Posts

Showing posts from 2023

Sebuah Ajakan

"Eh, kamu ingin segera menikah, tidak?" tanyanya pada suatu malam di warung makan ayam pinggir jalan. Aku yang sedang meminum es teh manis, seketika menghentikan kegiatanku. Aku menatap wajahnya tanpa ekspresi. "Maksud kamu apa bertanya seperti itu? tanyaku kembali. "Yaa, kalau kamu ingin segera menikah, ingin aku ajak menikah." jawabnya sambil terkekeh tanpa melihat mataku. Aku mengalihkan pandanganku menuju gelas, Lalu aku memegang sedotan dengan jari kananku. Aku putar sedotannya dengan gerakan searah jarum jam. Padahal sudah tidak ada lagi gula yang harus kuaduk. Akhirnya aku menyeruput isinya perlahan. Aku butuh air untuk melegakan kerongkonganku. Aku terdiam, masih sambil menatap ke arah gelas tanpa mengucapkan sepatah kata. Rasanya kata-kata tertahan di tenggorokanku. Dia masih menatap layar telepon genggamnya. Kulirik dia sekilas dengan sudut mataku. Entahlah, ucapannya tadi terdengar dengan nada bercanda. Kita memang sudah berteman dekat sejak lama. Na

Curhatan tentang Stunting dan Indonesia

Gue mau melanjutkan tulisan mengena stunting . Jujur, menjadi petugas pelaksana itu lebih sulit dibandingkan menjadi atasan. Gue tidak suka menjadi pelaksana, karena gue suka melakukan segala hal dengan sempurna. Saat gue pergi ke Kalimantan, gue baru menyadari beberapa hal. Beberapa wanita memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari gue, dan pria memiliki tinggi badan yang hampir sama dengan gue. Di Bandung atau Jabodetabek, sudah jarang gue temukan hal ini. Sepertinya dapat gue hitung dengan jari. Namun di sini, banyak. Gue tidak mengatakan bahwa mereka stunting. Gue mengambil kesimpulan bahwa, kemungkinan, nutrisi ibu di desa kurang daripada nutrisi ibu di kota. Indonesia ini luas sekali. Bukalah persepsi kamu mengenai Indonesia. Jika seumur hidup belum pernah tinggal di desa. Cobalah beberapa bulan hidup di desa. Buka mata, buka pikiran, dan buka hati. Kuliah Kerja Nyata yang dahulu gue laksanakan di Desa Kuningan, Jawa Barat. Dimana tidak ada akses transportasi umum menuju kota k

Stunting, Telur, dan Pak Jokowi (2)

Kemarin gue sudah membahas mengenai perjalanan dinas dan rapat untuk mengendalikan angka stunting. Kali ini gue ingin membahas mengenai telur. Menurut WHO tahun 2020,  stunting  adalah pendek atau sangat pendek berdasarkan panjang/tinggi badan menurut usia yang kurang dari -2 standar deviasi (SD) pada kurtumbuhan WHO yang terjadi dikarenakan kondisi irreversibel akibat asupan nutrisi yang tidak adekuat dan/atau infeksi berulang/kronis yang terjadi dalam 1000 Hari Pasca Kelahiran (HPK). Definisi ini gue kutip dari website Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan (DitJenNaKes) di https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/1388/mengenal-apa-itu-stunting Dari definisi tersebut, sebenarnya sudah jelas bahwa penyebab terjadinya stunting adalah asupan nutrisi yang tidak adekuat. Kondisi tersebut irreversibel , atau permanen. Beberapa minggu yang lalu, gue sempat mengikuti kegiatan program Gizi Puskesmas ke salah satu desa di wilayah kerja Puskesmas gue yang merupakan lokus stunting . Gue melihat

Stunting, Telur, dan Pak Jokowi (1)

Image
Halo,  sebetulnya sudah beberapa hari ini gue mau memberikan opini mengenai stunting. Saat ini, stunting sedang menjadi isu nasional. Bahkan, dalam bab akreditasi, stunting memiliki satu bab tersendiri dalam isu kesehatan nasional. Dua hari belakang ini, sepupu gue dan beberapa orang teman mengunggah tulisan ini: Dalam highlight menyebutkan bahwa anggaran stunting sebesar enam miliar rupiah habis untuk perjalanan dinas dan rapat, dibandingkan membeli telur. Oke, mari gue ceritakan.. Hal pertama yang ingin gue bahas adalah perjalanan dinas dan rapat. Gue pernah sekali mengikuti rembuk stunting yang diadakan oleh Kebupaten Murung Raya, yang saat itu dihadiri oleh istri Bupati Murung Raya yang menjabat sebagai ketua PKK Murung Raya (MuRa). Dalam pertemuan tersebut, Beliau memang memberikan arahan untuk Puskesmas yang memiliki lokus stunting untuk melakukan pendataan terhadap balita stunting, serta memberikan masukan apa yang harus dilakukan oleh Puskesmas, aparat desa, serta kader Posyand

30 DWC 42

Image
Wow! Sungguh aku tidak menyangka dapat menyelesaikan 30 Days Writing Challange yang diberikan bimbingan oleh mentor super, yaitu Kak @rezky_passionwriter dan Kak @rizkamamalia. Ada banyak tantangan dalam menulis selama 30 hari ini. Dimulai sejak hari pertama! Tidak ada sinyal membuat aku stres dan mendapatkan point minus satu. But, it is okay, namanya juga proses, pasti ada naik turunnya. Seru sekali menulis selama sebulan penuh. Aku yang terkadang menulis tengah malam, lalu diberikan tantangan berdasarkan tema tertentu, agak sedikit kaget juga. Pelajaran terbaik yang aku dapatkan adalah teman-teman dalam satu Squad yang saling mendukung satu sama lain. Walaupun ada dua orang yang drop out. Alhamdulillah sisa Fighters -nya dapat menyelesaikan sampai hari ke-30 ini. Pelajaran lain yang aku dapat adalah, jika aku tidak menulis, maka kosong sekali rasanya raga ini. Menurutku, karena ada support system yang baik pula makanya semangatku untuk menulis jadi terpacu. Terimakasih juga kuucap

Rumah dan Tangga

Image
Menurut KBBI, ru.mah., merupakan bangunan untuk tempat tinggal.  Tang.ga., merupakan sesuatu yang bertingkat-tingkat; alat belajar dan sebagainya yang kesukarannya berjenjang meningkat; tingkatan. Sedangkan ru.mah tang.ga artinya yang berkenaan dengan urusan kehidupan dalam rumah; berkenaan dengan keluarga. Namun, jika melihat foto di atas, dapat diartikan menjadi rumah yang memiliki tangga. Dalam kehidupan, setiap kalimat yang terucap atau setiap peristiwa yang terjadi. Pasti memiliki penafsiran tersendiri. Tergantung dari sudut mana mata kita memandangnya. Tergantung dari perspektif mana kita berusaha memahaminya. Apakah sisi positif? Ataukah sisi negatif? Terkadang, kita harus melalui hasil negatif dulu, baru mendapatkan hasil positif. Dalam proses mendapatkan model kerja, contohnya. Harus mencetak dengan alginat terlebih dahulu. Untuk mendapatkan cetakan negatif. Baru kemudian di cor dengan gips. Lalu didapatlah model kerja sebagai cetakan positif. Atau dalam mencetak photo dari ka

Reaksi Alergi, Apa Obatnya?

Sungguh, baru kali ini mengalami reaksi alergi yang begitu membuat gue sangat bersedih. Awalnya, di punggung kaki gue terdapat bentol kecil, lalu muncul gatal. Kemudian lenganku juga gatal. Gue berusaha menahan rasa gatalnya dengan menggunakan Cetirizine . Gatal berkurang sehabis meminum obat. Namun, esokannya masih tetap gatal. Lalu, aku terpikirkan untuk minum obat Methylprednisolon sebagai pengganti Dexamethasone dan (masih) Cetirizine . Gue teman perawat, Shinta dan Nuni, mereka bilang pakaikan salep Betamethasone . Kupakaikanlah pada siang itu, kubawa istirahat tidur. Lalu saat sore harinya gue bangun karena ada kegiatan penyuluhan mengenai Hipertensi di Desa Muara Maruwei dua, gue baru menyadari bahwa gatal merambat dari lengan bawah sampai ke lengan atas, dari yang tadinya hanya di punggung kaki, kini merambat sampai pangkal paha. Bahkan, sekarang ditambah kemerahan pada bagian-bagian tersebut. Gataaaal sekali rasanya. Gue mencari tahu mengenai dokter spesialis kulit di RSUD P

Gigi Manusia

Terima kasih kepada Kak Jamal yang telah menyumbangkan ide mengenai tulisan di hari terakhir menulis di 30 Days Writing Challenge. Tema hari ini seputar gigi bungsu. Di dalam rongga mulut manusia, terdapat berbagai organ dan jaringan, salah satunya gigi. Gigi merupakan salah satu anggota tubuh manusia terkuat yang tidak mudah hancur. Namun, jika bakteri sudah bersemayam pada gigi, maka gigi akan lebih cepat keropos. Nah, gigi yang keropos ini dalam bahasa medisnya dinamakan karies. Salah satu faktor yang mempercepat terbentuknya karies adalah kondisi rongga mulut. Jika asam, maka bakteri akan lebih cepat berkembang biak. Faktor lainnya yaitu, jenis makanan dan minuman. Jika senang makan dan minum manis, maka akan lebih banyak gula yang menempel pada gigi sehingga membersihkan gigi harus lebih ekstra lagi. Padahal, tidak hanya satu gigi yang harus dibersihkan setiap harinya. Ada 32 gigi yang harus dibersihkan oleh orang dewasa selama dua kali dalam sehari yaitu setiap pagi setelah sarap

Nusantara Sehat: Menumbuhkan Niat

Nusantara Sehat: Menumbuhkan Niat Suatu pekerjaan, jika dikerjakan dengan konsentrasi tinggi, maka akan selesai dengan baik dan cepat. Oleh karena itu, hal yang paling utama yang harus dipersiapkan ketika akan memulai suatu pekerjaan adalah, sebuah niat. Proses menumbuhkan niat dari dalam hati, bukanlah hal yang mudah. Ada sebuah proses mengalahkan rasa malas dalam diri. Ada proses berpikir, untuk merencanakan tahapan suatu pekerjaan. Sampai akhirnya niat itu tumbuh dengan sendirinya dan muncul ke permukaan. Bahkan, terkadang ketika niat sudah tumbuh sempurna, rasa malas hadir kembali dan menyerang pertahanan niat yang sempurna. Sehingga menyebabkan eksekusi menjadi tertunda kembali, karena niat telah gugur dilawan oleh rasa malas. Sebuah niat harus diberikan pupuk setiap hari, agar menjadi subur, supaya rencana bisa berjalan dengan seharusnya. Namun, adakalanya niat yang sudah bulat harus direlakan, karena ia hadir pada kesempatan yang salah. Proses rekrutmen Penugasan Khusus Nusantar

Hal-hal Menakutkan saat Beranjak Dewasa

Hal-hal Menakutkan saat Beranjak Dewasa. Semakin mendekati usia kepala tiga, menurutku semakin banyak hal-hal menakutkan dalam kehidupan. Salah satunya ketakutan untuk melangkah maju, seakan diri ini terjebak dalam kehidupan di awal kepala dua. Ingin melangkah maju, namun pikiran tetap jalan di tempat. Diri ini tidak ingin kecewa, namun hidup tetap terus berjalan. Seakan tidak mengizinkan untuk beristirahat barang sejenak. Seperti jarum jam yang terus bergerak, bahkan jarum jam dapat berhenti bergerak jika baterai habis. Menjadi orang dewasa itu bukanlah sebuah pilihan dalam kehidupan. Tumbuh dewasa merupakan kenyataan hidup yang harus dijalani. Semakin banyak pilihan, semakin banyak pertimbangan. Terkadang justru kita tidak perlu banyak menimbang, yang dibutuhkan adalah memutuskan. Hal yang menurutku sulit untuk dilakukan yaitu memutuskan sebuah pilihan. Memutuskan pilihan untuk hidup merantau atau tinghal dengan orang tua, memutuskan untuk menikah atau menunda menikah, memutuskan unt

After Nusantara Sehat, What’s Next?

Judul kali ini akan membicarakan masa depan. Masa yang masih dalam perencanaan dalam kehidupan aku. Bagian ini yang paling aku senangi dalam hidup. Aku ini orang planning, aku senang merencanakan, walaupun rencanaku masih ada yang tidak berjalan sempurna. Kontrak Penugasan Khusus Nusantara Sehat yaitu selama dua tahun. Lalu, apa yang akan aku lakukan selama tahun-tahun ke depan setelah kontrakku berakhir? Jujur aku masih bingung. Namun yang pasti akan aku lakukan, aku ingin melanjutkan sekolah spesialis (atau magister). Yang pasti harus dengan bantuan beasiswa, karena jujur untuk melanjutkan sekolah lagi, aku membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Di usiaku yang kepala tiga di tahun depan, tidak mungkin lagi aku meminta tolong Bunda untuk membiayai kuliahku. Aku sudah tidak tega lagi meminta Bunda mengeluarkan uang untukku. Sekolah lanjutan ini, masih dalam tahapan perencanaan. Karena waktunya tidak sebentar, butuh sekitar dua sampai lima tahun untuk memperpanjang gelar. Jujur, niatku u

Dokter Gigi Pertama di Puskesmas Batu Bua

  Dokter Gigi Pertama di Puskesmas Batu Bua Sebelum aku berangkat ke Puskesmas Batu Bua, seingatku, aku tidak pernah mengetahui bahwa sebelumnya tidak pernah ada dokter gigi. Salahku, karena aku tidak pernah bertanya pada pegawai Puskesmas sebelumnya. Kapan aku mengetahui fakta tersebut? Ketika aku pertama kali sampai ke Dinas Kesehatan Kabupaten Murung Raya. Sepertinya, di sanalah aku baru diberitahu oleh Ibu Kepala Bidang bahwa di Puskesmas penempatanku tidak terdapat dental unit, karena memang sebelumnya tidak pernah terdapat dokter gigi. Saat itu, beliau berjanji bahwa tahun depan (maksudnya tahun 2023 ini, karena aku sampai di Kabupaten Murung Raya pertama kali di awal Desember 2022). Alhamdulillah akhirnya di pertengahan tahun ini, inshaAllah dental unitnya sedang dalam pengiriman menuju Puskesmas. Yeay! Can not wait!!!! Yang ada dalam ingatanku, beberapa tahun lalu, saat awal masuk koas, aku pernah menulis dalam catatanku, bahwa sebelum usia 30 tahun, aku ingin membuka klinik gi

Apakah dokter gigi itu spesialisasi dari dokter umum?

Ketika aku berangkat ke desa, masih banyak masyarakat yang mengira bahwa aku ini dokter spesialis. Salah satu pertanyaan yang sering ditanyakan adalah, “Sekolahnya berapa tahun, Dok?” Ya, aku jawab saja, “Sembilan tahun, Kak.” Padahal karena memang akunya yang koasnya lama. Jangankan masyarakat desa, masyarakat di kota besar juga masih ada masyarakat yang belum paham mengenai profesi dokter gigi. Jawaban dari pertanyaan pada judul di atas, adalah bukan. Pendidikan dokter gigi setara dengan dokter umum. Para dokter gigi menempuh pendidikan sarjana selama tiga sampai empat tahun, baru kemudian harus menjalani kuliah profesi, sebagai koas dokter gigi. Begitu pula dengan dokter umum. Nah, perbedaannya, kalau koas dokter gigi inilah yang waktunya tak terhingga, tergantung keinginan dan niat masing-masing individu. Oh ya, dan tergantung universitas juga🙈 Sekarang sudah banyak akun Instagram atau platform online yang menjelaskan mengenai profesi dokter gigi, kuambil contoh @intipkuliah . Dul

Nusantara Sehat: Apakah Layak Diperjuangkan?

  Jika kamu bertanya padaku, apakah pergi ke pedalaman Nusantara Indonesia ini layak untuk diperjuangkan? Jawabanku tentu saja, “Ya, Nusantara Sehat sangat layak untuk diperjuangkan!” Penugasan Khusus Nusantara Sehat ini tidak diperuntukkan bagi kamu yang anak mami, atau seseorang yang tidak memiliki keinginan untuk mencoba hal baru. Bahkan jika kamu seseorang yang senang berlomba-lomba dalam mencapai jabatan tertentu di sini, Nusantara Sehat bukanlah tempat kamu bertarung dalam sebuah olimpiade kehidupan. Menurutku, lebih baik berkompetisi dengan diri sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari setiap tahapan kehidupan. Menjadi seorang peserta Nusantara Sehat berarti kamu siap menjalani peran menjadi manusia yang lebih bermanfaat bagi manusia lainnya. Kamu diharapkan menjadi sumber inspirasi bagi masyarakat pedesaan, khususnya dalam bidang kesehatan. Tidak bisa dipungkiri, pola pikir masyarakat kota lebih maju. Tapi satu hal yang harus dicatat, jangan sampai lupa diri, jangan s

