No Title
20
tahun ++ usia yang membuat lo susah untuk bersahabat dengan lawan jenis
(kenapa intronya iniiiii). Bahkan dengan sesama jenis pun terkadang membuat
lo selalu berpikir, gue salah ngomong apa ya. Dia sakit hati gak ya dengan
perkataan gue.
Setiap
tindakan dan perkataan yang diucapkan di usia 20++ harus dipikirkan secara
matang. Jika kita menginginkan sesuatu pun harus mempunyai alasan yang jelas.
Semua perbuatan harus penuh pertimbangan. Atau lo akan goyah dalam menghadapi
hidup.
Gue
menyadari, selama hampir 2 tahun gue mengalami gelombang "quarter life
crysis". Perubahan drastis yang gue jalani dari siswi SMA ke mahasiswi,
lalu menjadi sarjana, dan sekarang menjadi koas. Dari yang sebelumnya super
kasar dan gak sabar, perlahan gue mencoba menjadi seseorang yang sabar dan gak
emosional ketika menghadapi suatu masalah. Dari yang tadinya gue suka lari
ketika dihadapkan dengan suatu masalah, gue mencoba untuk lebih menerima dan
mencari solusinya. Dari yang awalnya acuh sama keluarga, sampai saat ini
menurut gue family is my everything. Dari seseorang yang suka bobo, menjadi
lebih suka bobo. Wk yang ini gak boleh ditiru. Semuanya adalah proses pendewasaan diri. So, jangan dianggap remeh.
Setiap
langkah yang gue lalui setiap hari harus menghasilkan suatu perubahan. Gue
setuju dengan quote, "Hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan
hari esok harus lebih baik dari ini." Dulu, gue pikir ini hanya sekedar
quote belaka, tapi sekarang, ada jutaan makna yang terkandung dari kalimat
tersebut.
Mungkin
terlambat bagi gue menyadari semua ini. Di usia 22 tahun, menjelang 23 ini, gue
baru menyadari kebermaknaan hidup bagi gue. Padahal seharusnya gue bisa
memaknai hidup sejak zaman perkuliahan dulu. Tapi gapapa, everybody has their
own timezone. Kalimat ini selalu gue tanam dalam otak gue. Goals tiap orang
memang berbeda, makanya jalan hidup tiap insan juga berbeda. Ketika temen lo
sudah mencapai H, sedangkan lo masih C. Gapapa. Yang penting lo sudah lebih
maju dari lo yang dulu, lo yang mungkin pernah stuck di A.
Tapi gue juga gak
meragukan diri gue, gue percaya gue pun bisa mencapai H seperti yang temen gue udah
dapati. Gue percaya bahwa kita sebenernya bisa mengejar keterlambatan kita agar
langkah kita bisa sejajar dengan orang lain. Syaratnya: jangan liat kanan kiri.
Focus on your own capability. Lo akan bisa melesat jauuuuh lebih hebat dari
orang lain yang sudah memulai lebih dulu.
Gue
tau tulisan ini makin lama makin ngalur ngidul. Gak jelas. Kaya perasaan lo ke
doi. Jadi mari kita sudahi tulisan kali ini dengan istigfar sebanyak-banyaknya.
Mohon ampun sama Allah karena tadi pagi udah bikin kesel abang nasi kuning mungkin?
Semoga
gue, lo, dan siapapun yang baca tulisan ini bisa mendapat makna dan menjadikan
hidup lo lebih berkualitas lagi. Yuk, jadi pribadi yang lebih baik. Pertama
untuk kebaikan diri sendiri, setelah selesai dengan urusan diri sendiri,
niscaya akan berguna bagi manusia yang lebih banyak lagi. Selamat merenung!
Bandung,
22 Oktober 2017
-White Rose-
Comments