Pilihan Hati

Apakah akan ada kesamaan antara hal yang kita pilih menggunakan logika dengan hal yang kita pilih menggunakan hati? Akankah hasilnya berbeda? Manakah yang seharusnya menjadi prioritas dalam memutuskan suatu hal? Berdasarkan logika berpikir atau berdasarkan dari perasaan?


Hasil dari MBTI aku adalah ENFP. Feeling, atau perasaan. Maka dari itu, aku seringkali dalam memutuskan suatu hal lebih mengedepankan perasaan. Jika kamu pernah mendengar, perempuan saat menjadi pemimpin lebih mementingkan perasaannya. Maka menurut aku, hal tersebut seratus persen benar.


Namun tidak jarang juga aku memutuskan sesuatu menggunakan logika. Aku terkadang lebih banyak mempertimbangkan hal yang lebih menguntungkan untuk diriku daripada hal yang aku sukai. Jadi, walaupun hasil MBTI aku adalah ENFP, feeling yang kudapatkan tidak seratus persen, 60% dari 100 aku memang memiliki kepribadian feeling, namun 40% sisanya aku masih seseorang yang memiliki jiwa thinking.


Tidak mudah menjadi seseorang dengan kepribadian feeling. Jika aku ingin memutuskan suatu hal, misalnya, ada anggota kelompokku yang tidak mengerjakan tugasnya dengan benar. Maka aku tidak pernah marah. Aku berpikir bahwa mungkin saja dia punya kesibukan lain, mungkin dia sedang lelah menghadapi hidupnya. Aku memberitahunya secara baik-baik, selalu mencoba untuk berpikir positif, dan membiarkan selesai dengan begitu saja. Berbanding terbalik dengan mereka yang memiliki kepribadian thinking. Mereka akan bertanya terlebih dahulu, lalu memutuskan akan diberi konsekuensi apa orang yang bersalah ini.


Kedua jenis kepribadian ini memiliki kebaikan dan keburukan. Bagaimana sikap kita, sebagai pemilik kepribadian, untuk dapat mengatasi kelemahan dari kepribadian tersebut, agar tidak menonjol, sehingga yang terlihat hanya kebaikan dalam diri kita.


Muara Maruwei 1, 2 Oktober 2024

  1. Nis
  2. #30DWC #30DWCJilid47 #Day19

Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit