Hari bersama Nenek

Saat aku kecil, aku banyak menghabiskan hari bersama nenek. Kedua orang tuaku bekerja. Mereka sudah berangkat menuju kantor sejak matahari belum muncul, dan pulang ke rumah saat matahari sudah tenggelam. Kukira kehidupan yang aku jalankan saat itu hanya ada dalam di Utopia, namun kenyataannya, aku sedang menjalankannya.


Nenek tinggal seorang diri, tanpa kakek. Kakek meninggal saat usiaku masih tiga tahun. Aku belum sempat mengenal kakek dengan baik. Sedikit sekali waktu yang kuhabiskan bersama kakek. Kenangan yang paling aku ingat dengannya, yaitu kakek selalu mengajak makan tepat waktu. Saat muda dahulu, kakek adalah seorang tentara. Hidupnya sangat teratur. Bangun pagi jam 4 subuh, mandi, lalu solat. Jam setengah enam, ia sudah siap untuk jalan pagi mengitari kampung. Lalu kembali ke rumah dan bersiap untuk sarapan. Anehnya, nenek selalu tepat waktu menyiapkan sarapan kakek pukul setengah tujuh. Makan siang jam 12.30, tidak pernah telat. Aku hanya sesekali makan malam dengan mereka, karena sudah pulang ke rumah ayah dan ibu. Sedikit ku ingat, mereka selalu makan malam jam 7 malam, tidak pernah telat. Hidupku bersama nenek benar-benar seperti di Utopia, bukan?


Semenjak kakek meninggal, nenek tetap hidup dengan teratur. Nenek tetap masak sendiri, membuat kue, membersihkam rumah. Aku sering jadi kelinci percobaan untuk kue yang dibuatnya. Kuenya enak.


Saat aku SMA, nenek pernah memintaku untuk belajar membaca Al-Qur’an. Nenek berkata, “Sudah tua seperti ini tidak malu untuk belajar sama cucu.” Aku senang karena nenek masih memiliki motivasi untuk belajar di hari tuanya.


Sekarang nenek tinggal dengan kakak ibuku. Rumah lamanya dijual, dan hasilnya dibagi rata ke semua anaknya. Rumahnya sekarang lebih dekat dengan rumahku. Aku sudah kuliah di Bandung. Sesekali kukunjungi rumahnya saat aku sedang libur di Jakarta. Nenek sudah semakin tua. Tubuhnya semakin kurus dan banyak keriput. Jalannya juga sudah tidak cepat seperti dulu, sekarang ia butuh bantuan tongkat untuk menopangnya berdiri. Tapi nenek tetap makan tepat waktu. Nenek masih suka masak kue, walau rasanya sudah berbeda. Yang pasti, saat ini nenek tetap sehat dan nenek tidak lagi hidup di dunia utopia.


Muara Maruwei 1, 5 Oktober 2024

Nis

#30DWC #30DWCJilid47 #Day24

Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit