anaknya dan apakah ada keluhan sakit atau tidak. Sebuah pesan singkat masuk lagi ke telepon genggamku. Balasan bahwa ternyata anaknya berusia enam tahun dan tidak memiliki keluhan sakit. Hanya saja giginya agak sedikit goyang. Otakku langsung lancar berpikir. Oh,  persistensi  gigi! Persistensi  gigi adalah suatu kondisi dimana terdapat gigi dewasa yang sudah tumbuh di belakang gigi susu. Biasanya, gigi susunya sudah goyang disebabkan karena akar gigi yang sudah resorpsi. Gigi dewa

Setetes Air Putih

Aku selalu merindukan saat dimana aku dapat meneguk air putih. Saat dimana tenggorokanku begitu kering, sehingga aku membutuhkan setetes air putih untuk kutelan. Setetes air putih yang dapat melepaskan segala rasa dahaga. Setetes air putih yang menyegarkan dan menambah stamina tubuh. Dalam sehari, mungkin kita pernah lupa untuk meminum air putih. Kita terlalu sering meminum air berasa dan berwarna. Baik itu teh, kopi, ataupun susu. Padahal setetes air putih, bisa mempertahankan kesehatan ginjal kita. Terlalu banyak minum minuman berasa, akan memperberat kinerja ginjal kita. Maukah kamu di usia muda sudah menderita gagal ginjal? Tentu saja, manusia jelas tidak ada yang mau menghabiskan sisa usia berkawan dengan alat cuci darah. Makanya, jangan lupa minum air putih! Air putih itu murah dan terjangkau. Air putih bisa dibeli dimana saja. Jika ingin berhemat dan lebih peduli lingkungan, bawa sendiri tempat minum dari rumah yang sudah diisi dengan air putih dari galon. Sekarang sudah banyak

Pilihan Hati

Apakah akan ada kesamaan antara hal yang kita pilih menggunakan logika dengan hal yang kita pilih menggunakan hati? Akankah hasilnya berbeda? Manakah yang seharusnya menjadi prioritas dalam memutuskan suatu hal? Berdasarkan logika berpikir atau berdasarkan dari perasaan? Hasil dari MBTI aku adalah ENFP.  Feeling , atau perasaan. Maka dari itu, aku seringkali dalam memutuskan suatu hal lebih mengedepankan perasaan. Jika kamu pernah mendengar, perempuan saat menjadi pemimpin lebih mementingkan perasaannya. Maka menurut aku, hal tersebut seratus persen benar. Namun tidak jarang juga aku memutuskan sesuatu menggunakan logika. Aku terkadang lebih banyak mempertimbangkan hal yang lebih menguntungkan untuk diriku daripada hal yang aku sukai. Jadi, walaupun hasil MBTI aku adalah ENFP,  feeling  yang kudapatkan tidak seratus persen, 60% dari 100 aku memang memiliki kepribadian  feeling , namun 40% sisanya aku masih seseorang yang memiliki jiwa  thinking . Tidak mudah menjadi seseorang dengan ke