Nusantara Sehat: Jebakan Ayam

Salah satu materi yang diberikan saat pendidikan dan latihan menuju penempatan Penugasan Khusus Nusantara Sehat adalah materi Bela Negara. Materi yang membuat aku tertidur ketika pembicara menyampaikannya. Entah karena pembicaranya yang membosankan, materinya yang abstrak, atau memang aku yang hobi tidur kapanpun dan dimanapun.  Materi ini di sampaikan oleh seorang pejabat tentara. Pematerinya penuh semangat dalam menyampaikan. Materi yang disampaikan sangat beragam, mulai dari diajarkannya baris berbaris, penguatan mental dan kewarganegaraan, sampai yang paling abstrak yaitu membuat video mengenai jebakan ayam. Silakan videonya bisa dilihat di Instagram aku, berikut linknya:  https://www.instagram.com/reel/Clhv9AuDtjk/?igshid=MmJiY2I4NDBkZg== Karena aku yang tertidur saat pemberian materi, jadi aku tidak mendapatkan inti dari tugas tersebut saat mengumpulkan bahannya. Tapi setelah mendapatkan bahan video yang diberikan oleh temanku, akhirnya aku mendapatkan maknanya. Ada hal-hal yang

Nusantara Sehat : Kendala (2)

Hari ini aku mau melanjutkan cerita mengeni krndala yang dihadapi saat menjalani Penugasan Khusus Nusantara Sehat.  Salah satu pertanyaan dari interviewer saat Leaderless Group Disscussion atau LGD yang aku ingat adalah, “Apakah hal yang menjadi hambatan untuk mengabdi ke daerah?” Jawabanku adalah budaya. Tentu saja budaya menjadi salah satu hal utama yang menjadi hambatanku juga. Perbedaan bahasa, kebiasaan, adat istiadat, perilaku, pola pikir, dan agama. Telingaku yang familiar mendengar Bahasa Sunda, sekarang lebih sering mendengar Bahasa Dayak atau Banjar. Aku yang biasa mendengar adzan lima kali dalam sehari melalui speaker masjid, sekarang hanya mendengarkan adzan melalui telepon genggam. Warga yang masih memegang teguh prinsip adat istiadat yang biasanya hanya kudengar melalui cerita, ternyata masih berlaku. Keberagaman budaya di Indonesia, memang patut diacungi jempol. Aku bangga menjadi warga Negara Indonesia. Hal lain yang aku ingat saat meminta tanda tangan pejabat Dinas K

Nusantara Sehat : Kendala (1)

  “Adakah kendala yang kamu hadapi selama beberapa bulan saat mengabdi di daerah terpencil?” Jika ada yang bertanya seperti itu kepadaku, akan aku jawab dengan lantang: “TENTU SAJA ADA!” Aku berani bertaruh, bekerja jauh dari keluarga, menempuh jarak ribuan kilometer dari pulau asal, menahan rindu dengan sang terkasih, merupakan hal yang mau tak mau harus dijalani setiap perantau. Dulu ibuku pernah bercerita mengenai saudara jauhku yang merantau hingga ke pulau sebrang. Beliau jarang sekali pulang kampung. Ternyata memang jika aku perhitungkan kembali, untuk pulang ke kampung halaman membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Selain itu, untuk seseorang yang biasa hidup dengan listrik, air, dan sinyal yang jarang mengalami gangguan, hidup di desa terpencil (atau sangat terpencil) membutuhkan banyak adaptasi. Saat diklat aku kesal sekali dengan mereka yang berkata, “Bu, Pak, maaf sinyal kami tidak dapat open camera.” Kukira itu hanya alasan belaka, ternyata setelah kujalani, ya Allah, pesan

Nusantara Sehat : Bisakah Menjadi Pegawai Tetap?

