Posts

Showing posts from September, 2024

Apakah Hidup Demi Gengsi?

Dalam hidup, ketika kita memiliki sebuah gelar, memang terasa menyenangkan. Seolah kita berada di atas angin dengan gelar yang kita miliki. Begitu juga saat kita memiliki jabatan tinggi. Rasanya dagu ini terangkat begitu tegak, sehingga sulit untuk diturunkan. Rasa sombong bergemuruh dalam dada. Diri ini seperti enggan melihat ke bawah, kepada teman yang derajat kehidupannya tidak lebih baik di mata kita. Padahal, jika ditelurusi kembali. Hidup itu sementara, akhirat yang fana. Untuk apa mempertahankan gengsi jika kita tidak dapat hidup sesuai dengan aturan agama? Sebentar, mungkin pertanyaannya harus aku ganti, pilih mana? Memegang teguh aturan agama, atau terus hidup dengan gengsi? Sudah seharusnya kita hidup dengan memegang teguh aturan agama. Agama harus tetap berada di puncak. Sedangkan gengsi harus di lawan. Gengsi menurut KBBI merupakan sebuah kehormatan dan pengaruh. Gengsi adalah sebuah harga diri. Makanya kenapa ada orang yang mati-matian terlihat kaya, hidup mewah, memakai b...

Sang Adik

Dik, teruslah belajar sampai kamu mual. Teruslah memahami isi buku pelajaranmu sampai kamu bosan dan ingin berlari. Karena kelak, kamu akan merindukan masa-masa belajar dari sebuah buku. Belajar teori. Pada masa depan kamu akan menyadari bahwa pembelajaran dalam hidup yang sesungguhnya adalah saat kita menjalani hidup. Keputusan yang akan kamu ambil pada satu hari, mempengaruhi kehidupanmu yang selanjutnya. Sebuah saran dariku yang telah melalui tiga puluh tahun asam garam kehidupan, jangan gegabah. Dik, benar kata Nadin Amizah,  hidup berjalan seperti bajingan. Kamu masih akan tak banyak mengerti banyak hal. Semuanya berenang di kepala.  Maka saat kamu merasa muak akan segala hal hidup, ceritakanlah, Dik. Setidaknya beban di kepalamu akan berkurang dengan bercerita. Perasaanmu pun akan sedikit lebih lega. Kamu juga akan mengambil keputusan dengan pikiran yang lebih jernih. Dik, percayalah. Hidup tidak akan semulus yang kamu inginkan. Akan ada hal rumit yang tidak pernah kamu ...

Andai Ayah Ada

Yah, sudah satu dekade kita tidak bertatap muka. Tidak ada sapa, tidak ada tawa, tidak ada kata. Hati ini terasa sakit mengingat kebersamaan kita yang dahulu. Yah, andai Ayah masih ada. Aku ingin menumpahkan segala resah dalam dadaku. Bercerita mengenai hidupku. Aku ingin setiap hari melaporkan kegiatanku. Sakit sekali rasanya saat aku tidak lagi dapat mengeluarkan rasa kesalku. Menyimpan segalanya sendiri tanpa ada teman cerita. Ayah, aku ingin bertemu denganmu. Ayah, andai waktu dapat aku putar kembali. Aku tidak akan mengambil keputusan bodoh. Seharusnya aku tidak pernah mengambil keputusan yang aku sesali. Harusnya aku dulu menyadari bahwa saat Ayah sakit adalah saat-saat terakhirku. Harusnya aku mengerti bahwa penyakitmu itu ganas dan mematikan. Dahulu aku terlalu egois, mementingkan diriku sendiri saja. Aku tidak pernah merawat Ayah ketika Ayah sakit. Aku selalu main di luar rumah dengan alasan belajar. Aku hanya peduli dengan diriku sendiri. Aku berpikir bahwa dengan belajar hid...

Cabut Gigi?

