Pola Lilin Pasak Inti
Alhamdulillah,
wa syukurilah. Setelah melewati 3 bulan mulai dari indikasi, cetak, diskusi,
dan preparasi, akhirnya gue dapat menyelesaikan pola lilin pasak inti. Gak ngerti
lagi, rasanya pengen nangisssss. 3 bulan cuy cuma sampe pola lilin pasak inti.
Gue mulai 1 minggu lebih dulu daripada Diana, dan Diana sekarang udah kelar.
Gapapa. Everybody has their own timeline.
Tapi, bukan berarti gue gak bisa mengejar timeline
orang lain, kan? Yuk, Nis, segera selesaikan pasakmu.
Pasak.
Salah satu requirement yang bikin gue hampir nangis
dua kali. Pertama saat pola lilin gue udah fix, tapi goyang. Ini udah di
penghujung shift pula. Gue kesel. Gue cabutlah si lilinnya dari si kawatnya.
Sia-sia satu shift gue. Kedua saat tadi sore pekerjaan gue di acc oleh
drg.Seto. Rasanya tuuuuuh, pengen bersyukur banget sama Allah. Terima kasih yaAllah
telah mendengar doa Ninis tadi siang. Udah pasrah banget kalo hari ini ga di
acc. Gagal sudah rencanaku menyelesaikan pasak sebelum OS.
Pasak.
Kata orang pasak
lebih sulit daripada requirement
prostho yang lain. Let see. Setelah
melewati tahapan pekerjaan preparasi dan pola lilin pasak inti juga, katanya semua
terasa lebih mudah.
Bagi
gue sendiri, pasak itu sebenarnya mudah. Gue yang membuatnya menjadi ribet.
Bayangkan aja, jarak pekerjaan gue dari diskusi sampe acc preparasi saluran
akar, masa 1 bulan lebih 11 hari? Lama banget. Padahal seinget gue, xantigen gue cuma nyoba sekali dan
alhamdulillah hasilnya kata beberapa temen gue, bagus. Saat acc dengan drg.Vita,
Beliau hanya sekali lihat, bahkan preparasi gue gak dilihat…………
Jadi
apa yang membuat tahapan pekerjaan lo lama, Nis? Lo ragu. Lo gak percaya dengan
diri lo sendiri. Gue adalah tipe orang yang learning
by doing. Tahapan pekerjaan preparasi gue adalah hasil tanya Fira, Diana,
Syahirah, Muthi, dan beberapa orang yang sudah mengerjakan perpasakan.
Saat
gue ingin acc, gue tanya Fira, kata Fira A. Gue gak yakin. Gue benerin dulu.
Pengen acc lagi, gue tanya Syahirah. Katanya Syahirah B. Gue gak yakin. Gue
benerin dulu. Alhasil tertunda, dan terus tertunda. Sampai akhirnya, gue gak
butuh kata-kata mereka dan yakin dengan hasil pekerjaan gue. Dan alhamdulillah,
hasilnya kata orang, bagus. One shoot
pula. Alhamdulillah, ga boleh puas
diri.
Pola lilin pasak
inti. Tercipleu.
Heu. Jarak pekerjaannya satu bulan juga. Apa-apaan nih. Mau kelar kapan, Nisrina,
kalo setiap tahapan selesainya satu bulan? Mana bulan depan masuk stase RSHS
pulak…….
Pertemuan
pertama dan kedua masih bodoh. Bodoh banget. Masih berpikir bahwa pola lilin
pasak itu, yaa pasak, saluran akarnya aja.
Pola
lilin itu ada 2, pasak dan inti. Jadi kalau mau acc pola lilin, acc-kanlah
keduanya. Hue kesel. Pertama kali mencoba acc ke drg. Seto, dan di acc. Tapi ternyata
itu pola lilin pasak. Pola lilin intinya belom. Masih membulat besaaaar sekali.
Bahkan belum di karving sama sekali. Memalukan sekali Nisrina. “Coba kamu
belajar lagi tentang pola lilin inti.” katanya.
Bukannya
belajar sungguh-sungguh, Nisrina justru belajar seadanya. Alhasil, ketika kedua
kalinya mencoba acc pola lilin inti, diteriakin oleh drg.Vita di ruang PPDGS.