Halo! Beberapa hari ini gue memiliki hutang tulisan yang di upload ke sosial media. Alasannya tentu saja karena kendala sinyal yang membuat pikiran dan hati menjadi membara. Seharian kemarin gue tidak berangkat ke Puskesmas, yang artinya seharian kemarin gue tidak mendapatkan sinyal. Sedih sekali rasanya karena faktor yang mempersulit bukan diri sendiri, tapi faktor eksternal. Oke, tema hari ini akan membahas mengenai jawaban dari: “ Apakah setelah Purna Tugas Nusantara Sehat dapat menjadi Pegawai Tetap di Puskesmas Penempatan?” Jawabannya tentu saja bisa. Jika di Puskesmas penempatan kamu belum ada tenaga kesehatan yang sama seperti kamu.  Yah, selesai dong tulisan ini karena sudah ada jawaban pasti. Tentu saja belum. Gue mau menjelaskan banyak hal mengenai  Penugasan Khusus Nusantara Sehat. Para peserta Penugasan Khusus Nusantara Sehat dapat mengundurkan diri di tengah penugasan jika lolos dalam tes Calon Aparatur Sipil Negara (CASN), dimanapun penempatannya. Tidak diharuskan untuk

Nusantara Sehat : Berapa Insentifnya?

Hai! Tulisan ini mungkin adalah tulisan yang paling ditunggu-tunggu oleh sebagian besar calon peserta Penugasan Khusus Nusantara Sehat. Tema tulisan kali ini adalah seberapa besar insetif yang diterima oleh para peserta Nusantara Sehat. Atau yang lebih enak didengar, yaitu gaji peserta Nusantara Sehat. Besaran insentif peserta Nusantara Sehat terbagi menjadi beberapa kategori yang diurutkan berdasarkan jenjang pendidikannya serta kriteria penempatannya. Jika diurutkan berdasarkan jenjang pendidikan, maka Dokter dan dokter gigi menempati perolehan insentif tertinggi. Lalu disusul oleh S1 yang memiliki profesi lainnya selain dokter atau dokter gigi, contohnya apoteker atau ners. Di bawahnya lagi untuk S1 dan DIV. Menempati urutan terakhir, yaitu D3 dan tenaga kesehatan lainnya. Jika diurutkan berdasarkan kriteria penempatannya, maka kriteria penempatan sangat terpencil akan mendapatkan insentif yang lebih besar pula dibandingkan kriteria terpencil. Kriteria terpencil akan mendapatkan ins

Nusantara Sehat : Apa Saja yang Dikerjakan?

Hai! Tulisan hari ini akan membahas mengenai apa saja yang dikerjakan oleh para peserta Penugasan Khusus Nusantara Sehat di lokasi penempatan masing-masing. Gue mau mengingatkan kembali, tenaga kesehatan yang dapat menjadi peserta Penugasan Khusus Nusantara Sehat, yaitu dokter, dokter gigi, analis kesehatan, perawat, bidan, kesehatan masyarakat, dan apoteker. Masing-masing tenaga kesehatan yang gue sebutkan di atas memiliki tugasnya masing-masing. Tugas yang paling penting adalah melakukan pelayanan dalam gedung kepada pasien sesuai dengan profesinya masing-masing. Namun, disamping melakukan pelayanan di dalam gedung, terdapat pula pelayanan di luar gedung. Biasanya disebut dengan UKM, upaya kesehatan masyarakat. Sedangkan pelayanan dalam gedung disebut UKP, upaya kesehatan perorangan. Karena pelayanannya memang ditujukan kepada individu. Contoh kegiatan UKM antara lain, posyandu, pelayanan ante natal care (ANC), penyuluhan kader posyandu dan posbindu, atau penyuluhan kesehatan gigi d

30 Days Writing Challange: Apa kendalanya?

Halo! Tulisan ini sudah gue tulis pada hari yang seharusnya. Kendala yang gue hadapi terhadap 30 Days Writing Challange (30 DWC), bukan karena tidak memiliki topik menulis. Gue sudah membuat kerangka berpikir selama tiga puluh hari. Gue sudah membuat tema perhari beserta rincian apa saja yang mau gue tuliskan. Walaupun gue tidak ikut kuis yang diadakan oleh panitia. Biarkanlah. Karena saat ini tujuan gue menulis bukan untuk mendapatkan poin, karena gue ingin memiliki rekam jejak selama gue Nusantara Sehat. Tentu saja gue senang dan bahagia jika mendapatkan poin. Guepun senang bersaing. Buat gue saat ini 30 DWC adalah tools buat gue untuk mendapatkan tujuan gue, membuat rekam jejak tulisan selama hidup di pelosok Kalimantan Tengah. 30 DWC hadir dan membantu gue menyalurkan tulisan gue. Mungkin kalau tidak ada 30 DWC, kenangan gue selama di Kalimantan Tengah, ide-ide gue yang meraung di kepala gue, akan hilang begitu saja di telan waktu. Salah satu kendala yang gue alami saat menulis a