Ingat cerita tentang Mama Andi? Pasien perempuan berusia 40 tahun yang mengeluhkan sakit gigi. Saat ini, Mama Andi sedang aku periksa di Poli Gigi. Ternyata, Beliau tidak mengerti jika aku ajak bicara dengan bahasa Indonesia! “Pas keur tuang teh, nyeri pisan, teu tahan. Abi tos nginum obat oge.”  ujar Mama Andi. Maksudnya, saat Beliau makan, terasa nyeri yang tidak tertahankan. Beliau juga sudah minum obat. “ Muhun. Mama Andi, hapunten buka mulut heula, abi mau lihat sakedap giginya.” kataku. Aku mau melihat kondisi rongga mulutnya. “ Hayuk , Aaaaaaaaa….” lanjutku sambil membuka mulut lebar-lebar, tentu saja tidak dapat dilihat oleh Mama Andi karena tertutup oleh masker. Mama Andi mengikuti instruksiku. Bukaan mulutnya cukup lebar, sehingga aku dengan jelas melakukan pemeriksaan fisik pada rongga mulutnya. Hasilnya adalah terdapat tiga gigi belakang kanan yang berlubang besar dan satu sisa akar. “Mama Andi, ieu aya tunggul hiji. Aya lobang besar oge, tilu. Ari tunggulnya teh ...

Berjuang Maksimal

Ibu maaf, untuk kali ini aku tidak dapat memenuhi keinginanmu lagi. Aku mengecewakanmu di kali kedua. Aku belum ingin menjadi pegawai tetap seperti yang Ibu inginkan. Semua itu karena jauh di lubuk hatiku, aku ingin melanjutkan sekolah. Aku ingin terus belajar menjadi seorang abdi masyarakat yang kompeten. Ibu, maaf jika aku belum bisa menjadi seorang kakak yang menjadi teladan bagi adik-adikku. Aku hanya fokus kebahagiaan diri sendiri. Aku belum bisa memberikan kebahagiaan bagi Ibu dan adik. Ibu, hal yang sedang aku pertahankan saat ini adalah hal yang sangat aku dambakan, Bu. Aku sedang berjuang untuk meraih gelar lebih banyak. Aku berjuang agar aku bisa menjadi seseorang yang bisa membawa nama baik Ibu dan Ayah. Ibu, aku sudah belajar selama 7 tahun di bangku kuliah. Aku memiliki beberapa pekerjaan tanpa bantuan darimu. Apakah menurut Ibu aku sudah berusaha maksimal? Apakah menurut Ibu aku belum menjadi anak yang berbakti padamu? Apakah Ibu masih mengganggapku anak durhaka? Ibu, jik...

Percakapan dengan Pasien

Mama Andi, perempuan paruh baya yang mengeluhkan sakit gigi, sudah berada di dalam Poli Gigi Puskesmas. Aku sebagai dokter gigi, bertanya secara menyeluruh. Namun, masih jawabannya masih tidak dapat kujadikan pegangan untuk menegakan diagnosa. Kepalaku saat itu sangat pusing. Penyakit vertigo kembali menyerangku. Aku berpegangan pada sudut meja kerjaku. Dalam hatiku ingin sekali aku minta pulang pagi ini, tapi mengingat perjuangan Mama Andi, aku mengurungkan niat. Setelah kepalaku terasa agak ringan, aku mengajak Mama Andi untuk duduk di kursi gigi. Saatnya aku meluncurkan aksi basa-basi.  “Ibu Fitri, apakah sudah pernah ke dokter gigi sebelumnya?” Mama Andi menggeleng. “Wargi di dieu, biasa nyebut Abi mah Mama Andi, Bu.”  jawabnya. ‘Warga di sini biasa memanggil saya Mama Andi, Bu.’ Baik, ditanya A, jawabannya B.   Saat itu aku belum menyadari satu hal penting. “Baik, Mama Andi, sudah pernah berobat ke dokter gigi?” tanyaku sembari tersenyum, palsu, karena tertutup maske...

