Cabut Gigi?

Ingat cerita tentang Mama Andi? Pasien perempuan berusia 40 tahun yang mengeluhkan sakit gigi. Saat ini, Mama Andi sedang aku periksa di Poli Gigi. Ternyata, Beliau tidak mengerti jika aku ajak bicara dengan bahasa Indonesia!


“Pas keur tuang teh, nyeri pisan, teu tahan. Abi tos nginum obat oge.” ujar Mama Andi. Maksudnya, saat Beliau makan, terasa nyeri yang tidak tertahankan. Beliau juga sudah minum obat.


Muhun. Mama Andi, hapunten buka mulut heula, abi mau lihat sakedap giginya.” kataku. Aku mau melihat kondisi rongga mulutnya.


Hayuk, Aaaaaaaaa….” lanjutku sambil membuka mulut lebar-lebar, tentu saja tidak dapat dilihat oleh Mama Andi karena tertutup oleh masker. Mama Andi mengikuti instruksiku. Bukaan mulutnya cukup lebar, sehingga aku dengan jelas melakukan pemeriksaan fisik pada rongga mulutnya. Hasilnya adalah terdapat tiga gigi belakang kanan yang berlubang besar dan satu sisa akar.


“Mama Andi, ieu aya tunggul hiji. Aya lobang besar oge, tilu. Ari tunggulnya teh kudu dicabut, ari lobang kudu ditambal.” ucapku. Mama Andi terlihat bingung. Intinya, sisa akar harus dicabut, gigi lubang harus ditambal. Aku bertanya mengenai tensinya ke perawatku.


“Bagus, Dok. 115/78.” kata Bia, perawat gigiku.


“Makasih, Bi.” kataku pada Bia. Bia lalu sibuk menyiapkan informed consent dan alat untuk cabut gigi. Aku kembali mengedukasi Ibu Fitri mengenai diagnosa, cara pencabutan gigi, komplikasi, serta risiko.


“Mama Andi, hayu, abi cabut yaa tunggulnya.” kataku sambil memegang alat suntik yang berbentuk seperti pulpen.


“Kela kela, Neng, nyeri teu?” tanyanya sambil menjauhkan tanganku dari tubuhnya. Aku kaget, refleks kujauhkan tanganku yang memegang jarum suntik.


Rasanya kaya digigit semut weh, nyeri saeutik” jawabku.


“Oke, Neng, cabut weh, nyeri wae huntu abi teh.” kata Ibu.


Lima menit kemudian.

“Atos, Neng?” tanya Mama Andi. Aku mengangguk sambil menulis resep.


“Teu nyeri, Neng. Abi bade cabut sadayana huntu abi, Neng” katanya sambil tertawa.


Aduhai Mama Andi, bukan begitu cara kerjanya.


Murung Raya, 26/9/24

  1. Nis

#30DWC #30DWCJilid47 #Day16


Comments

Popular posts from this blog

Aku ingin Tinggal di Istana

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit