30 Days Writing Challange: Apa kendalanya?

Halo! Tulisan ini sudah gue tulis pada hari yang seharusnya. Kendala yang gue hadapi terhadap 30 Days Writing Challange (30 DWC), bukan karena tidak memiliki topik menulis. Gue sudah membuat kerangka berpikir selama tiga puluh hari. Gue sudah membuat tema perhari beserta rincian apa saja yang mau gue tuliskan. Walaupun gue tidak ikut kuis yang diadakan oleh panitia. Biarkanlah. Karena saat ini tujuan gue menulis bukan untuk mendapatkan poin, karena gue ingin memiliki rekam jejak selama gue Nusantara Sehat. Tentu saja gue senang dan bahagia jika mendapatkan poin. Guepun senang bersaing. Buat gue saat ini 30 DWC adalah tools buat gue untuk mendapatkan tujuan gue, membuat rekam jejak tulisan selama hidup di pelosok Kalimantan Tengah. 30 DWC hadir dan membantu gue menyalurkan tulisan gue. Mungkin kalau tidak ada 30 DWC, kenangan gue selama di Kalimantan Tengah, ide-ide gue yang meraung di kepala gue, akan hilang begitu saja di telan waktu.

Salah satu kendala yang gue alami saat menulis adalah sinyal yang tidak stabil. Jujur saja ketika selesai menulis dan diwajibkan oleh panitia untuk menggunggah ke sosial media itu rasanya sulit sekali. Gue senang sekali berantem sama sinyal. Panitia sempat memberikan alternatif untuk meminta tolong Guardian (ketua kelompok) dari 30 DWC untuk minta tolong diunggah ke sosial media. Namun, SMSpun di rumah gue sulit, karena tidak mendapatkan jaringan dan harus berada di wilayah Puskesmas terlebih dahulu untuk mendapatkan jaringan yang stabil. Di Puskesmas juga jaringan juga tidak selalu stabil, tatkala hujan ataupun cuaca buruk akan membuat sinyal sangat jelek. SMS juga bisa tidak terkirim. Sinyal inilah yang membuat mood menulis jadi berantakan. Kalau gue bisa update tulisan tengah malam, tentu saja itu karena gue sedang bermalam di Puskesmas bersama teman. Gue tidak berani berangkat ke Puskesmas sendirian malam hari.

Kendala lainnya yang gue alami saat menulis adalah konsistensi menulis pada jam tertentu. Pada awal mulai 30 DWC gue sempat tertinggal menulis, karena baru mendapatkan informasi harus menulis dan mengunggah di sosial media pada siang hari itu juga. Ketika itu gue menulis pada siang hari, namun saat sore ingin gue unggah di blog, sinyalnya hilang di rumah. Gue coba untuk mengunggah pada malam hari,  namun tetap tidak bisa. Akhirnya gue putuskan untuk tidak mengunggah pada malam itu. Lalu gue putuskan untuk menulis di malam sebelumnya dan mengunggah pagi atau siang harinya. Namun hal ini menjadi sulit ketika dalam satu malam gue tidak menulis, sehingga terpaksa menulis pada pagi hari. Hal ini akhirnya menjadi kebiasaan, sehingga gue tidak konsisten menulis pada malam hari sebelumnya dan membuatnya jadi kebiasaan menulis di pagi hari yang menyebabkan telat mengunggahnya juga. Hal ini menjadi siklus tidak baik yang harus diubah menjadi kebiasaan baik, yaitu menulis di malam hari sebelumnya agar meringankan pekerjaan di esok harinya. Sulit sekali menjadi konsisten, namun harus dibiasakan.

Semangat, Fighters!

Muara Maruwei 1, 26 Mei 2023
-nisrinaqotrun-
#30DWC #30DWCJilid42 #Day16


Comments

Jirfani said…
Mantep, Bu Dok!
Semoga Allah lancarkan dan mudahkan segala urusan di sana.
Semoga segala yang dilakukan di sana memberi dampak baik untuk banyak pihak.
diksibunda.com said…
Kakak, semoga dimudahkan segala urusan. Sehat selalu ya. Tulisan ini akan menjadi saksi perjuangan.

Popular posts from this blog

Hiduplah karena Ingin Hidup

Sepatu Favorit

Ini tentang Iman kepada Allah