Mekanisme ke Dokter Gigi Puskesmas, Pendaftaran

Apakah masih ingat cerita tentang Ibu yang mengirimkan pesan singkat untuk cabut gigi? Hari ini aku akan melanjutkan cerita tentangnya. Keesokan harinya, hari dimana Ibu datang ke Puskesmas. Ibu Fitri Arianti, nama lengkapnya. Beliau biasa dipanggil Mama Andi, karena anak pertamanya bernama Andi. Rumahnya cukup jauh dari Puskesmas, kurang lebih setengah jam. Beliau mengendarai motor seorang diri, melewati jalanan berlumpur, dan truk besar yang berisi batu bara. Perjuangan untuk berobat gigi layak aku apresiasi. Mama Andi mendaftar di loket dengan membayar kartu berobat sebesar lima ribu rupiah. Tak lupa menyerahkan KTP dan kartu BPJS. Beliau ditanyakan oleh petugas pendaftaran mengenai keluhannya. Alhamdulillah, kali ini jawabannya tepat, yaitu sakit gigi. Beliau diarahkan menuju meja perawat untuk dilakukan pengukuran tekanan darah, berat badan, tinggi badan, denyut nadi, pernapasan, serta suhu. Setelah itu, menunggu antrian untuk masuk ke Poli Gigi. Saat itu, hanya terdapat 1 pasien ...

Jika Gigi Sakit, Ditambal atau Dicabut?

Malam ini, aku mendapatkan pesan singkat dari seorang pasien wanita. Dari foto profil yang aku lihat, usianya kisaran 40 tahun. “Assalamualaikum. Selamat malam, Dok.” katanya membuka percakapan. “Apakah Dokter besok ada di Puskesmas? Besok saya ingin cabut gigi, Dok.” lanjutnya. Aku membuka pesan singkat darinya dengan segera. “Waalaikumussalam. Besok saya ada jadwal di Puskesmas, Bu.” balasku. “Keluhan Ibu, apa ya?” tanyaku. Pesan singkat yang kukirimkan langsung centang biru, tanda bahwa pesanku sudah dibaca oleh wanita tersebut. Terlihat di layar telepon genggamku ia sedang mengetik. “Sakit gigi saya, Dok.” jawabnya singkat. Dalam hatiku ingin menjerit. Siapa saja yang menghubungi dokter gigi, pasti keluhannya sakit gigi, bukan sakit mata, atau telinga. Aku masih berusaha untuk sabar dalam membalas pesannya. “Ibu, apakah sakitnya saat makan atau mau tidur, Bu? Apakah Ibu sudah minum obat dalam beberapa hari ini? Apakah Ibu merasakan gigi Ibu berlubang? Jika iya, sudah berapa lama te...

Anak Takut ke Dokter Gigi?

Dok, pada usia berapa, pertama kali gigi anak akan berganti? Pada usia 5 sampai 7 tahun, terjadi masa transisi pada gigi anak. Dimana gigi dewasa telah tumbuh di bawah gusi, dan menekan gigi susu di atasnya, sehingga akar gigi susu akan mengalami keropos sedikit demi sedikit. Gigi susu akan menjadi goyang. Saat gigi susu anak goyang, maka gigi susu harus dicabut dengan segera. Apakah yang akan terjadi jika gigi susu tidak dicabut dengan segera? Ada kemungkinan terjadinya maloklusi. Maloklusi menurut KBBI, kelainan susunan gigi geligi rahang atas dan bawah yang berhubungan dengan bentuk rongga mulut serta fungsi. Bahasa singkatnya, gigi menjadi tidak rapi. Mengapa banyak anak-anak yang takut ke dokter gigi, Dok? Manusia yang dikategorikan sebagai anak-anak adalah manusia yang berusia 0 sampai 10 tahun. Pada usia tersebut, anak belajar banyak hal baru. KIta sebagai orang dewasa, ketika melakukan hal baru untuk pertama kali, pasti akan merasa begitu takut saat akan menghadapinya. Begitu j...

Cabut Gigi pada Pasien Periodontitis, Apakah Perlu?