Nusantara Sehat : Pilih Lokus, Terpencil atau Sangat Terpencil?

Sesuai dengan judul yang gue berikan, pilih lokus yang terpencil atau sangat terpencil? Namun sebelumnya gue harus menjelaskan mengenai apa itu lokus. Lokus adalah lokasi penempatan yang dibutuhkan oleh Puskesmas pada saat rekrutmen. Terdapat dua kriteria, yaitu terpencil dan sangat terpencil. Apakah bedanya? Sebenarnya gue kurang mengerti perbedaan kriteria sangat terpencil dan terpencil secara jelas, karena memang dari pihak Kementrian Kesehatan tidak memberikan informasi yang jelas selain perbedaan pada insentif tenaga kesehatan. Namun, dari beberapa hal yang sudah gue pelajari dan pahami, untuk kriteria sangat terpencil memiliki tidak memiliki akses listrik, air bersih, dan sinyal internet yang memadai. Ditambah jarak tempuh dari kota terdekat menuju desa yang memerlukan waktu lebih dari tiga jam perjalanan. Contohnya penempatan gue ini harusnya masuk ke kriteria sangat terpencil, karena tidak ada listrik, air bersih, serta sinyal yang memadai. Sedangkan untuk kriteria terpencil ha

Nusantara Sehat: Pendidikan dan Latihan

Materi pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh Kementrian Kesehatan cukup banyak. Paling banyak materi mengenai Puskesmas, karena penempatannya pada Puskesmas daerah terpencil maupun sangat terpencil. Saat Diklat Penugasan Khusus Nusantara Sehat Periode 40 bulan November kemarin, dilakukan penuh secara daring. Diklat periode gue di fasilitasi oleh Balai Pelatihan Kesehatan (BaPelKes) Semarang. Salah satu teman gue yang diklatnya di fasilitasi oleh BaPelKes Batam, dia tidak sepenuhnya melakukan diklat daring, namun ada luring juga. Jadi dia berangkat ke Batam untuk melaksanakan diklat pada hari-hari terakhir, baru diberangkatkan menuju tempat lokasi penempatan. Penentuan daring atau luring atau pun keduanya, di tentukan oleh Balai Pelatihan Kesehatan masing-masing kelompok. Diklat diadakan setiap hari Senin sampai Jumat dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 15.00. Semua waktu yang gue sebutkan di sini mengacu pada waktu indonesia bagian barat ya. Maksimal pada pukul 07.45 gue sudah ha

Nusantara Sehat: Teknis Rekrutmen Bagian 2

Halo! Lanjut lagi tulisan hari ini membahas mengenai teknis rekrutmen Penugasan Khusus Nusantara Sehat, yang belum selesai. Setelah tahap seleksi berkas dan psikotes. Ada dua tahapan lagi yang belum dibahas, yaitu Leaderless Group Disscussion atau LGD serta interview atau wawancara.  Check this out! Tahapan ketiga adalah  Leaderless Group Disscussion  atau LGD. Setelah selesai psikotes, maka kamu harus mengikuti LGD . Psikotes dan LGD ini dilakukan pada hari yang berbeda. Sedangkan LGD dan interview dilakukan pada hari yang sama. Sesuai arti dalam Bahasa Indonesia, LGD ini tidak ada pemimpinnya. Dibutuhkan inisiatif yang tinggi dari peserta untuk memimpin kelompok diskusi tersebut. Satu kelompok terdiri dari 5-6 orang serta terdapat satu orang penilai dari pihak Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.  Penilai kami perempuan. Penilai tidak diperkenankan melakukan intervensi atau menyanggah atau membenarkan dari setiap jawaban para calon peserta. Penilai hanya memberikan pertanyaan s