Memalukaan! “Kamu baru boleh acc kalo sudah tau syarat-syarat pola lilin inti!”
kata Beliau. Bahkan pasien gue sampe ketakutan wkwk. Oke, jadi kasusnya hampir
mirip dengan drg.Seto, bedanya adalah yang ini sudah gue karving dikit, namun
jaraknya kurang.
Pertemuan
selanjutnya, gak mencoba samsek ke dokter manapun. Karving sana sini. Sudah haqqul
yaqin, inshaAllah di acc. Eh, waktu yang tak memungkinkan. Bye. Gue rendam di
air selama seminggu. Eh tanpa gue sadari, airnya sudah hilang separuhnya.
Hopeless. Ketika tadi siang pas dicobain ke mulut pasien gue, kawatnya muter.
Rasanya ingin menangis dan mengamuk. Tapi kudu sabar. Cobain trus ditusuk-tusuk
ke dalam saluran akar gigi 12 pasien gue. Sekali. Oke, bagus. Masukin lagi ah,
biar rapi. Panasin sedikit. Ujungnya patah. Oke coba lagi, ujungnya patah di
dalam. Coba lagi. Gagal lagi, kawatnya muter, ujungnya gak kena. YaAllah, hamba
kesal sekaliiii. Rasanya pengen menyerah saja.
Akhirnya, gue putuskan untuk membuat pola lilin baru dari inlay baru. Baru mulai jam setengah 3. Keburu gak ya.. Shalawatin aja kali yaa. Sambil konsentrasi mengukir, menusuk-nusuk saluran akar, sambil shalawat dan membatin juga. YaAllah hamba ingin acc hari ini. Set set. Bismillah. Yok, one shoot.
Mencari drg.Seto. Alhamdulillah, ternyata Beliau mudah ditemukan di integrase
E. “Restorasinya apa?” tanyanya.
“Seat, Dok.” kata gue.
“Itumah sandarannya. Restorasinya.” dengan pesona dinginnya Beliau
bertanya.
“Oh, PFM, Dok.” jawab
gue mencoba gak kalah dingin.
Setelah
itu dia meminta pasien gue menutup mulut, mengecek bagian palatal, mengecek
dengan gigi kontra lateralnya, mengecek inklinasinya, mengecek dengan gigi
sebelah. Wah pokoknya semua bagian di cek. Udah aja, Beliau gak berbicara sama
sekali tuh selama mengecek seluruh bagian. Sampai akhirnya Beliau angkat bicara…..
“Ini
sudah oke. Cuma bagian distalnya terlalu cembung, inklinasinya juga miring.
Nanti ketika kamu membuat mahkota di bagian labio-mesialnya cembung. Dikurangin
aja.”
“Baik,
dok.” jawab gue dengan sedih. Hiks. Gak di acc, ya?
“Mana
rubriknya, saya tanda tangan.” Beliau ngambil rubrik sendiri, kemudian tanda
tangan.
Gue?
Gue masih cengo, sambil megang pola lilin gue. HAH? DI ACC NIH?
Pasien
gue tersenyum penuh kemenangan, “Akhirnya ya, Teeeh.”
Gue
masih menuruti perintah dokternya, mengurangi kecembungan dan bagian mesialnya
dikurangi, agar tidak cembung nantinya.
Alhamdulillah.
Akhirnyaaaa. Sampai pasien gue berkata, “Alhamdulillah, ini pulang tercepat aku, Teh.”
Dan gue baru mengetahui, selama ini pasien gue sering meng-qadha solat maghribnya, karena perjalanan Bandung-Nangor…..
YaAllah, ampuni hamba yang membuat makhluk-Mu ini menjadi lalai terhadap-Mu.
Yuk,
semangat, Nisrina. Perjalanan pasak masih panjang~ jangan cepat puas diri.
Semoga ke depannya selalu dilancarkan.
P.S.
Gue baru menyadari bahwa Dhuha dan Al-Kahfi membuat pekerjaan gue hari ini
berjalan begitu lancar.
Bandung,
20 Oktober 2017
-Whiter
Rose-
Comments