Pada dua judul tulisan, yang saya tuliskan beberapa hari lalu, saya membahas mengenai penyakit pada rongga mulut, yaitu gingivitis dan periodontitis. Gingivitis merupakan penyakit radang gusi yang disebabkan oleh karang gigi. Periodontitis merupakan terjadinya kegoyangan pada gigi karena terjadinya penurunan tulang alveolar atau tulang penyangga gigi. Periodontitis merupakan lanjutan dari perjalanan penyakit gingivitis yang tidak disembuhkan. Kegoyangan pada gigi yang terjadi terdiri dari tiga derajat keparahan. Apa saja tiga derajat kegoyangan gigi, Dok? Derajat satu yaitu ketika kegoyangan gigi sedikit lebih besar dari normal. Derajat dua yaitu ketika kegoyangan gigi sekitar 1 mm anterior (depan) dan posterior (belakang). Derajat tiga, yang paling parah, yaitu kegoyangan lebih dari 1 mm ke segala arah dan/atau gigi dapat ditekan ke arah apikal (akar). Dok, apa saja pilihan pengobatan untuk penyakit periodontitis? Apakah harus dilakukan pencabutan gigi, Dok? Terdapat dua pilihan pengo...

Putih Hitam dalam Kehidupan

Putih identik dengan sesuatu hal yang suci serta murni, sedangkan hitam sebaliknya. Hitam identik dengan sesuatu yang gelap serta kotor. Dalam hidup, akan selalu ada putih dan hitam. Hal-hal yang akan terlihat jelas perbedaannya. Putih, seperti kapas. Kertas yang awalnya berwarna putih, bersih tanpa coretan. Andaikan kita goreskan tinta hitam, maka kertas tidak akan bersih lagi. Jika ingin bersih seperti semula, kita harus menghapus coretan tersebut, bukan? Hitam, seperti dosa yang terus menumpuk dalam diri. Akankah diri ini terus berada di jurang kegalapan? Atau justru lekas bertaubat dan membersihkan diri sehingga hidup menjadi putih dan suci kembali? Dari kedua hal tersebut, diri sendiri yang harus menentukan pilihan jalannya. Warna putih dan hitam jika keduanya dicampur, akan menjadi abu-abu. Ketika kita hidup dalam dunia kelabu, berarti kita hidup dalam keadaan yang tidak jelas. Jangan mau hidup dalam keadaan yang abu-abu. Hiduplah dengan dua pilihan, hitam atau putih.  Idealn...

Apakah Penyebab Gigi Goyang?

Pada tulisan sebelumnya, saya membahas mengenai radang gusi. Gusi yang mengalami peradangan dapat terjadi jika terdapat karang gigi yang menekan gusi. Jika seseorang sudah terkena radang gusi, maka hal yang harus dilakukan adalah membersihkan karang gigi. Lantas, apakah yang dapat terjadi, jika sudah terjadi radang gusi tapi tidak langsung dibersihkan?  Plak-plak baru akan menempel pada karang gigi. Karang gigi akan semakin tebal, serta infeksi bakteri akan terus meluas hingga ke jaringan periodontal. Ada sebuah istilah baru disebutkan di tulisan ini, jaringan periodontal. Apakah jaringan periodontal itu? Jaringan periodontal merupakan jaringan yang berada di sekeliling gigi dan memiliki fungsi sebagai penyangga gigi. Gusi merupakan bagian dari jaringan periodontal. Selain gusi, terdapat sementum, jaringan ikat periodontal, serta tulang alveolar.  Jika infeksi bakteri meluas sampai jaringan penyangga, maka tidak hanya gusi yang akan turun, jaringan ikat periodontal akan menghi...

Ranjang Pegas setelah Satu Tahun Lewat Enam Bulan

Hari ini, Senin, 23 Juli 2024. Sudah satu tahun lewat enam bulan aku merantau ke desa ini. Awalnya aku kaget karena terdapat desa di tengah hutan belantara. Listrik bahkan belum masuk ke desa ini. Berbanding terbalik dengan kehidupanku sebelumnya di Ibukota. Dulu, hampir setiap hari aku pesan antar makanan dari apartemen. Minimarket ada dimana-mana. Sayuran dan daging segar selalu tersedia setiap hari. Sekarang, bahan makanan sulit sekali didapatkan. Tidak ada minimarket, sayuran atau daging segar hanya tersedia setiap hari Kamis dan Minggu. Sudah satu tahun enam bulan juga aku hanya tidur di atas kasur Palembang, yang aku dapatkan dari teman yang telah pindah dari tempat kerjaku. Kasur itu ditumpuk dengan kasur busa tipis yang tengahnya sudah robek digigit tikus. Kudapatkan juga dari teman lainnya yang sudah bekerja di tempat lain. Selama ini, aku tidur tidak nyaman. Aku menunda untuk membeli kasur  yang layak karena kupikir aku hanya tinggal sementara. Jika kamu tanya kepada...

Berkenalan dengan Gingivitis

Gingivitis diambil dari dua kata, gingiva dan itis. Gingiva atau gusi, merupakan jaringan lunak yang terdapat dalam rongga mulut manusia. Sedangkan itis, merupakan suatu peradangan. Jadi, gingivitis adalah suatu peradangan yang terjadi pada gingiva atau gusi di dalam rongga mulut manusia. Penyakit ini sering disebut dengan radang gusi. Sebenarnya, bagaimana ciri-ciri gusi yang sehat? Apa bedanya gusi sehat dan gusi yang radang? Gusi yang sehat itu berwarna merah muda, kenyal, dan tidak mudah berdarah ketika kena sentuhan atau tekanan. Sedangkan gusi yang sedang radang, berwarna merah gelap atau pekat, terlihat bengkak, dan mudah sekali berdarah saat kena sentuhan atau tekanan ringan. Ada berapa jenis radang gusi atau gingivitis? Gingivitis yang paling sering ditemukan dua jenis. Gingivitis akut dan gingivitis kronis. Gingivitis akut terjadi tiba-tiba dan durasinya pendek, sedangkan gingivitis kronis merupakan hasil penumpukan dari gingivitis akut, terjadi dalam jangka waktu yang lama. ...

Sepatu Favorit

Sudah dua tahun aku hidup bersama Nisa. Aku selalu mendampingi Nisa di luar rumah. Langkah demi langkah, kami lalui bersama. Saat matahari sedang terik-teriknya, aku menemani Nisa berjalan melewati jalanan beraspal di Ibukota. Kami berjuang bersama di tengah udara kotor hasil pembakaran mesin kendaraan bermotor. Menghirup oksigen yang sudah banyak terkontaminasi karbon dioksida dari ratusan kendaraan bermotor di Jakarta. Suatu ketika Nisa mengajakku ke daerah baru yang lebih sejuk. Kami menempuh perjalanan sekitar 3 jam dari Jakarta dengan menggunakan mobil yang dikendarai oleh Nisa. Hari itu hari Minggu. Kami berangkat sebelum matahari terbit, sesudah Nisa melaksanakan sholat Subuh. Selama perjalanan, matahari belum menampakkan batang hidungnya. Langit terus berwarna kelabu. Setetes dua tetes air turun dari langit menimpa kaca depan mobil. Nisa bergegas menyalakan penyeka kaca depan agar pandangannya tidak terhalang oleh air hujan. Hari itu hujan sangat deras. Nisa turun dari mobi...

Kipas yang Terus Berputar

Dear, kipas. Apakah kamu tidak bosan, berdiri diam sepanjang hari melakukan hal yang sama? Baling-balingmu terus menerus berputar, dengan kekuatan yang berbeda. Jika siang hari, baling-balingmu berputar dengan kekuatan penuh. Menyegarkan jiwa yang panas. Jika malam hari, energi baling-balingmu tidak keluar terlalu banyak, karena hanya disetel dengan kekuatan paling ringan. Sesekali kepalamu bergerak ke kanan dan ke kiri. Sesekali kepalamu diam, menghadap ke satu arah. Ekormu yang berwarna putih, menyambung terus dengan sumber listrik, karena dengan itu, baling-balingmu akan tetap bergerak dan kau akan mengeluarkan udara segar untuk badan yang berkeringat. Dear kipas. Tubuhmu kokoh, layaknya muda mudi yang pergi ke gimnastium setiap hari untuk berolahraga. Dengan balutan alumunium di sepanjang tubuhmu, membuat dirimu dapat berdiri tegak di atas lantai berkeramik tanpa berpindah tempat sedikitpun. Warna tubuhmu yang hitam metalik, menambah daya tarik tubuhmu. Membuatku ingin memilikimu l...

Laporan kepada Ibu

“Bu, bu, au mam aci ma yam reng….” ujar Gibran sambil memegang robot ultraman merah di tangan kanannya.  Maksud perkataannya adalah bahwa ia makan nasi dengan lauk ayam goreng. Tak lama kemudian, ia mengambil robot ultraman hitam di tangan kirinya. “Duarr…” katanya sambil mengadu kedua ultraman tersebut dengan kedua tangannya. Seolah-olah keduanya sedang bertarung dalam memperebutkan sebuah teritorial kekuasaannya. Tak lama kemudian, anak yang bulan November tahun ini genap berusia 3 tahun itu pun asyik dengan kegiatannya tersebut. “Gibraaan, ayo bangun, Nak. Kamu harus sekolah. Ini hari pertama sekolah.” ujar seorang wanita berusia pertengahan 30, sambil merapikan posisi bantal. Tangannya kemudian menggoyangkan badan Gibran perlahan. Berharap agar anak sulungnya lekas terbangun karena jam dinding sudah menunjukkan pukul 06.00 waktu indonesia bagian barat. Dimana jam mulai sekolah pukul 07.00. Hari ini adalah hari pertama Gibran duduk di bangku sekolah dasar. Gibran hari ini sudah ...

Menggapai Impian

Ketika kita hidup di dunia, ada kalanya kita ingin menggapai banyak hal. Hal-hal yang terus menerus menjadi ambisi yang harus tercapai. Keinginan untuk menunjukkan pada dunia bahwa diri ini bisa menjadi panutan. Hasrat terpendam untuk bisa membuktikan diri pada keluarga bahwa saya mampu untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Maka ketika usia seseorang bertambah, itulah saat yang tepat untuk menunjukkan perubahan ke arah yang lebih produktif, seperti menghasilkan sebuah karya, buku salah satunya. Tentu saja untuk menggapai impian tersebut, tidak bisa dengan sekali kedip. Perlu usaha untuk memahami, darimana saya harus memulainya? Perjalanan berkenalan dengan kawan baru untuk membuka mata terhadap bidang baru, untuk mengejar cerita inspiratif yang dapat menggugah sanubari, untuk mendapatkan ide terobosan baru yang lebih energik dan kreatif. Selanjutnya mengaplikasikan pelajaran dalam kehidupan. Ilmu yang telah didapatkan namun tidak diterapkan, akan menguap begitu saja. Hilang bersama he...

Hiduplah karena Ingin Hidup

Hidup di dunia itu sifatnya sementara. Hidup yang kekal, ya di akhirat. Lantas mengapa manusia seringnya berlomba-lomba untuk mencapai hal terbaik di dunia? Padahal, hidup di dunia tujuannya untuk mencari bekal dan tabungan di akhirat. Bukan untuk dinikmati sementara. Dunia itu fana, akhirat yang kekal. Adakalanya, manusia ingin melanjutkan hidup bukan karena keinginan dalam diri sendiri. Melainkan karena orang lain. Orang tua, kekasih, anak. Memikirkan orang lain. “Kalau tidak memikirkan anakku, aku pasti memilih mengakhiri hidup.” “Aku bertahan hidup karena ada orang tua yang harus aku jaga.” Padahal, hiduplah karena diri sendiri ingin bertahan hidup. Hiduplah karena ingin menikmati sisa usia. Hiduplah karena hidup adalah keinginanmu. Jalani hidup kita dengan baik, sebagai bentuk rasa syukur kita terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menikmati hidup dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya menghargai setiap keputusan yg dipilih, enjoy dalam menjalankan kehidupan, tidak menjalankan ...